Prosedur Penelitian

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tata urutan yang harus dilaksanakan dalam proses penelitian agar peneliti mendapat hasil yang optimal. langkah-langkah penelitian dari awal yaitu persiapan membuat proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Setiap penelitian mempunyai prosedur penelitian yang berbeda- beda. Hal tersebut disesuaikan dengan disiplin ilmu dan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti. Karena penelitian ini menggunakan metode historis, maka ada empat tahap yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian. Empat langkah tersebut terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Jejak / Peristiwa Fakta Sejarah Sejarah

Keterangan :

1. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang artinya memperoleh. Dalam pengertian lain, menurut G.J. Reiner yang dikutip oleh Dudung Abdurahman (2011), heuristik adalah suatu teknik, suatu seni dan

Oleh karena itu heuristik tidak mempunyai aturan-aturan umum. Heuristik sering kali merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani dan memperinci bibiliografi atau mengklasifikasi serta merawat catatan-catatan.

Pada tahap ini diusahakan mencari dan menemukan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku yang relevan dan surat kabar. Dalam penelitian ini digunakan sumber data tertulis sekunder berupa surat kabar seperti Kompas terbitan 10 April 20

Si Anak Hilang

Kompas terbitan 11 , Kompas terbitan artikel-artikel dan buku-buku yang relevan dengan penelitian antara lain karya Yang Seung Yoon yang berjudul Memahami Politik Korea terbitan tahun 2005, karya Nur Aini Setiawati yang Sejarah Korea Sejak Awal Abad Hingga Masa Kontemporer terbitan tahun 2003, dan karya M

Politik Luar Negeri Korea Selatan Penyesuaian Diri Terhadap Masyarakat Internasional terbitan tahun 2004.

Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dengan mengunjungi beberapa perpustakaan diantaranya Perpustakaan Pusat

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta.

2. Kritik

Tugas penyelidik dalam penelitian historis ini adalah mengadakan rekonstruksi mengenai masa lampau. Dalam mengadakan rekonstruksi itu, tidak semua peristiwa yang sudah silam dapat diulangi terjadinya, sehingga penyelidik harus banyak mendasarkan diri pada fakta-fakta sejarah dan membangun pemecahan masalah atas fakta itu. Fakta yang diterima dari berbagai sumber, banyak bergantung pada orang-orang yang terdahulu hidup dan menjadi pelaku atau pembuat sejarah yang diselidikinya. Karena itu, penyelidik harus mempunyai cara-cara untuk meneliti apakah fakta itu benar- benar asli dan dapat dipercaya ataukah tidak. Cara-cara meneliti data itulah yang dimaksud dengan kritik historis.

Kritik yaitu kegiatan untuk menyelidiki apakah sumber-sumber sejarah itu sejati atau otentik dan dapat dipercaya atau tidak. Pada tahap ini kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Menurut Dudung Abdurahman (2011), kritik ekstern yaitu menguji suatu keabsahan tentang keaslian sumber (otentisitas) sedangkan kritik intern menguji keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas)

. Kritik ekstern adalah kritik terhadap otentisitas sumber, apakah sumber yang dikehendaki asli atau tidak, utuh atau turunan (salinan). Kritik ekstern dilakukan terhadap sumber yang diperoleh berdasarkan bentuk fisik atau luarnya berupa bahan (kertas atau tinta) yang digunakan dan segi penampilan yang lain. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat kapan sumber itu dibuat, di mana sumber itu dibuat, siapa pengarangnya dan bagaimana latar belakang pendidikan pengarang.

yang satu dengan isi sumber yang lain sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya dan dapat memberikan sumber yang dibutuhkan. Hal tersebut dilaksanakan agar dapat mengetahui bagaimana isi sumber sejarah dan relevansinya dengan masalah yang dikaji. Kritik intern sumber data tertulis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi gaya, tata bahasa, dan ide yang digunakan penulis, sumber data, dan permasalahannya kemudian dibandingkan dengan sumber data lainnya. Kritik ini bertujuan untuk menguji apakah isi, fakta dan cerita dari suatu sumber sejarah dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi yang diperlukan.

3. Interpretasi

Menurut Nugroho Notosusanto (1978), interpretasi adalah suatu usaha menafsirkan dan menetapkan makna serta hubungan dari fakta-fakta yang ada, kemudian dilakukan perbandingan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain, sehingga terbentuk rangkaian yang selaras dan logis

. Menurut

Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (2011) bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh, sehingga dapat dikatakan sebagai suatu bentuk analisa (hlm. 114).

Kegiatan menyeleksi dan menafsirkan tulisan buku dalam penelitian ini dilakukan dengan penentuan periodisasi, merangkaikan data secara berkesinambungan. Dalam kegiatan interpretasi ini penelitian yang dilakukan berusaha bersikap obyektif yang disebabkan keanekaragaman data yang diperoleh. Fakta-fakta yang didapat kemudian ditafsirkan, diberi makna dan ditemukan arti yang sebenarnya, sehingga dapat dipahami makna sesuai dengan pemikiran yang relevan, logis dan berdasarkan obyek penelitian yang dikaji. Dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan fakta sejarah.

Historiografi adalah kegiatan menyusun fakta sejarah menjadi suatu kisah. Peristiwa sejarah yang dikisahkan melalui historiografi akan sangat dipengaruhi oleh subyektifitas penulis dalam merekonstruksinya. Menurut Helius Sjamsuddin (1996 hasil sintesa fakta-fakta yang diperoleh 153). Dalam historiografi seorang penulis tidak hanya menggunakan keterampilan teknis, penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan tetapi penulis juga dituntut untuk menggunakan pikiran kritis dan analisis. Interpretasi yang dilakukan terhadap fakta sejarah dapat menghasilkan suatu cerita atau kisah sejarah dan serangkaian kisah tersebut disajikan dalam suatu penulisan atau historiografi.

Historiografi merupakan langkah terakhir dari metode sejarah untuk menyampaikan susunan fakta sejarah dalam bentuk penulisan sejarah berdasarkan bukti berupa sumber-sumber data sejarah yang dikumpulkan, dikritik, dan diinterpretasi. Historiografi dalam penelitian diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul Upaya Reunifikasi Korea

(Studi Tentang Pemerintahan Presiden Kim Dae Jung di Korea Selatan Tahun 1998-2003) .