Kelebihan dan Kekurangan Filsafat Islam

C. Kelebihan dan Kekurangan Filsafat Islam

1. Kelebihan Filsafat Islam

Pentingnya filsafat Islam mempunyai beberapa kelebihan diantaranya dalam dunia pendidikan. Adapun kelebihan tersebut diantaranya :

a) Filsafat Islam dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang

yang membutuhkannya untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan. Disamping itu dapat menolong terhadap tujuan dan fungsinya serta meningkatkan mutu pendidikan serta memperbaiki pelaksanaan pendidikan yang meliputi penilaian, bimbingan dan penyuluhan.

c) Filsafat Islam dianggap sebagai asas atau dasar yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti menyeluruh. Penilaian pendidikan meliputi segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, perguruan tinggi secara umum untuk mendidik warga negara dan segala yang berhubungan dengan pendidikan.

d) Filsafat pendidikan islam memberi corak dan pribadi khas dan istimewa sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama dan nilai umat Islam. Disamping itu membe ri corak kebudayaan, perekonomian, sosial, politik untuk tuntunan masa depan. (Adri Efferi, 201: 26).

e) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.

f) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.

g) Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar me numbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.

h) Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat mengusai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.

i) Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau sprituil semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya. Tidak lah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan.

2. Kekurangan Filsafat Islam

Masalah internal yang dihadapi pendidikan Islam salah satunya adalah adanya kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam tubuh pendidikan Islam itu sendiri. Menurut Mochtar Buchori (1992) menilai kegagalan pendidikan agama di sekolah-sekolah karena

kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan dalam kehidupan. Atau dapat dikatakan dalam praktiknya pendidikan agama berubah menjadi pengajaran agama, sehingga tidak mampu membentuk pribadi- pribadi Islam.

Kelemahan [weakness], bahwa pendidikan Islam posisinya lemah, tidak profesional hampir disemua sektor dan komponennya, stress, terombang-ambing antara jati dirinya, apakah ikut model sekolah umum atau antara ikut Diknas dan Depag. Belum ada sistem yang mantap dalam pengembangan model pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

Muchtar Buchori juga menyatakan bahwa kegiatan pendidikan agama Islam yang berlangsung selama ini lebih banyak bersikap menyendiri, kurang berinteraksi dengan kegiatan-kegiatan pendidikan lainnya. Cara kerja semacam ini kurang efektif untuk keperluan penanaman suatu perangkat nilai yang kompleks. Pendidikan agama tidak boleh tidak boleh dan tidak dapat berjalan sendiri, tetapi harus berjalan bersama dan bekerjasama dengan program-program pendidikan nonagama kalau ingin mempunnyai relevansi terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.

kelemahan-kelemahan Pendidikan agama Islam di sekolah, antara lain sebagai berikut :

Towaf (1996)

mengemukakan

a) Pendekatan masih cenderung normatif, dalam artian pendidikan agama menyajikan norma-norma yang seringkali tanpa ilustrasi konteks sosial budaya sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian.

b) Kurikulum pendidikan agama Islam yang dirancang disekolah sebenarnya lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum informasi, tetapi GPAI seringkali terpaku padanya sehingga semangat untuk memperkaya kurikulum dengan pengalaman belajar yang bervariasi kurang tumbuh.