Dampak Kebijakan Mandatory Sentencing Law di Northern Territory terhadap Masyarakat Aborigin dalam Aspek Politik
III.1 Dampak Kebijakan Mandatory Sentencing Law di Northern Territory terhadap Masyarakat Aborigin dalam Aspek Politik
Masyarakat Aborigin telah menetap di wilayah Northern Territory sejak sekitar 40.000 tahun yang lalu. 142 Wilayah ini merupakan wilayah yang kaya akan
Sumber Daya Alam (SDA). Meskipun tinggal di wilayah yang kaya akan SDA, kehidupan masyarakat Aborigin di Northern Territory ini masih tetap tradisional. 143
Sejak penjajah datang, tingkat kematian masyarakat Aborigin meningkat drastis. Hal
138 Law Council of Australia. Policy Discussion Paper on Mandatory Sentencing. Op.Cit, hlm. 29. 139 Geraldine Mackenzie. Op.Cit, hlm. 753. 140 James Bonta. Op.Cit, hlm. 1. 141 Carlos Carcach. Australian Corrections: The Imprisonment of Indigenous People. Australia:
Australian Institute of Criminology, 1999, hlm. 4. 142 Richard H. Chauvel. Budaya dan Politik Australia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1999, hlm.
36. 143 Larry N. Chartrand. Op.Cit, hlm. 455.
ini dikarenakan banyaknya masyarakat Aborigin yang meninggal dikarenakan genosida yang terjadi sejak penjajah datang sampai tahun 1930-an. 144 Keadaan seperti
ini banyak meninggalkan luka di hati masyarakat Aborigin. 145 Sejak masa genosida berakhir sampai pada saat ini, kondisi masyarakat
Aborigin beranjak semakin membaik. Sudah banyak masyarakat Aborigin yang terpelajar dan bahkan masuk ke dalam partai politik di Australia untuk dapat
merepresentasikan kepentingan masyarakat Aborigin sendiri. 146 Partisipasi politik masyarakat Aborigin di Australia juga semakin lama semakin meningkat dengan
partisipasinya pada saat mengikuti pemilu pada tahun 1996. Peningkatan ini dikarenakan semangat dari masyarakat Aborigin yang sebelumnya tidak mendapat
hak untuk mengikuti pemilu dan baru mendapatkan hak nya pada tahun 1990. 147 Akan tetapi, sejak diberlakukannya kebijakan Mandatory Sentencing Law pada tahun
1997 di Northern Territory, tingkat partisipasi politik masyarakat Aborigin justru menjadi menurun. 148
Menurunnya tingkat partisipasi politik masyarakat Aborigin di Australia dapat disebabkan oleh menurunnya kepercayaan masyarakat Aborigin terhadap pemerintah
Australia. 149 Ketika pemerintah mengimplementasikan kebijakan Mandatory Sentencing Law di Northern Territory, banyak masyarakat Aborigin yang tertangkap
dan dijatuhkan hukuman penjara sesuai dengan ketentuan yang diberikan. 150 Banyak kepala keluarga Aborigin yang menjadi pelaku tindak kejahatan properti dan ditahan
dalam penjara. Hal ini memberikan dampak kepada keluarganya, dimana kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga tidak lagi dapat menafkahi
Dirk Moses. Op.Cit, hlm. 24. 145 Ibid., hlm. 25.
146 Aboriginal Political Parties. The ‘Ecological, Social Justice, Aboriginal Party’ and the ‘First Nations
groups. Diakses dari: http://www.creativespirits.info/aboriginalculture/selfdetermination/aboriginal-political- parties#axzz3bsgoS87Q pada tanggal 7 Mei 2015 pukul 10.20 WIB.
147 Ibid. 148 Geraldine Mackenzie. Op.Cit, hlm. 5. 149 Law Council of Australia. Policy Discussion Paper on Mandatory Sentencing. Op.Cit, hlm. 21. 150 NT Office of Crime Prevention. Mandatory Sentencing For Adult Property Offenders: The Northern Territory Experience. Op.Cit, hlm. 3.
keluarganya. 151 Hal ini membuat kondisi keluarga Aborigin menjadi semakin terpuruk.
Masyarakat Aborigin merasa bahwa kebijakan mengenai hukuman wajib atau hukuman minimal yang diberikan kepada pelaku tindak kejahatan properti ini tidak tepat. Seharusnya pemerintah dapat memberikan solusi yang lebih baik dan tidak sekeras pemberian hukuman wajib atau hukuman minimal dengan menerapkan
kebijakan Mandatory Sentencing Law ini. 152 Ketidakcocokan kebijakan ini dengan kondisi masyarakat Aborigin di Northern Territory menimbulkan dampak politik
yang cukup besar. Partisipasi politik masyarakat Aborigin merupakan hal yang sangat penting dalam proses demokrasi di Australia. 153 Partisipasi politik yang dimaksud
dapat berupa suara yang diberikan dari masyarakat Aborigin kepada pemerintah pada saat diberlangsungkannya pemilu di negaranya. Bentuk partisipasi politik yang lainnya adalah representasi masyarakat Aborigin dalam organisasi-organisasi dan
partai-partai politik di Australia. 154