Sumbangan Filosof Gerakan Renaissance Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Kurikulum dan Pembelajaran

B. Sumbangan Filosof Gerakan Renaissance Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Kurikulum dan Pembelajaran

1. Sumbangan Filosof Gerakan Renaissance Terhadap Ilmu Pengetahuan

Penjelasan beberapa pemikiran filosof zaman renaisans sesuai bidang keilmuannya adalah sebagai berikut:

a) Sumbangan Roger Bacon (1214-1294)

Ia mengusulkan agar kurikulum di universitas-universitas diubah, universitas seharusnya tidak hanya mengajarkan filsafat dan teologi, akan tetapi lebih mementingkan pengetahuan eksakta agar tidak tertinggal dengan negara Arab. Ia juga mencela cara berpikir yang spekulatif yang menghasilkan pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Karena sikap Francis Bacon yang menentang arus zaman, Bacon dijebloskan kedalam penjara selama

14 tahun. Ia baru dibebaskan kembali dua tahun sebelum meninggal. Pada umur 80 tahun ia berpendapat bahwa daging tidak akan busuk bila dibekukan. Pada pertengahan musim dingin, ketika udara

Francis Bacon menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Roger Bacon berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. (Surajiyo, 2007:85)

b) Sumbangan Galileo Galilei (1546-1642)

Galileo untuk menanamkan pengaruh kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern karena menunjukkan hal seperti: pengamatan (obsevation), penyingkiran (elimination) segala hal yang tidak termasuk dalam perisiwa yang diamati, idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa tersebut, peramalan (prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan (experiment) untuk menguji teori didasarkan pada ramalan matematik. Langkah-langkah ini kemudian menjadi awal dari langkah ilmuwan jaman modern mencari kebenaran yang ilmiah. (Anonim, 2013).

Ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada zaman ranaissance.Tokoh-tokoh yang terkenal ialah Roger Bacon, Francis Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei.Berikut sekilah cuplikan pemikiran para sanstis tersebut. Misalnya, Galileo dapat pula membuat sebuah teropong bintang. Dengan teropong itu ia dapat melihat beberapa peristiwa angkasa secara langsung. Yang terpenting dan terakhir ditemukannya adalah planet Jupiter yang dikelilingi oleh bulan. (Prasetyoadi, 2008).

Galileo membagi sifat benda dalam dua golongan.Pertama, golongan yang langsung mempunyai hubungan dengan metode pemeriksaan fisik, artinya yang mempunyai sifat-sifat primer (primary qualities) seperti berat, panjang dan lain-lain sifat yang dapat diukur. Kedua, golongan yang tidak mempunyai peranan dalam proses pemeriksaan ilmiah, disebut sifat-sifat sekunder (secondary qualities), seperti sifat warna, asam, manis, dan tergantung dari pancaindera manusia (Tafsir, A. 2013).

Francis Bacon adalah salah seorang tokoh sejak zaman realisme yang pertama kali menerapkan metode induktif, ia berkeyakinan bahwa pendidikan masa lalu (klasik) tidak bermanfaat bagi umat manusia lagi. Apabila manusia ingin sampai pada kebenaran harus meninggalkan cara berpikir deduktif dan beralih ke induktif. Dengan cara berpikir yang analitik orang akan dapat membuka rahasia alam dan dengan terbukanya alam itu kita sebagai bagian dari alam dapat menentukan sikap dan mengatur strategi hidup. Artinya, dengan terbukanya alam, kita manusia dapat belajar menyesuaikan atau memanfaatkan alam dari hidup dan kehidupan manusia. (Ahnafi, 2010).

d) Sumbangan Nicolaus Copernicus

Copernicus mengemukakan teori bahawa matahari merupakan pusat semesta dan matahari beredar mengelilingi bumi (heliosentris). Teori Copernicus dikenali heliosentrik bertentangan dengan teori geosentrik yang dikemukakan oleh Ptolemy. Dengan teori ini, pendapat lama yang didasarkan Ptolemy telah ditolak. Walaupun teori ini diharamkan oleh pihak Gereja tetapi idea Copernicus kian menggalakkan kajian heliosentrik di kalangan ahli astronomi seperti Tycho Brahe, Johanes, Repler dan Galileo. (Anonim, 2014).

2. Sumbangan

Renaissance Terhadap Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Filosof

Gerakan

Sumbangan gerakan renaisans terhadap pengembangan kurikulum dan pembelajaran di negara kita nampak dalam tujuan, proses, dan hasil belajar peserta didik di berbagai jenjang pendidikan mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

a) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sesuai semangat gerakan renaisanas mengelompokan kemampuan peserta didik menguasai ilmu-ilmu eksak (matematika, kimia, fisika, fiologi, astronomi),dan ilmu-ilmu sejenisnya sebagai alat untuk mengembangkan dan menguasai sains- teknologi.Ilmu-ilmu eksak tersebut masih digunakan sampai saat ini diberbagai jenjang pendidikan mulai dai SD, SMP, SMA sampai dengan perguruan tinggi.

b) Kurikulum Yang Dikembangkan

Kurikulum yang di kembangkan pada zaman renaissaance ialah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung abad kegelapan sampai muncul abad modern. Perkembangan ini terutama sekali dalam bidang seni lukis dan sastra. Akan tetapi, diantara

c) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada zaman renaisans menekan pada pembelajaran induktif (riset). Menurut para sainstis renaisans untuk menggagli kekayaan alam hanya dapat dilakukan dengan penelitan imiah (induktif). Model pembelajaran induktif bersifat empiris. Penelitian induktif meminjam istlah Einsten (dalam Suriasumantri, 2001: 13) ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta apa pun juga teori yang disusun di antara mereka . Dengan demikian, penelitian induktif menuntut kebenaran ilmiah (objektif) lepas dari pengaruh subjektif (nilai dan moral).

Teori ini memberi sumbangan terhadap pembelajaran di negara kita misalnya implementasi kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran scinetific knowledge . Pembelajaran ini disingkat

5 (lima) M. Pembelajaran lima M, yakni sebagai berikut: (1) mengamati, (2) menanya, (3) mengmpulkan informasi, (4) mengolah informasi, dan (5) mengkomunikasikan.

Selain itu, pembelajaran berbasis induktif dapat dilakukan melalui model pembelajaran yang menutut tidak cukup di dalam kelas melainkan peserta didik berbaur dengan lingkungan di luar kelas. Model pembelajaran ini misalnya pembelajaran discovery, dan inquiry.

Pembelajaran discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar

Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah

yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti

saya menemukan . (Akhmadsudrajat, 2011). Pembelajaran berbasis induktif sebagaimana diungkapkan di atas, sebenarnya cenderung dipengaruhi oleh ajaran filsafat Yunani Klasik terutama Aristoteles, ajarannya mengutamakan faham realisme. Faham ini menekankan pentinya benda (materi) sebagai validitas tempat berpijak ajegnya suatu ilmu.

d) Hasil Belajar Siswa

zaman renaisans mengembangkan kemampuan peserta didik (siswa) menguasai metode ilmiah (riset). Dengan jalan penelitian ilmiah, maka terbuka ilmu-ilmu empiris seperti kimia, fisika, biologi, astronomi, geografi, dan yang berkontribusi terhadap kemajuan sains dan teknologi yang dapat dirasakan hasilnya samapai saat ini.