Dampak Kebijakan Mandatory Sentencing Law di Northern Territory terhadap Masyarakat Aborigin dalam Aspek Ekonomi

III.2 Dampak Kebijakan Mandatory Sentencing Law di Northern Territory terhadap Masyarakat Aborigin dalam Aspek Ekonomi

Kebijakan Mandatory Sentencing Law dalam implementasi nya di Northern Territory melibatkan banyak masyarakat Aborigin. Hal ini dikarenakan kebijakan Mandatory Sentencing Law yang diberikan kepada pelaku tindak kejahatan

properti. 155 Tindak kejahatan properti cenderung merupakan tindak kejahatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat dengan ekonomi rendah, yang memiliki banyak

kebutuhan untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan jenis dari kejahatan properti yang dimaksud mencakup pencurian, kerusakan, penggunaan yang tidak sah atas kendaraan, penerimaan barang curian, serangan yang dimaksudkan

Geraldine Mackenzie. Op.Cit, hlm. 747. 152 Mirko Bagaric. What Sort of Mandatory Penalties Should We Have? Op.Cit, hlm. 123-124.

153 Patricia Hurley. Collective Representation Reappraised. Iowa: Comparative Legislative Research Center. 1982, hlm. 119.

154 Ibid., hlm. 122. 155 Andrew Trotter. Op.Cit, hlm. 567.

untuk pencurian, dan perampokan. 156 Tindak kejahatan seperti ini lah yang banyak dilakukan oleh masyarakat dengan ekonomi rendah dikarenakan berbagai alasan,

seperti untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan lain-lain. 157 Masyarakat Aborigin di Northern Territory sampai pada tahun 2015 ini masih

banyak yang hidup di tempat yang tidak layak, seperti tinggal di dalam tenda. 158 Pemerintah Australia telah berusaha untuk membuat hidup masyarakat Aborigin lebih

layak dengan memberikan jaminan sosial. Jaminan sosial tersebut dapat membiayai kehidupan sehari-hari masyarakat Aborigin dan juga dapat membuat generasi muda

suku Aborigin mendapatkan pendidikan yang layak. 159 Akan tetapi, masih banyak masyarakat Aborigin yang menolak untuk diberikan jaminan sosial karena merasa

pemerintah tidak mengerti akan kebutuhan dari masyarakat Aborigin yang sebenarnya. 160

Sejak kebijakan Mandatory Sentencing Law diterapkan di Northern Territory, banyak masyarakat Aborigin yang masuk ke dalam penjara karena melakukan tindak

kejahatan properti. 161 Hukuman wajib atau hukuman minimal ini pun akhirnya memberikan dampak kepada masyarakat Aborigin. Dengan banyaknya masyarakat

Aborigin yang dihukum, kesejahteraan masyarakat Aborigin juga menurun. Hal ini dipengaruhi oleh masyarakat Aborigin yang terbiasa mendapatkan penghasilan dari kepala keluarga, tidak mendapatkan penghasilan setelah kepala keluarganya harus

berada di dalam penjara karena terkena hukuman wajib atau hukuman minimal ini. 162

NT Office of Crime Prevention. Fact Sheet: Recorded Crime – Offences Against The Person Northern Territory. Op.Cit, hlm. 6. 157 Mirko Bagaric. What Sort of Mandatory Penalties Should We Have? Op.Cit, hlm. 116. 158

Australia. Diakses dari: https://www.immi.gov.au/living-in-australia/values/book/translation/indonesian.pdf pada tanggal 7 Mei 2015 pukul 13.10 WIB.

159 Jon C. Altman. From Exclusion to Dependence: Aborigines and the Welfare State in Australia. Inggris: Routledge. 1995, hlm. 216.

160 Ibid., hlm. 218. 161 NT Office of Crime Prevention. Fact Sheet: Recorded Crime – Offences Against The Person

Northern Territory. Op.Cit, hlm. 6. 162 James Bonta. Op.Cit, hlm. 3.

Grafik 3.1

Komposisi Masyarakat Aborigin yang Terkena Hukuman Wajib atau Hukuman

Minimal di Northern Territory

Sumber: Department of The Attorney-General and Justice. Northern Territory Annual Crime Statistics. Australia: Northern Territory Government. 2012, hlm. 10.

Seperti yang dapat dilihat pada grafik diatas ini, bahwa 60 persen dari total pelaku tindak kejahatan properti yang mendapatkan hukuman wajib atau minimal adalah laki-laki Aborigin. Kebanyakan dari mereka adalah remaja dan sisanya adalah kepala keluarga. Hal ini lah yang kemudian menimbulkan masalah kesejahteraan pada keluarga-keluarga Aborigin di Northern Territory. Banyak masyarakat Aborigin yang kesulitan untuk menafkahi keluarganya tanpa adanya kepala keluarga yang biasa memiliki peran besar dalam keluarga.