berpegang pada eksistensi manusia, bahwa manusia menghadapi dirinya sebagai suatu masalah, merencanakan diri sebagai suatu masalah, merencanaka dirinya
dengan kebebasan yang dimutlakkan, menciptakan diri dengan kebebasan yang dimutlakkan, menciptakan diri sendiri dan nilai-nilainya, kemudian berfungsi
sebagai Tuhan.
17
17
Ibid, hal.52
Terlepas dari paradoks antara religius yang idiealis dan sekuler yang materialis, keduanya adalah dua aliran yang sama-sama berfokus pada manusia
sebagai obyek yang dikaji dalam penjabaran teorinya. Berpatok pada ini, maka dapat diolah bahwa manusia adalah sebagai individu yang menjadi pusat dari
segala sesuatu.
1.5.1.2 Implementasi Humanisme
Dasar humanisme yang meletakkan manusia pada posisi subjek atau objek penelitian memang melahirkan banyak penerapan humanisme. Ideologi populer
seperti Marxisme, Sosialisme, Eksistensialisme, Stalinisme, Komunis, Liberalisme bahkan sampai pada agama yang perdebatannya apakah itu idilogi
atau tidak, semua menggunakan label humanisme. Ragam humanisme ini disatukan dalam kepercayaan mereka mendasari beragamnya pengalaman
manusia. Hal ini adalah mungkin pertama untuk melihat sifat alami manusia yang universal, kedua untuk menemukan dalam bahasa umum rasionalitas. Hal ini
berarti humanisme dapat diimplemantasikan dalam pada berbagai aliran filsafat. Humanisme sebagai sebuah idiologi memang muncul sebagai sebuah
jawaban atas pembelengguan yang terjadi pada masa renaisans. Doktrin yang berkembang pada masa renaisans yang memberikan keleluasaan pada manusia
untuk bereksperimen, lepas dari doktrin dan pengaruh gereja memungkinkan berkembangnya humanisme yang dikedepankan, yaitu bertumbuh dengan panca
indra dan berjiwa dengan akal budinya, manusia kemudian mampu menemukan ilmu pengetahuan yang sifatnya empiris dan rasional.
Universitas Sumatera Utara
Kemunculan humanisme sebagai gerakan pemikiran bersumberkan pada keinginan manusia untuk mengembalikan fitrah dasar manusia, sebagai mahluk
otonom dengan kemampuan rasionalitasnya dan kemerdekaan berpikirnya, humanisme juga lahir sebagai sebuah semangat perlawanan terhadap setiap
kekuatan yang memasung kemampuan dasar alami manusia. Humanism kemudian pada dasarnya terlahir dari keinginan untuk memanusiakan manusia sebagai
manusia sebagai subjek dengan kesadarannya, bukan sebagai objek tanpa kesadaran.
18
Pemahaman atas manusia sebagain individu yang berhak untuk menentukan nasibnya sendiri, untuk membuat sejarahnya sendiri adalah sikap humanistis yang
menjadi roh bagi gerakan pemikiran filsafat lainnya. Hal ini berarti dari humanisme lahir sejumlah pemikiran yang menjadi simbol bagi gerakan
kefilsafatan modern. Dalam konteks ini berarti humanisme telah berimplikasi positif dalam bagi tumbuh kembangnya filsafat modern yang memberikan
perubahan secara revolusioner bagi wajah peradaban manusia. Implikasi positif itu tentu saja terletak pada aspek humanisasi atas diri manusia untuk secara sadar
menemukan menemukan potensi kemanusiaannya.
19
Teori yang dikemukakannya, Krierkagaard banyak menekankan tentang kebebasan dan tanggung jawab dalam banyak tulisannya. Masalah kebebasan dan
tanggung jawab adalah hal yang fundamental dan krusial. Kebebasan dan perjuangan menjadi sesuatu yang selalu yang diperjuangkan oleh setiap individu
manusia. Menurut pendapatnya yang dibutuhkan dalam hidup ini adalah , passion, antusiasme, gairah, semangat, dan keyakinan yang dilandasi oleh kehendak bebas
dan afeksi emosi.
1.5.1.3 Teori Tahap Eksistensi Manusia