Zaman Skolastik Akhir
C. Zaman Skolastik Akhir
1. Faktor Penyebab Berakhirnya Zaman Skolastik
Masa ini ditandai dengan adanya rasa khawatir terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya, sehingga memperlihatkan stagnasi (keberhentian), (Muzairi, 2009:100). Sedangkan menurut Anonim (2011) periode akhir skolastik abad ke-
14 sampai dengan abad ke-15 M ditandai dengan pemikiran Islam yang berkembang. Kepercayaan orang pada kemampuan rasio memberi jawaban atas masalah-masalah iman mulai berkurang. Ada semacam keyakinan bahwa iman dan pengetahuan tidak dapat disatukan. Rasio tidak dapat mempertanggung jawabkan ajaran Gereja, hanya iman yang dapat menerimanya.
Nicolous Cusanus (1401-1404 M), dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan.Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan.Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanya akan kembali pula pada pencipta-Nya. Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : indra, akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaiamana dijelaskan pada paragraf sebelumnya, (Smith, 1986 : 79).
Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349). Tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan
teologis tidak dapat didemonstrasikan, (Smith, 1986 : 79).
kepercayaan
2. Tokoh Filosof Skolastik Muslim Penyebab Berakhirnya Zaman Peralihan Skolastik
Faktor penyebab berakhirnya zaman sekolastik selain pengaruh rasionalisme Yunani Klasik juga masuknya ajaran para filsof Islam seperti: Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd dan para filosof lainnya, (Muzairi, 2009:102). Sumbangan keilmuan Al-Kindi kedokteran, filsafat, ilmu pasti, komponis, geometri, al- jabar, ilmu falak, astronomi, dan khususnya kimia. Ia mengatakan bahwa agama dan filsafat keduanya menghendaki kebenaran karena agama menempuh jalan syariat, sedangkan filsafat menempuh jalan metode pembuktian, (Syadali dan Mudzakir, 2004:165). Al-Farabi menyumbangkan ilmu pengetahuan, baik ilmu ketuhanan, ilmu alam, ilmu pasti, maupun ilmu politik semuanya berasal dari filsafat, (Syadali dan Mudzakir, 2004: 168). Ibnu Sina menyumbangkan ilmu kedokteran,kimia, fisika, dan ilmu pengeobatan; ibnu Rusyd menyumbangkan ilmu fiskika, kimia, fikih, teologi,dan sebagainya.
3. Kurikulum yang Dikembangkan Filosof Muslim Menuju Zaman Peralihan
Kurikulum yang dikembangkan oleh para pemikir Muslim menuju zaman peralihan berorientasi pada ilmu-ilmu induktif (sanis). Misalnya kedokteran, fisika, kimia, matematika, dan ilmu- ilmu keagamaan sekitar pembahasan mengenai wujud Tuhan sebagai Maha Pencipta alam semesta dan segalaisinya yang terkandung di dalamAl-Qur an. Secara perlahan-lahan namun pasti pengaruh keilmuan yang dibangun oleh para pemikir Muslim Arab lewat berpikir rasional dan empiris berdasarkan tuntutan Wahyu banyak para ilmuan dan para sainstis Eropa mengikuti jejak umat Islam terutama cara berpikir rasional dan empiris.
Lambat laun para ilmuan dan sainstis Eropa meninggalkan agama yang mereka anut. Dari sinilah lahir zaman pembaharuan yang disebut renaisans . Zaman ini menggambarkan kebebasan berpikir dari ikatan dogma-dogma agama Kristen menuju berpikir bebas tanpa terikat lagi oleh agama.Hal ini disebabkan para sainstis mera jera terhadap pemuka Geraja yang melakukan eksekusi terhadap para sanstis, misalnya saja Copenikus menemukan teori
heliosentris (mahahari mengelilingi bumi) sementara pemuka Gereja berfaham geosentris (bumi mengelilingi matahari).