Teori Keputusan
2.1 Teori Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pembatasan dan perumusan masalah, membuat beberapa alternatif pemecahan beserta konsekuensi masingmasing alternatif. Kemudian memilih salah satu alternatif pemecahan terbaik untuk selanjutnya melaksanakan keputusan tersebut.
2.1.1. Hakikat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada hakikatnya keputusan diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam organisasi. Kesimpulan yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada hakikatnya keputusan diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam organisasi. Kesimpulan yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal
(∪∪)=()+()+()−(∩)−(∩) pengambilan keputusan dapat bersifat ganda dalam arti bahwa
−(∩)+( ∩) satu keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif ataupun non-
Contoh:
kontradiktif. Kinerja
Baik Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa aspek
2.1.2. Aspek Pengambilan Keputusan
Kriteria dosen
Sangat
Baik (S)
Kurang(K)
Total
(B) antara lain:
Honorer (H)
1. Aspek Pengajaran
Yayasan (Y)
2. Aspek Pembimbingan
Total
3. Aspek publikasi, riset dan pengabdian masyarakat Apabila seorang dosen dipilih secara acak, tentukan
4. Aspek partisipasi kegiatan jurusan
peluang bahwa ia adalah :
Namun yang menjadi pembahasan jurnal ini adalah pada aspek
1. Dosen Honorer (H) dengan kinerja sangat baik (S) pengajaran.
2. Dosen Honorer (H) dengan kinerja baik (B)
3. Dosen Honorer (H) dengan kinerja Kurang (K) Dalam setiap pengambilan keputusan para pengambil
2.1.3. Lingkungan Keputusan
4. Dosen Yayasan (Y) dengan kinerja sangat baik (S) keputusan akan selalu berhadapan dengan lingkungan, dimana
5. Dosen Yayasan (Y) dengan kinerja baik (B) salah satu karakteristiknya yang paling menyulitkan dalam
6. Dosen Yayasan (Y) dengan kinerja Kurang (K) proses
pengambilan keputusan
(Uncertainty), ini adalah salah satu sifat dimana tidak akan
60 50 dapat diketahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa
()= 110 = 0.455 yang datang.
()= 110 = 0.318 kompleks, dimana begitu banyak faktor yang berinteraksi
45 35 Selain sifat ketidakpastian ini lingkungan juga bersifat
dalam berbagai cara sehingga sering tidak diketahui lagi
bagaimana interaksi tersebut berlangsung. Dalam aspek
25 20 pengajaran, proses pengambilan keputusan dilingkungan
(∩)= 110 = 0,182 kampus STIMIK HANDAYANI berdasarkan pada banyaknya
15 20 SKS setiap mata kuliah, banyaknya mata kuliah dan jumlah
(∩)= 110 = 0,182 pertemuan setiap semester . pengkategorian ini memungkinkan
15 15 seseorang dosen mendapatkan keputusan yang berbeda
(∩)= 110 = 0,136 tergantung keputusan kampus.
1. Dosen Honorer (H) dengan kinerja sangat baik (S)
2.1.4. Model Keputusan
2. Dosen Honorer (H) dengan kinerja baik (B) pada semua model keputusan, hampir semua model apakah itu
Ada beberapa elemen dan konsep yang biasanya digunakan
kompleks dan sederhana, dapat diformulasikan dengan
3. Dosen Honorer (H) dengan kinerja Kurang (K) menggunakan suatu struktur standard dan dipecahkan dengan
penggunaan prosedur umum. Dalam hal ini kami menggunakan
4. Dosen Yayasan (Y) dengan kinerja sangat baik (S)
model probabilistik dalam kondisi ketidakpastian yakni
5. Dosen Yayasan (Y) dengan kinerja baik (B) memakai Teorema Bayes.
2.2. Konsep dan Aturan Peluang
6. Dosen Yayasan (Y) dengan kinerja Kurang (K)
2.2.1. Konsep Ringkas Peluang
Dalam beberapa kasus dapat dihitung secara tepat cara
2.3. Peluang Bersyarat (Conditional Probability)
yang berlainan dari mana suatu kejadian tertentu dapat terjadi Secara simbolik peluang bersyarat dinyatakan dengan atau tidak dengan menganggap cara yang mungkin terjadi
P(B|A) yang artinya peristiwa B akan terjadi dengan syarat adalah kemungkinan sama (Equally likely). Peluang yang
peristiwa A terjadi lebih dahulu. Peluang bersyarat adalah diperoleh dengan anggapan yang demikian disebut juga
peluang peristiwa kedua akan terjadi apabila peristiwa pertama peluang teoritis atau probabilistik matematik.
terjadi. Untuk peristiwa yang independen peluang terjadinya Misalnya bahwa suatu peristiwa (A) dapat terjadi dengan
peristiwa B dengan syarat peristiwa A terjadi lebih dahulu n(A) cara dari n(S) kemungkinan cara yang sama, maka
adalah sama dengan peluang akan terjadinya peristiwa B, atau peluang kejadian A (Kinerja Baik) adalah :
secara matematis dituliskan :
() ; () (∩)=()() Peluang dari kejadian A yang kinerjanya Kurang adalah :
Karena pada peristiwa yang independen antara peristiwa Atau ()=1−()
yang satu tidak akan mempengaruhi peristiwa yang lain, atau Jumlah dari peluang dosen untuk mendapatkan predikat
dengan kata lain peluang suatu peristiwa akan terjadi tidak kinerja Baik dan peluang untuk predikat kurang adalah selalu
akan dipengaruhi oleh peluang peristiwa yang terjadi sama dengan 1 atau dengan bahasa statistiknya ditulis :
sebelumnya atau peristiwa yang terjadi sesudahnya, maka (
peluang terjadinya peristiwa B dengan syarat A terjadi lebih
dahulu adalah sama dengan peluang akan terjadinya peristiwa Dua atau lebih peristiwa dikatakan tidak saling meniadakan
2.2.2. Peristiwa Tidak Saling Meniadakan
B itu sendiri, atau secara statistik dituliskan : apabila dua atau lebih peristiwa tersebut dapat terjadi pada
(|)=() waktu yang bersamaan. Maka peluang terjadinya peristiwa A
Untuk menentukan peluang terjadinya peristiwa A dan B atau peristiwa B adalah peluang terjadinya peristiwa A
juga dapat menggunakan formula ditambah peluang terjadinya peristiwa B dikurang peluang
terjadinya peristiwa A dan B secara bersamaan. Apabila peristiwa A dan B adalah independen satu sama lain, Atau secara aturan peluang ditulis sebagai berikut :
maka peluang terjadi peristiwa B dan A adalah : (∪)=()+()−(
P (B ∩ A) = P(B) + P(A)
Dimana : ( ∪ ) = peluang peristiwa A atau B terjadi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
( ∩ ) = peluang peristiwa A dan B terjadi bersamaan
3.1. Analisis Keputusan
Teorema Proses pengambilan keputusan manajemen kampus Jika suatu kejadian akan menghasilkan 3 peristiwa yang tidak
dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan salah satunya saling meniadakan yaitu peristiwa A,B dan C maka peluang
adalah pada aspek pengajaran yaitu menentukan kinerja dosen terjadinya peristiwa A atau B atau C adalah :
dalam mengajar, apakah kinerja dosen tersebut SANGAT BAIK (S), BAIK (B) dan KURANG (K) sehingga proses dalam mengajar, apakah kinerja dosen tersebut SANGAT BAIK (S), BAIK (B) dan KURANG (K) sehingga proses
∗() keputusan bersama bagi pihak kampus sehingga penilaian pada
= 0.625 ∗ 0.53. . . +0.5 ∗ 0.13. . . +0.6 masing – masing dosen bersifat adil.
P(S A ∗ 0.33 … = 0.6 1 ) P(S 2 )
3.2. Analisis Masalah Keputusan
P(Ai dan S 1i )
P(Ai dan S 2i )
total
3.2.1. Teorema Bayes
Penerapan Teorema Bayes adalah pendekatan yang
dilakukan melalui pengamatan berdasarkan sampel, tes,
hipotesis, analisa regresi dan lain-lain. Untuk sampel kami 1.000 kategorikan dalam dosen.
Dari kedua peluang marjinal semester 1(S 1 ) dan semester 2
(S Antara Teorema Bayes dengan teori peluang terdapat 2 ) maka dapat dibuat tabel untuk mengklasifikasikan hubungan yang sangat erat, karena untuk membuktikan
kinerja dimana kinerja Sangat Baik (S), Baik (B) dan Teorema Bayes tidak terlepas dari penggunaan teori peluang,
Kurang (K)=1 dari peluang marjinal S 1 dan S 2 yaitu 0.4 dengan kata lain teori peluang adalah konsep dasar bagi
+0.6=1 untuk peluang masing – masing dosen Teorema Bayes. Untuk kejadian dalam penelitian ini, dapat
mendapatkan penilaian.
diselesaikan dengan Teorema Bayes. Peluang kejadian Ai
p e lu a n g
Kin e rja
B K Total
(i=1,2,…,n) dengan kejadian B tertentu kami gunakan persamaan di bawah ini :
m a rjin a l
Dari tabel diatas kita dapat menentukan interval batas untuk = (⏊)()
pengkategorian kinerja yaitu :
>0.53 = kinerja Sangat Baik (S) 0.53>x>0.33 = Kinerja Baik (B)
0.33>x>0.13 = Kinerja Kurang (K) Sebagai peluang marjinalnya. , ,…
Dimana P(S)+P(B)+P(K) =1.
Perhitungan ini kami gunakan untuk memilih peluang Setelah interval diperoleh, maka selanjutnya mencari peluang dosen dari 2 semester dengan predikat masing – masing.
diantara tiga kriteria kinerja setiap dosen, apakah dosen yang
6. Kinerja dosen A terpilih kinerjanya sangat baik(S), baik(B), dan kurang(K). 1 disemester 1 adalah : Langkah awal adalah mengklasifikasikan parameter yang
. = 0.5 Sangat Baik
Keterangan atribut yang digunakan :
tergantung dari absensi dosen. ( 11 | 1 ) ∗ ( 1 ) + ( 12 | 2 ) ∗ ( 2 ) + ( 13 | 3 ) ∗ ( 3 ) =
1 kelas = 16xpertemuan (pert.), nilai ini tidak mutlak
= . = 0.167 Kurang S 2 =semester 2
1 = semester 1
jadi klasifikasi awal nilai SKS belum dikategorikan. (⏊)= ( 11 | 1 ) ∗ ( 1 ) + ( 12 | 2 ) ∗ ( 2 ) + (
Nilai SKS = diperhitungkan hanya untuk perhitungan honor,
Nama Dosen (A i )
P e rt . ( P )
S 1 S 2 Total
7. Peluang dosen disemester 2 yang kinerjanya Sangat Baik
AB D. LATIEF AR DA(A 2 )
16 16 32 adalah :
ANDI R US TAM , S E,M M .(A 3 ) 32 48 80 (⏊)()
1. Peluang setiap dosen
= . = 0.556 Sangat Baik ()= 128 ()
dikategorikan dalam P(Ai)
= . = 0.333 Baik Jadi peluang setiap dosen untuk penentuan kriteria
keputusan, penentuan semester penilaian =1 sehingga langkah selanjutnya mencari
Berdasarkan
teori
berikutnya (S 3 ) dapat dilakukan dengan menjumlahkan kinerja
2. Peluang dosen A i di semester 1 dikategorikan dalam P(S 1i dosen S 1 dan S 2 dibagi dengan 2 dengan tetap pada interval dan A i )
batas yang ditentukan.
(|)= Dalam kasus ini kami mengambil sampel 21 orang dosen ) = ( 48 128 = 0.375 untuk menentukan kinerjanya, sesuai dengan langkah – langkah
) = 16 (|)= di atas berikut hasil perhitungan (pay off Table):
32 K OD E P E R T - S1 P E R T - S2 T . P E R TP ( A i )P ( S1 l A i ) P ( S2 l A i ) ( A i da n S1 P ( A i da n S2 P ( A i l S1 ) P ( A i l S2 ) (|)= P ( S1 +S2 ) /i nt e r v a = = 0.4 A 1 32 32 64 0.052 0.500 0.500 0.026 0.026 0.050 0.054 0.05 0.36 (
80 A 2 16 16 32 0.026 0.500 0.500 0.013 0.013 0.025 0.027 0.03 0.18
3. Peluang dosen A i di semester 2 dikategorikan dalam P(S 2i
0.05 dan A 0.36 )
16 A 8 32 16 48 0.039 0.667 0.333 0.026 0.013 0.050 0.027 0.04 (|)= 0.27 = = 0.5 A 9 16 16 32 0.026 0.500 0.500 0.013 0.013 0.025 0.027 0.03 0.18
80 A 12 48 48 96 0.078 0.500 0.500 0.039 0.039 0.075 0.081 0.08 A 0.55 13 48 32 80 0.065 0.600 0.400 0.039 0.026 0.075 0.054 0.06 0.45
0.07 4. Peluang marjinal dosen A 0.46 i di semester 1 adalah P(A i lS 1i )
5. Peluang marjinal dosen A 0.027 i di semester 2 adalah P(A i lS 2i 0.04 ) 0.27
A 20 32 16 48 0.039
A 21 32 48 80 0.065
t ot a l
Dari hasil pay off table dapat di analisa bahwa dengan tambahan informasi menyebabkan nilai interval semakin lebar sehingga untuk interval yang ditentukan di atas akan dibuatkan perbandingan 1:7 untuk 3 sampel dari 21 orang dosen. Sehingga diperoleh nilai interval yang sama. Dari tabel pihak kampus dapat merumuskan bahwa dosen yang kinerjanya Sangat Baik dan Baik memiliki peluang besar mendapatkan mata kuliah yang banyak berbanding lurus dengan banyak kelas karena nilai interval kinerja baik mendekati nilai interval sangat baik sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan kampus. Berikut peluang dosen mendapatkan MK, jam mengajar dan jumlah kelas untuk
semester berikutnya (S 3 ) adalah:
D OSE N S
KINERJA B K
P ( S3 )
DRS. H. ABD. ROKHMAN, M.Ag
ACHMADY, SE
DRS. H. SABAN ECHDAR, MS
0.46 BESAR
FIRDAUS, SPD
ANDI NIRWANA, S.KOM
ARNIDA IDRUS, SE
BASO HABIBI, S.PD
0.55 BESAR
DRS. JALAL
MUH ASDAQ, ST, M.Si
MUH AZHAR AR, ST
ABD. LATIEF ARDA
AHMAD M. MILE, S.KOM
0.55 BESAR
AMIR ALI, ST, MT.
0.45 BESAR
ANDI RUSTAM, SE,MM.
0.46 BESAR
CUCUT SUSANTO, S.KOM, M.SI
DR. H. MASHUR RAZAK, SE, MM
DRA. NAJIRAH UMAR, S.KOM, MT
DRS. BUDI NURWAHYU, M.SI
DRS. NASRULLAH, M.SI
0.55 BESAR
DRS. NURASYIK, M.HUM AMIRUDDIN, S.KOM
0.46 BESAR