Latar Belakang Lahirnya Posmodernisme

B. Latar Belakang Lahirnya Posmodernisme

Pada tahun 1970-an Jean Francois Lyotard lewat karyanya The Postmodern Condition: A Report and Knowlage menolak ide dasar filsafat modern. Menurut Lyotard aliran modernism dianggap bergantung dan terpaku pada grand narrative (cerita-cerita besar) dari kemapanan filsafat yang hanya mengandalkan akal.Lyotard menolak keras bentuk metanarasi, dan tidak percaya adanya kebenaran tunggal yang universal, sebab menurutnya kebenaran adalah kebenaran (Aceng dkk. 2011: 94).

Charles Jencks dengan bukunya The Language of Postmodern . Architecture (1975) menyebut postmodern sebagai upaya untuk mencari pluralisme gaya arsitektur setelah ratusan

Ketika postmodern mulai memasuki ranah filsafat, post dalam modern tidak dimaksudkan sebagai sebuah periode atau waktu tetapi lebih merupakan sebuah konsep yang hendak melampaui segala hal modern. Postmodern ini merupakan sebuah kritik atas realitas modernitas yang dianggap telah gagal dalam melanjutkan proyek pencerahan. Nafas utama dari posmodern adalah penolakan atas narasi- narasi besar yang muncul pada dunia modern dengan ketunggalan gangguan terhadap akal budi dan mulai memberi tempat bagi narasi-narasi kecil, lokal, tersebar dan beraneka ragam untuk untuk bersuara dan menampakkan dirinya(Ernest, 1994).

The Grand Narrative yang dianggap sebagai dongeng hayalan hasil karya masa Modernitas. Ketidakjelasan definisi sebagai mana yang telah disinggung menjadi penyebab munculnya kekacauan dalam memahami konsep tersebut. Tentu, kesalahan berkonsep akan berdampak besar dalam menentukan kebenaran berpikir dan menjadi ambigu. Sedang kekacauan akibat konsep berpikir akibat ketidakjelasan akan membingungkan pelaku dalam pengaplikasian konsep tersebut.

Pada dasarnya, postmodern muncul sebagai reaksi terhadap fakta tidak pernah tercapainya impian yang dicita-citakan dalam era modern. Era modern yang berkembang antara abad kelima belas sampai dengan delapan belas dan mencapai puncaknya pada abad sembilan belas dan dua puluh awal memiliki cita-cita yang tersimpul dalam lima kata, yaitu: reason, nature, happiness, progress dan iberty (Muzairi, 2009).

Semangat ini harus diakui telah menghasilkan kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan dalam waktu yang relatif singkat. Nampaknya, mimpi untuk memiliki dunia yang lebih baik dengan modal pengetahuan berhasil terwujud. Namun, tidak lama, sampai kemudian ditemukan juga begitu banyak dampak negatif dari ilmu pengetahuan bagi dunia. Teknologi mutakhir ternyata sangat membahayakan dalam peperangan dan efek samping kimiawi justru merusak lingkungan hidup. Dengan demikian, mimpi orang-orang modernis ini tidaklah berjalan sesuai harapan, (Muzairi, 2009).

Postmodernisme bersifat relatif. Kebenaran adalah relatif, kenyataan atau realita adalah relatif, dan keduanya menjadi konstruk yang tidak bersambungan satu sama lain. Dalam postmodernisme, pikiran digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh relativisme. Kenyataan tidak lebih dari konstruk sosial, kebenaran disamakan dengan kekuatan atau kekuasaan.

Rasionalitas modern gagal menjawab kebutuhan manusia secara utuh. Ilmu pengetahuan terbukti tidak dapat menyelesaikan semua masalah manusia.Teknologi juga tidak memberikan waktu senggang bagi manusia untuk beristirahat dan menikmati hidup. Di masa lampau, ketika hanya ada alat-alat tradisional yang kurang efektif, semua orang mengharapkan teknologi canggih akan memperingan tugas manusia sehingga seseorang dapat menikmati waktu senggang.

Saat ini, teknologi telah berhasil menciptakan alat-alat yang memudahkan kerja manusia. Seharusnya, semua orang lebih senggang dibanding dulu, tetapi kenyataannya, justru semua orang lebih sibuk dibanding dulu. Teknologi instan yang ada saat ini justru menuntut pribadi-pribadi untuk lebih bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari efektifitas yang diciptakan. Ironis (Budhy, 2001).

Berangkat dari perbedaan mimpi dan kenyataan modernism inilah postmodern muncul dan berkembang. Akhirnya, pemikiran postmodern ini mulai mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan sosiologi. Postmodern akhirnya menjadi kritik kebudayaan atas modernitas. Apa yang dibanggakan oleh pikiran modern, sekarang dikutuk, kanapa yang dahulu dipandang rendah, sekarang justru dihargai, (Budhy, 2001).Secara umum latar belakang lahirnya postmodernisme adalah sebagai berikut:

a. Sebagai bentuk protes akan anggapan kurangnya ekspresi dalam aliran modernisme;

b. Karena terjadinya krisis kemanusiaan modern dalam aliran modernisme.

c. Modernisme gagal mewujudkan perbaikan-perbaikan dramatis sebagaimana diinginkan para pedukung fanatiknya;

d. Ilmu pengetahuan modern tidak mampu melepaskan diri dari kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan otoritas seperti tampak pada preferensi-preferensi yang seringkali mendahului hasil penelitian;

f. f. f. Ada semacam keyakinan yang sesungguhnya tidak berdasar Ada semacam keyakinan yang sesungguhnya tidak berdasar Ada semacam keyakinan yang sesungguhnya tidak berdasar bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala persoalan yang dihadapi manusia dan lingkungannya, dan persoalan yang dihadapi manusia dan lingkungannya, dan persoalan yang dihadapi manusia dan lingkungannya, dan ternyata keyakinan ini keliru manakala kita menyaksikan bahwa ternyata keyakinan ini keliru manakala kita menyaksikan bahwa ternyata keyakinan ini keliru manakala kita menyaksikan bahwa kelaparan, kemiskinan, serta kerusakan lingkungan terus terjadi kelaparan, kemiskinan, serta kerusakan lingkungan terus terjadi kelaparan, kemiskinan, serta kerusakan lingkungan terus terjadi menyertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; menyertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; menyertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

g. g. g. Ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan dimensi-dimensi Ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan dimensi-dimensi Ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan dimensi-dimensi mistis dan metafisik eksistensi manusia karena terlalu mistis dan metafisik eksistensi manusia karena terlalu mistis dan metafisik eksistensi manusia karena terlalu menekankan pada atribut fisik individu, (Anonim, 2012). menekankan pada atribut fisik individu, (Anonim, 2012). menekankan pada atribut fisik individu, (Anonim, 2012).