Kronologis Legislasi Sistem Kewarganegaraan Polandia

2. Kronologis Legislasi Sistem Kewarganegaraan Polandia

Kronologi proses legislasi terkait dengan Kewarganegaraan di Polandia berlangsung dalam kurun waktu 1920 - 2012, dengan melibatkan duapuluh sembilan produk legislasi yang terdiri dari berbagai Akta Kewarganegaraan yang mengatur Kewarganegaraan Polandia secara umum paska Perang Dunia I (1920), juga Akta yang mengatur hak untuk memilih Kewarganegaraan bagi bekas imperium Austria, dan bekas Kerajaan Hungaria (1922), Akta yang mengatur Deprivasi Kewarganegaraan Polandia (1938), Akta yang mengatur tentang Kewarganegaraan Polandia untuk Keturunan Polandia di wilayah baru Polandia (1946) termasuk Akta yang mengatur tentang Kewarganegaraan orang keturunan Polandia yang hidup di Gdansk (Free city of Gdansk - 1947) — yang secara keseluruhan, rangkaian Akta -Akta ini menjadi indikasi atas respon pemerintah Polandia terhadap persitiwa sosial politik di Eropa pada periode Perang dunia I dan II .

Proses berikutnya, terjadi pada era perang dingin. Diawali dengan proses perubahan Akta 1920, menjadi Akta Kewarganegaraan Polandia (1951) yang disusul dengan perubahan Akta yang sama pada 1962. Hingga dua periode Legislasi yang secara dominan diiringi dengan momentum sejarah yang mengubah tatanan dunia pada umumnya, kebijakan pemerintah Polandia pada saat itu bersifat ekslusif dan protektif. Hal tersebut tercermin dari adanya pelarangan formal untuk praktek Dwi Kewarganegaraan yang tersurat dalam Akta - Akta di maksud. Secara umum, Akta-Akta tersebut cukup konsisten dengan asas Ius Sanguinis. Pola dominan yang berulang dari Akta 1920, 1951 hingga 1962 adalah, menjadikan residensi seseorang, sebagai indikator utama penjaminan Kewarganegaraan.

Pada masa perang dingin ini, dinamika Kewarganegaraan di Polandia tampaknya cukup stabil dan statik, dengan tidak adanya perubahan produk legislasi terkait dengan Kewarganegaraan, bahkan Konstitusi

Tresya Fitri Bedkowska, Teija Gumilar Tresya Fitri Bedkowska, Teija Gumilar

Amandemen mendasar yang dilakukan pada Konstitusi 1997 berikut dengan perlunya pengaturan khusus tentang Orang Asing (yang sekaligus mencakup aturan keimigrasian), merupakan langkah-langkah yang diperlukan bagi penyesuaian produk - produk legislasi berikutnya, yang memang tidak dapat dihindari menjelang terjadinya pelebaran EU terbesar tahap ke tiga, yang merangkul hampir seluruh negara bekas anggota Uni Soviet (FSU, Former Soviet Union). Proses masuknya Polandia ke dalam Uni Eropa sendiri memakan waktu kurang lebih sepuluh tahun lamanya (1994 - 2004) hingga batas wilayah Polandia terbuka dan tergabung dalam Uni Eropa (2004) dan Schengen, dengan operasi penuh pada 2007.

Atas tuntutan politik yang baru dari Uni Eropa tersebut, maka pada periode 1999 - 2001, Polandia melakukan banyak penyelesaian masa berlaku berbagai Konvensi Bilateral dan Multilateral terkait dengan kewarganegaraan dengan negara -negara bekas FSU, seperti Rusia, Belarusia, Republik Czeko, Slovakia, dan Ukraina. Pada 1998, Polandia juga melakukan perubahan mendasar yang diperlukan secara administratif, untuk memfasilitasi semua proses tersebut, dengan terbitnya Undang-Undang terkait dengan perubahan perundangan yang mengatur wewenang organ Administrasi (24 Juli 1998) .

Produk Legislasi lainnya terkait dengan keperluan serupa, diantaranya adalah Undang-Undang Repatriasi (2000), Undang-Undang untuk perubahan Akta tentang Orang Asing dan perundangan lainnya (2001) hingga menghasilkan Akta Orang Asing (2003), yang kemudian memunculkan Undang-Undang baru tentang perubahan Akta Orang Asing tentang perlindungan terhadap orang asing di territori Polandia (2005) termasuk Akta untuk masuk, keluar serta residensi di Polandia bagi Warga negara EU ( 2006), dan Akta tentang etnisitas Polandia (2007) yang memberikan jaminan, hak dan kewajiban seperti Warga negara Polandia (tanpa hak politik dan tanpa syarat residensi jangka panjang), bagi mereka yang merupakan keturunan etnik Polandia atau keturunan etnik dari 15 negara bekas FSU.

Hingga akhirnya, produk perundangan terbaru Kewarganegaraan Polandia, berhasil dirumuskan pada 2009, namun diformalitaskan pada 2012, yang menegaskan secara implisit, tentang praktek Dwi kewarganegaraan secara formal dengan tidak adanya tuntutan bagi warga negara Polandia yang memiliki kewarganegaraan lain, untuk melepaskan kewarganegaaraan lainnya itu. Juga, dengan tidak adanya aturan eksplisit seperti pada Akta 1920, 1951 dan 1962, bahwa warga negara Polandia tidak boleh menjadi warga negara lain, pada saat yang sama.