Zaman Partisik Zaman Partisik Zaman Partisik

A. Zaman Partisik A. Zaman Partisik A. Zaman Partisik

1. 1. 1. Makna Partisik Makna Partisik Makna Partisik

Menurut Muzairi (2009: 86) istilah partisik berasal dari kata Menurut Muzairi (2009: 86) istilah partisik berasal dari kata Menurut Muzairi (2009: 86) istilah partisik berasal dari kata Latin Pater atau Bapak, yang artinya para pemimpin Gereja. Para Latin Pater atau Bapak, yang artinya para pemimpin Gereja. Para Latin Pater atau Bapak, yang artinya para pemimpin Gereja. Para pemimpin Gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pemimpin Gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pemimpin Gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Makna itu pula diungkapkan Hadiwijono (1980: 70) pikir. Makna itu pula diungkapkan Hadiwijono (1980: 70) pikir. Makna itu pula diungkapkan Hadiwijono (1980: 70) partisik(dari Latin Pater = Bapa; yang dimaksud ialah para Bapa partisik(dari Latin Pater = Bapa; yang dimaksud ialah para Bapa partisik(dari Latin Pater = Bapa; yang dimaksud ialah para Bapa Gereja). Sedangkan menurut Hanifudin (2011) pratistik berasal dari Gereja). Sedangkan menurut Hanifudin (2011) pratistik berasal dari Gereja). Sedangkan menurut Hanifudin (2011) pratistik berasal dari kata Latin prates yang berarti Bapa-Bapa Gereja, ialah ahli agama kata Latin prates yang berarti Bapa-Bapa Gereja, ialah ahli agama kata Latin prates yang berarti Bapa-Bapa Gereja, ialah ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen. Zaman ini muncul Kristen pada abad permulaan agama Kristen. Zaman ini muncul Kristen pada abad permulaan agama Kristen. Zaman ini muncul pada abad ke-2 sampai abad ke-7, dicirikan dengan usaha keras para pada abad ke-2 sampai abad ke-7, dicirikan dengan usaha keras para pada abad ke-2 sampai abad ke-7, dicirikan dengan usaha keras para Bapa Gereja untuk mengartikulasikan, menata, dan memperkuat isi Bapa Gereja untuk mengartikulasikan, menata, dan memperkuat isi Bapa Gereja untuk mengartikulasikan, menata, dan memperkuat isi ajaran Kristen. ajaran Kristen. ajaran Kristen.

Para Pemikir Kristen pada zaman partisik mengambil sikap Para Pemikir Kristen pada zaman partisik mengambil sikap Para Pemikir Kristen pada zaman partisik mengambil sikap yang bermacam-macam. Ada yang menolak sama sekali filsafat yang bermacam-macam. Ada yang menolak sama sekali filsafat yang bermacam-macam. Ada yang menolak sama sekali filsafat Yunani karena dipandang sebagai hasil pemikiran manusia semata- Yunani karena dipandang sebagai hasil pemikiran manusia semata- Yunani karena dipandang sebagai hasil pemikiran manusia semata- mata yang setelah ada wahyu ilahi dianggap tidak diperlukan lagi, mata yang setelah ada wahyu ilahi dianggap tidak diperlukan lagi, mata yang setelah ada wahyu ilahi dianggap tidak diperlukan lagi, bahkan berbahaya bagi kaum Kristen. Akan tetapi ada juga yang bahkan berbahaya bagi kaum Kristen. Akan tetapi ada juga yang bahkan berbahaya bagi kaum Kristen. Akan tetapi ada juga yang menerima filsafat Yunani karena perkembangan pemikiran Yunani menerima filsafat Yunani karena perkembangan pemikiran Yunani menerima filsafat Yunani karena perkembangan pemikiran Yunani itu dipandang sebagai persiapan bagi Injil. itu dipandang sebagai persiapan bagi Injil. itu dipandang sebagai persiapan bagi Injil.

Dengan demikian, partisikdapat diartikan sebagai para Dengan demikian, partisikdapat diartikan sebagai para Dengan demikian, partisikdapat diartikan sebagai para pemimpin Gereja yang mempunyai peranan besar dalam pemikiran pemimpin Gereja yang mempunyai peranan besar dalam pemikiran pemimpin Gereja yang mempunyai peranan besar dalam pemikiran Kristen baik yang menimbulkan sikap yang menolak filsafat Yunani Kristen baik yang menimbulkan sikap yang menolak filsafat Yunani Kristen baik yang menimbulkan sikap yang menolak filsafat Yunani maupun yang menerimanya. maupun yang menerimanya. maupun yang menerimanya.

2. Ajaran Tokoh Filosof Partisik 2. Ajaran Tokoh Filosof Partisik 2. Ajaran Tokoh Filosof Partisik

Tokoh-tokoh filosof partisik atau para pembela iman Kristen Tokoh-tokoh filosof partisik atau para pembela iman Kristen Tokoh-tokoh filosof partisik atau para pembela iman Kristen antara lain Yustinus Martir, Klemens, Origenes, Tertulllianus dan antara lain Yustinus Martir, Klemens, Origenes, Tertulllianus dan antara lain Yustinus Martir, Klemens, Origenes, Tertulllianus dan Aurelius Augustinus. Aurelius Augustinus. Aurelius Augustinus.

a. Yustinus Martir (103-165 M) a. Yustinus Martir (103-165 M) a. Yustinus Martir (103-165 M)

1) Riwayat Hidup Martir 1) Riwayat Hidup Martir 1) Riwayat Hidup Martir

Flavius Yustinus (juga disebut Yustinus dari Flavius Yustinus (juga disebut Yustinus dari Flavius Yustinus (juga disebut Yustinus dari Kaisarea atau Yustinus sang filsuf, bahasa Kaisarea atau Yustinus sang filsuf, bahasa Kaisarea atau Yustinus sang filsuf, bahasa Inggris: Justin Martyr, 103-165) adalah salah Inggris: Justin Martyr, 103-165) adalah salah Inggris: Justin Martyr, 103-165) adalah salah seorang penulis Kristen paling terkenal lewat seorang penulis Kristen paling terkenal lewat seorang penulis Kristen paling terkenal lewat karyanya karyanya karyanya Liber Apologeticus Liber Apologeticus Liber Apologeticus - - - "Apologi "Apologi "Apologi Pertama". Yustinus Martir juga adalah seorang Pertama". Yustinus Martir juga adalah seorang Pertama". Yustinus Martir juga adalah seorang filsuf yang aktif mempelajari ajaran-ajaran filsuf yang aktif mempelajari ajaran-ajaran filsuf yang aktif mempelajari ajaran-ajaran Stoa, Stoa, Stoa, Aristoteles, dan Aristoteles, dan Aristoteles, dan Phytagoras, tetapi Phytagoras, tetapi Phytagoras, tetapi

2) Ajaran Martir 2) Ajaran Martir 2) Ajaran Martir

Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru, Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru, Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru, karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani. Selanjutnya dikatakan, karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani. Selanjutnya dikatakan, karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani. Selanjutnya dikatakan, bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos. ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos. ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos.

Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani (Socrates, Plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang Yunani (Socrates, Plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang Yunani (Socrates, Plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan. terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan. terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan. Sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari Sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari Sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni karena orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon ajaran murni karena orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon ajaran murni karena orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon atau setan. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan atau setan. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan atau setan. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang besar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih bermutu yang besar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih bermutu yang besar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibanding filsafat Yunani, (Muzairi, 2009: 88). dibanding filsafat Yunani, (Muzairi, 2009: 88). dibanding filsafat Yunani, (Muzairi, 2009: 88).

Makna itu pula diungkapkan Aprillins (2010) pemikirannya Makna itu pula diungkapkan Aprillins (2010) pemikirannya Makna itu pula diungkapkan Aprillins (2010) pemikirannya yaitu penegasan bahwa agama Kristen bukan agama baru melainkan yaitu penegasan bahwa agama Kristen bukan agama baru melainkan yaitu penegasan bahwa agama Kristen bukan agama baru melainkan agama yang lebih tua dari pada filsafat Yunani. Penyimpangan agama yang lebih tua dari pada filsafat Yunani. Penyimpangan agama yang lebih tua dari pada filsafat Yunani. Penyimpangan filsafat Yunani merupakan penyimpangan karena logos yang filsafat Yunani merupakan penyimpangan karena logos yang filsafat Yunani merupakan penyimpangan karena logos yang tumbuh tidak mencerminkan keilahian yang Esa, makanya agama tumbuh tidak mencerminkan keilahian yang Esa, makanya agama tumbuh tidak mencerminkan keilahian yang Esa, makanya agama Kristen menganggap hal tersebut sebagai pengaruh setan kepada Kristen menganggap hal tersebut sebagai pengaruh setan kepada Kristen menganggap hal tersebut sebagai pengaruh setan kepada manusia Yunani. manusia Yunani. manusia Yunani.

b. Klemens (150-215 M) b. Klemens (150-215 M) b. Klemens (150-215 M)

1) 1) 1) Riwayat Hidup Klemens Riwayat Hidup Klemens Riwayat Hidup Klemens

Klemens lahir pada tahun 150-215 M di Klemens lahir pada tahun 150-215 M di Klemens lahir pada tahun 150-215 M di Alexander. Menurut pendapatnya, bahwa Alexander. Menurut pendapatnya, bahwa Alexander. Menurut pendapatnya, bahwa memahami Tuhan bukanlah dengan keyakinan memahami Tuhan bukanlah dengan keyakinan memahami Tuhan bukanlah dengan keyakinan irasional, melainkan melalui disiplin pemikiran irasional, melainkan melalui disiplin pemikiran irasional, melainkan melalui disiplin pemikiran rasional. Filsafat merupakan persiapan yang rasional. Filsafat merupakan persiapan yang rasional. Filsafat merupakan persiapan yang amat baik dalam rangka mengenal Tuhan, amat baik dalam rangka mengenal Tuhan, amat baik dalam rangka mengenal Tuhan, (Syadali dan Mudzakir, 2004:155). Klemens dari (Syadali dan Mudzakir, 2004:155). Klemens dari (Syadali dan Mudzakir, 2004:155). Klemens dari

Aleksandria adalah seorang bapa Gereja dari Gereja Timur pada periode Gereja Purba. Klemens terkenal dalam sejarah gereja karena keberaniannya dan kegigihannya untuk memperdamaikan iman Kristen dan Filsafat. Ia senang memakai konsep-konsep filsafat Yunani dalam pemikiran teologinya tetapi menolak banyak pandangan Gnostisisme yang tidak disetujuinya, (Wikipedia, 2014).

2) Ajaran Klemens

Salah satu pemikiran Klemens yang penting adalah usahanya untuk membangun hubungan yang baik antara iman Kristen dengan filsafat. Pada waktu itu, kebanyakan orang takut untuk menghubungkan keduanya karena akan dianggap sesat. Klemens berusaha memperlihatkan bahwa dengan mempelajari hal- hal yang berhubungan dengan filsafat tidak lantas membuat orang menjadi sesat. Upaya Klemens didasarkan pada pertimbangan bahwa kalau gereja menutup diri terhadap kebudayaan dan filsafatYunani, maka Gereja akan tertutup bagi orang-orang yang berpendidikan. Namun di lain pihak ada beberapa orang yang cenderung menekankan keilahian Yesus sehingga mereka tidak melihat bahwa ia benar-benar manusia, (Wikipedia,2014).

Muzairi (2009: 88-89) mengemukakan pokok-pokok fikiran Klemens adalah diantaranya sebagai berikut:

a) Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunani.

b) Memerangi ajaran yang anti terhadapa Kristen dengan menggunakan filsafat Yunani.

c) Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen dan memikkirkan secara mendalam. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Klemens termasuk tokoh yang membela Kristen tetapi tidak juga membenci filsafat Yunani. Justru Klemens menggunakan filsafat Yunani dengan memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen. Contohnya menurut Hadiwijono (1980: 72-73) dalam filsafat menurut Klemens, iman diperlukan bagi orang Kristen. Akan tetapi disamping iman masih ada hal yang lebih tinggi yaitu pengetahuan (Gnosis). Pengetahuan atau Gnosis ini bukan meniadakan iman tapi menerangi iman. Oleh karena itu iman harus berkembang menjadi pengetahuan.

Mengenai point yang kedua, Klemens memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat Yunani. Contoh ajaran yang ditentangnya yaitu Gnostik. Ia senang memakai konsep-konsep filsafat Yunani dalam pemikiran teologinya tetapi

Dalam Hadiwijono (1980:72) Gnostik yaitu suatu usaha untuk Dalam Hadiwijono (1980:72) Gnostik yaitu suatu usaha untuk Dalam Hadiwijono (1980:72) Gnostik yaitu suatu usaha untuk mendamaikan agama Kristen dengan filsafat Yunani yaitu dengan mendamaikan agama Kristen dengan filsafat Yunani yaitu dengan mendamaikan agama Kristen dengan filsafat Yunani yaitu dengan meleburkan kepercayaan agama Kristen dengan filsafat Yunani, meleburkan kepercayaan agama Kristen dengan filsafat Yunani, meleburkan kepercayaan agama Kristen dengan filsafat Yunani, sehingga menjadi satu sistem. Dapat dikatakan, Klemens menentang sehingga menjadi satu sistem. Dapat dikatakan, Klemens menentang sehingga menjadi satu sistem. Dapat dikatakan, Klemens menentang Gnostik karena menurut Gnostik seseorang yang telah memiliki Gnostik karena menurut Gnostik seseorang yang telah memiliki Gnostik karena menurut Gnostik seseorang yang telah memiliki Gnosis (pengetahuan) harus mematikan hawa nafsunya dan kembali Gnosis (pengetahuan) harus mematikan hawa nafsunya dan kembali Gnosis (pengetahuan) harus mematikan hawa nafsunya dan kembali kepada Allah dalam suatu kasih yang dibesihkan dari pada segala kepada Allah dalam suatu kasih yang dibesihkan dari pada segala kepada Allah dalam suatu kasih yang dibesihkan dari pada segala hawa nafsu. hawa nafsu. hawa nafsu.

c. Origenes (185-254 M) c. Origenes (185-254 M) c. Origenes (185-254 M)

1) Riwayat Hidup Origenes 1) Riwayat Hidup Origenes 1) Riwayat Hidup Origenes

Origenes lahir di Alexandria sekitar tahun Origenes lahir di Alexandria sekitar tahun Origenes lahir di Alexandria sekitar tahun tahun 185 M dalam sebuah keluarga Kristen. Ia tahun 185 M dalam sebuah keluarga Kristen. Ia tahun 185 M dalam sebuah keluarga Kristen. Ia adalah murid Klemens dari Alexandria di adalah murid Klemens dari Alexandria di adalah murid Klemens dari Alexandria di sekolah teologi Alexandria, di mana akhirnya sekolah teologi Alexandria, di mana akhirnya sekolah teologi Alexandria, di mana akhirnya Origenes menjadi guru disitu.Menurut Arya Origenes menjadi guru disitu.Menurut Arya Origenes menjadi guru disitu.Menurut Arya Dwiangga (2011) Origenes adalah seorang Dwiangga (2011) Origenes adalah seorang Dwiangga (2011) Origenes adalah seorang yang tingkat kepandaiannya dapat disetarakan yang tingkat kepandaiannya dapat disetarakan yang tingkat kepandaiannya dapat disetarakan dengan para Dewa. 6054 buah Kitab ditulis dengan para Dewa. 6054 buah Kitab ditulis dengan para Dewa. 6054 buah Kitab ditulis

olehnya, terutama Kitab yang berisi tafsiran ketuhanandan filsafat. olehnya, terutama Kitab yang berisi tafsiran ketuhanandan filsafat. olehnya, terutama Kitab yang berisi tafsiran ketuhanandan filsafat.

2) 2) 2) Ajaran Origenes Ajaran Origenes Ajaran Origenes

Tuhan menurut Origenes adalah transenden. Transenden Tuhan menurut Origenes adalah transenden. Transenden Tuhan menurut Origenes adalah transenden. Transenden ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di luar ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di luar ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di luar alamtidak dapat dijangkau oleh akal rasional, lawannya ialah konsep alamtidak dapat dijangkau oleh akal rasional, lawannya ialah konsep alamtidak dapat dijangkau oleh akal rasional, lawannya ialah konsep iman yang berarti Tuhan itu berada di dalam alam, karena Tuhan iman yang berarti Tuhan itu berada di dalam alam, karena Tuhan iman yang berarti Tuhan itu berada di dalam alam, karena Tuhan

Menurut Wikepedia (2013) ajaran Origenes dipengaruhi oleh Menurut Wikepedia (2013) ajaran Origenes dipengaruhi oleh Menurut Wikepedia (2013) ajaran Origenes dipengaruhi oleh filsuf-filsuf Yunani seperti Plato. Dari sana ia mengajarkan ajaran- filsuf-filsuf Yunani seperti Plato. Dari sana ia mengajarkan ajaran- filsuf-filsuf Yunani seperti Plato. Dari sana ia mengajarkan ajaran- ajaran yang oleh gereja dianggap salah.Origen mengajarkan bahwa ajaran yang oleh gereja dianggap salah.Origen mengajarkan bahwa ajaran yang oleh gereja dianggap salah.Origen mengajarkan bahwa dari awal semua makhluk yang rasional mulanya adalah berupa roh. dari awal semua makhluk yang rasional mulanya adalah berupa roh. dari awal semua makhluk yang rasional mulanya adalah berupa roh. Ia mengajarkan bahwa setelah penebusan dosa melalui penyaliban Ia mengajarkan bahwa setelah penebusan dosa melalui penyaliban Ia mengajarkan bahwa setelah penebusan dosa melalui penyaliban Yesus di kayu salib maka baik orang yang telah masuk neraka juga Yesus di kayu salib maka baik orang yang telah masuk neraka juga Yesus di kayu salib maka baik orang yang telah masuk neraka juga akan ditebus dosanya dan kembali menjadi suci dan percaya bahwa akan ditebus dosanya dan kembali menjadi suci dan percaya bahwa akan ditebus dosanya dan kembali menjadi suci dan percaya bahwa jika orang sudah berada di surga dan melakukan pelanggaran disana jika orang sudah berada di surga dan melakukan pelanggaran disana jika orang sudah berada di surga dan melakukan pelanggaran disana akan dikeluarkan dari surga. Semua ajaran Origenes merupakan akan dikeluarkan dari surga. Semua ajaran Origenes merupakan akan dikeluarkan dari surga. Semua ajaran Origenes merupakan dianathema dalam konsili Konstantinopel ke II pada tahun 553 M. dianathema dalam konsili Konstantinopel ke II pada tahun 553 M. dianathema dalam konsili Konstantinopel ke II pada tahun 553 M. Gereja mempercayai orang yang masuk neraka telah kehilangan Gereja mempercayai orang yang masuk neraka telah kehilangan Gereja mempercayai orang yang masuk neraka telah kehilangan kesempatan untuk bertobat, sehingga dosanya tidak terampuni lagi. kesempatan untuk bertobat, sehingga dosanya tidak terampuni lagi. kesempatan untuk bertobat, sehingga dosanya tidak terampuni lagi. Demikian juga orang yang sudah masuk surga tidak dapat berbuat Demikian juga orang yang sudah masuk surga tidak dapat berbuat Demikian juga orang yang sudah masuk surga tidak dapat berbuat dosa lagi sehingga kembali berdosa, sebab jika demikian maka dosa lagi sehingga kembali berdosa, sebab jika demikian maka dosa lagi sehingga kembali berdosa, sebab jika demikian maka neraka dan surga tidak ubahnya seperti dunia neraka dan surga tidak ubahnya seperti dunia neraka dan surga tidak ubahnya seperti dunia

d. Tertullianus (160-222 M) d. Tertullianus (160-222 M) d. Tertullianus (160-222 M)

1) Riwayat HidupTertullianus 1) Riwayat HidupTertullianus 1) Riwayat HidupTertullianus

Quintus Septimius Florens Tertullianus (nama Quintus Septimius Florens Tertullianus (nama Quintus Septimius Florens Tertullianus (nama

lengkap lengkap lengkap Tertulianus) Tertulianus) Tertulianus)

lahir, lahir, lahir, hidup, hidup, hidup, dan dan dan meninggal di meninggal di meninggal di Kartago Kartago Kartago (sekarang (sekarang (sekarang Tunisia). Tunisia). Tunisia). Muzairi (2009: 89) mengungkapkanbahwa Muzairi (2009: 89) mengungkapkanbahwa Muzairi (2009: 89) mengungkapkanbahwa Tertullianus dilahirkan bukan dari keluarga Tertullianus dilahirkan bukan dari keluarga Tertullianus dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melakukan pertobatan ia Kristen, tetapi setelah melakukan pertobatan ia Kristen, tetapi setelah melakukan pertobatan ia gigih membela Kristen dengan fanatik. gigih membela Kristen dengan fanatik. gigih membela Kristen dengan fanatik.

2) Ajaran Tertullianus 2) Ajaran Tertullianus 2) Ajaran Tertullianus

Tertullianus menolak kehadiran filsafat Yunani, karena Tertullianus menolak kehadiran filsafat Yunani, karena Tertullianus menolak kehadiran filsafat Yunani, karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya berpendapat, filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya berpendapat, filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup dan tidak ada hubungan bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup dan tidak ada hubungan bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup dan tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat. Tidak ada hubungnnya antara antara teologi dengan filsafat. Tidak ada hubungnnya antara antara teologi dengan filsafat. Tidak ada hubungnnya antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat). Tidak ada Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat). Tidak ada Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat). Tidak ada hubungan antara gereja dengan akademi dan tidak ada hubungan hubungan antara gereja dengan akademi dan tidak ada hubungan hubungan antara gereja dengan akademi dan tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan baru. antara Kristen dengan penemuan baru. antara Kristen dengan penemuan baru.

Menurut Ahmad Muzaqqi dan A. Fajrur Rahman (2012) Menurut Ahmad Muzaqqi dan A. Fajrur Rahman (2012) Menurut Ahmad Muzaqqi dan A. Fajrur Rahman (2012) pada awalnya, ia juga bukan seorag filsuf. Ia menolak filsafat dengan pada awalnya, ia juga bukan seorag filsuf. Ia menolak filsafat dengan pada awalnya, ia juga bukan seorag filsuf. Ia menolak filsafat dengan begitu keras. Ia menganggap bahwa kebenaran berasal dari agama begitu keras. Ia menganggap bahwa kebenaran berasal dari agama begitu keras. Ia menganggap bahwa kebenaran berasal dari agama (Kristen)dan agama tidak ada hubungannya dengan filsafat.Namun (Kristen)dan agama tidak ada hubungannya dengan filsafat.Namun (Kristen)dan agama tidak ada hubungannya dengan filsafat.Namun

Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara berpikir yang rasional diperlukan sekali. Karena pada saat itu, cara berpikir yang rasional diperlukan sekali. Karena pada saat itu, cara berpikir yang rasional diperlukan sekali. Karena pada saat itu, pemikkiran filsafat yang diharapkan tidak dibakukan. Saat itu pemikkiran filsafat yang diharapkan tidak dibakukan. Saat itu pemikkiran filsafat yang diharapkan tidak dibakukan. Saat itu filsafat hanya mengajarkan pemikiran- pemikiran ahli pikir Yunani filsafat hanya mengajarkan pemikiran- pemikiran ahli pikir Yunani filsafat hanya mengajarkan pemikiran- pemikiran ahli pikir Yunani saja. Sehingga, akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi saja. Sehingga, akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi saja. Sehingga, akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode praktisnya saja dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode praktisnya saja dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta berpikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta berpikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya, (Muzairi, 2009: 90). sifat-sifatnya, (Muzairi, 2009: 90). sifat-sifatnya, (Muzairi, 2009: 90).

e. Aurelius Augustinus (354-430 M) e. Aurelius Augustinus (354-430 M) e. Aurelius Augustinus (354-430 M)

1) Riwayat Hidup Augustinus 1) Riwayat Hidup Augustinus 1) Riwayat Hidup Augustinus

Sejak mudanya ia telah mempelajari Sejak mudanya ia telah mempelajari Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat, antara lain bermacam-macam aliran filsafat, antara lain bermacam-macam aliran filsafat, antara lain Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah diakui Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah diakui Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah diakui keberhasilannya dalam membentuk filsafat keberhasilannya dalam membentuk filsafat keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam Kristen yang berpengaruh besar dalam Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan, sehingga ia filsafat abad pertengahan, sehingga ia filsafat abad pertengahan, sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati. dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati. dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati. Ia seorang tokoh besar dibidang teologi dan Ia seorang tokoh besar dibidang teologi dan Ia seorang tokoh besar dibidang teologi dan

filsafat. (Muzairi, 2009: 90). filsafat. (Muzairi, 2009: 90). filsafat. (Muzairi, 2009: 90).

2) Ajaran Augustinus 2) Ajaran Augustinus 2) Ajaran Augustinus

Hadiwijono Hadiwijono Hadiwijono (1980: (1980: (1980: 79) 79) 79) mengatakan mengatakan mengatakan bahwa bahwa bahwa setelah setelah setelah Augustinusmempelajari Skeptisisme, ia kemudian tidak menyetujui Augustinusmempelajari Skeptisisme, ia kemudian tidak menyetujui Augustinusmempelajari Skeptisisme, ia kemudian tidak menyetujui atau menyukainya. Karena di dalamnya terdapat pertentangan atau menyukainya. Karena di dalamnya terdapat pertentangan atau menyukainya. Karena di dalamnya terdapat pertentangan bathiniah. Orang dapat meragukan segalanya. Akan tetapi orang bathiniah. Orang dapat meragukan segalanya. Akan tetapi orang bathiniah. Orang dapat meragukan segalanya. Akan tetapi orang tidak dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseorang yang ragu- tidak dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseorang yang ragu- tidak dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseorang yang ragu- ragu sebenarnya ia berpikir dan seseorang yang berpikir ragu sebenarnya ia berpikir dan seseorang yang berpikir ragu sebenarnya ia berpikir dan seseorang yang berpikir sesungguhnya ia berada eksis. sesungguhnya ia berada eksis. sesungguhnya ia berada eksis.

Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi fikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan batasnya, tetapi fikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan batasnya, tetapi fikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi. kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi. kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal fikiran manusia berhubungan dengan sesuatu yang Artinya, akal fikiran manusia berhubungan dengan sesuatu yang Artinya, akal fikiran manusia berhubungan dengan sesuatu yang lebih tinggi. Akhirnya ajaran Augustinus berhasil menguasaisepuluh lebih tinggi. Akhirnya ajaran Augustinus berhasil menguasaisepuluh lebih tinggi. Akhirnya ajaran Augustinus berhasil menguasaisepuluh abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa. Para pemikir Patristik itu abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa. Para pemikir Patristik itu abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa. Para pemikir Patristik itu sebagai pelopor pemikiran Skolastik. Sehingga ajaran Augustinus sebagai pelopor pemikiran Skolastik. Sehingga ajaran Augustinus sebagai pelopor pemikiran Skolastik. Sehingga ajaran Augustinus sebagai akar dari Skolastik dapat mendominasi hampir sepuluh abad. sebagai akar dari Skolastik dapat mendominasi hampir sepuluh abad. sebagai akar dari Skolastik dapat mendominasi hampir sepuluh abad. Karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu Karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu Karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu sistem sehingga ajaran-ajarannya mampu meresap sampai masa sistem sehingga ajaran-ajarannya mampu meresap sampai masa sistem sehingga ajaran-ajarannya mampu meresap sampai masa Skolastik, (Muzairi, 2004: 91). Skolastik, (Muzairi, 2004: 91). Skolastik, (Muzairi, 2004: 91).

3. Sumbangan Filosof Partisik Terhadap Ilmu Pengetahuan, Kurikulum dan Pembelajaran

a. Sumbangan Filosof Partisik terhadap Ilmu Pengetahuan

Sumbangan filosof partisik terhadap ilmu pengetahuan ini mencapai kemajuan dengan adanya penerjemahan karya filsafat Yunani Klasik dan karya filosof Islam ke bahasa Latin. Hasil penterjemahan karya-karya tersebut menyebar sedemikian rupa sehingga dapat dikenal di dunia Barat seperti sekarang ini. Selain itu memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat- obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh- tumbuhan. Selain itu sistem decimal dan dasar-dasar aljabar,(Hanafi, 1983: 67).

b. Sumbangan Filosof Partisik terhadap Kurikulum dan Pembelajaran

Sumbangan filosof partisik terhadap kurikulum meliputi tujuan pembelajaran,

kurikulum yang dikembangkan, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

1) Tujuan Pembelajaran

Periode Abad Pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan ini terletak pada tujuan pembelajaran yang di dominasi oleh agama yang mengedepankan ketaatan beribadah kepada Tuhan untuk menuju surga.Para Bapak Gereja juga mengharuskan seluruh umat Kristiani memikirkan ibadah dengan melakukan ketaatan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan Tuhan untuk mendapatkan kebahagian di akhirat. Karena Surga adalah tujuan utama yang ingin dicapai umat Kristiani. Sehingga kepentingan masalah duniawi tidak terlalu di kedepankan dan lebih mementingkan kebahagian di akhirat.

2) Kurikulum yang Dikembangkan

Pada abad pertengahan ini perkembangan ilmu mencapai kemajuan yang pesat karena adanya penerjemahan karya filsafat Yunani klasik ke bahasa Latin, juga penerjemahan kembali karya para filsuf Yunani oleh bangsa Arab ke bahasa Latin. Karangan para filsuf Islam menjadi sumber terpenting penerjemahan buku, baik buku keilmuan maupun filsafat. Diantara karya filsuf Islam yang diterjemahkan antara lain astronomi (Al Khawarizmi), kedokteran (Ibnu Sina), karya-karya Al Farabi, Al Kindi, Al Ghazali. Fokus pada pengembangan ilmu melalui sekolah menjadi perhatian dari Raja Charlemagne (Charles I) dengan pendirian sekolah-sekolah dan perekrutan guru dari Italia, Inggris dan Irlandia. Sistem pendidikan di sekolah dibagi menjadi tiga tingkat. Pertama, yakni pengajaran

b) aritmetika, geometri, astronomi dan musik (quadrivium). Tingkatan ketiga ialah pengajaran buku-buku suci, (Hanafi, 1983: 67).

3) Proses Pembelajaran

Menurut Anonim (2012) ajaran-ajaran dari para bapak Gereja adalah falsafi-teologis, yang pada intinya ajaran ini ingin memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pemikiran-pemikiran paling dalam dari manusia. Pada masa Partisik ini dapat dikatakan era filsafat yang berlandaskan akal-budi diabdikan untuk dogma agama.Bapak Gereja mengharuskan seluruh umat Kristiani memikirkan

kebahagian di akhirat.Masalah duniawi seperti ilmu filsafat dibuang jauh-jauh yang dipikirkan hanya mempersiapkan menuju mati esok. Sehingga seluruh umat kristiani menjalankan dan mematuhi kaidah agama Kristiani dalam beribadah. Proses pembelajaran dilakukan melalui mendengarkan khotbah-khotbah dari para bapak Gereja.

4) Hasil Belajar

Sesuai karakter zaman partisik hasil belajar yang diharapkan umat Kristiani taat dan patuh menjadi abdi Tuhan untuk menuju kampung akhirat sebagai jalan munuju suga yang dijanjikan Tuhan kepada umat manusia.