Mixing / Penggabungan gambar dan suara
5. Mixing / Penggabungan gambar dan suara
Penggabungan suara dengan gambar visual pada editing film lebih sulit dibandingkan pada editing video yang menggunakan bahan pita magnetis, karena film setelah diproses tidak bisa dihapus/ditumpangi dengan rekaman baru seperti pada pita magnetis. Penyuntingan/editing scene-scene bersuara pada film harus sinchron secara klop. Hal ini lebih sulit dibandingkan penyuntingan scene-scene film tidak bersuara/bisu. Pada film bisu/ si l ent action dalam scene-scene hanya perlu diklopkan susunannya. Shoot-shoot bisa dialihkan, sequencenya bisa Penggabungan suara dengan gambar visual pada editing film lebih sulit dibandingkan pada editing video yang menggunakan bahan pita magnetis, karena film setelah diproses tidak bisa dihapus/ditumpangi dengan rekaman baru seperti pada pita magnetis. Penyuntingan/editing scene-scene bersuara pada film harus sinchron secara klop. Hal ini lebih sulit dibandingkan penyuntingan scene-scene film tidak bersuara/bisu. Pada film bisu/ si l ent action dalam scene-scene hanya perlu diklopkan susunannya. Shoot-shoot bisa dialihkan, sequencenya bisa
Setelah gambar dengan suara asli ditambah dengan suara musik ilustrsi maupun sound efek selesai dipadukan secara klop dan synchron, maka perlu diriview untuk mengetahui apakah hasil editing sudah layak atau belum. Bila dinyatakan belum maka perlu diselaraskan kembali dan bila telah layak, maka tugas editing telah selesai dan bisa dikirim kebagian penggandaan film. Saat ini penggandaan film telah dapat dilakukan dengan mesin yang dapat mengkopi ribuan gambar perdetiknya. Demikian pula untuk keperluan mixingnya.
Gambar.125. Roll film
Gambar 126. Proyektor film di ruang gelap
Sebagai contoh bagaimana melakukan produksi film, berikut ini merupakan kutipan bagaimana produksi film sebagai berikut:
1. T erj emahan Bebas dari Examining Film Scoring T echniques in Films t hat Alt ers T ime, Space, and Deat h, oleh Mat t hew F. Skelt on (dikut ip dari sit us web Film Score Mont hly)
belum menyimpan
audiotrack/soundtrack sehingga film di masa itu disebut film bisu (silent movie). Musik film pada awalnya bukan hanya karena tuntutan artistik, tapi juga karena suara proyektor yang berisik, jadi buat nutupin suara proyektor. Tapi kemudian musik film untuk film bisu mulai diperlukan untuk menciptakan mood dan suasana. Musik film awalnya dimainkan oleh pianis, kemudian oleh live orchestra. Berkat perkembangan teknologi, akhirnya suara dapat direkam ke pita film. Sejak tahun 1929, telah muncul standar untuk sound movie. Musik film mulai digunakan:
a. untuk menciptakan suasana dan latar belakang (latar a. untuk menciptakan suasana dan latar belakang (latar
b. untuk memberi penekanan pada unsur-unsur psikologi di film, misalnya menggambarkan apa yang ada di benak seseorang, atau implikasi dari suatu situasi (contohnya terjadinya pembunuhan yang tidak sengaja yang bisa berimplikasi buruk bagi karakter pelakunya).
c. sebagai latar belakang pengisi
d. untuk menciptakan kesan kesinambungan
e. mem-build-up suatu adegan dan memberikan konklusinya. Setelah bertahun-tahun, saat ini pembuatan musik film ( composi ng or i gi nal musi c f or f i l m ) sudah terstandardisasi.
a. Dalam pembuatan musik film, composer bertemu dan berkomunikasi dengan pembuat film, membaca script, dan melihat film itu sendiri (yang masih akan di-edit).
b. Berikutnya adalah spot t i ng , yaitu menentukan adegan mana yang akan diiringi musik. Kemudian composer mulai membuat konsep score-nya. Proses ini sangat penting, composer membuat unsur-unsur dasar score-nya (score concept). Konsep score sering kali mengikuti karakter- karakter dalam film, atau tema sentral dari film, menggunakan blok komposisi leitmotif dimana tema yang muncul berkali-kali merujuk kepada karakter tertentu, atribut, atau ide tertentu. Bagaimana pun materi atau metode yang digunakan, suatu model konseptual menciptakan asosiasi antara karakter-karakter dengan musik dan menjadi panduan composer untuk menentukan gaya musik yang tepat untuk film.
c. Setelah menentukan adegan mana yang akan diiringi musik dan konsep score-nya, dilakukan t i mi ng/ si nkr oni sasi yang lebih tepat yang akan menjadi panduan bagi composer dalam penulisan musiknya itu sendiri ( composi ng ). Teknik konvensional yang sering digunakan adalah menggunakan pengulangan tema atau variasi tema. Highlighting adalah salah satu teknik scoring lainnya, musiknya naik turun secara dramatis mengikuti adegan-adegan film. Salah satu teknik lainnya red herrings (pengalihan/umpan), musik mem-build- up suasana sampai terjadi sesuatu atau tidak terjadi sesuatu (teknik yang sering digunakan dalam film-film horor/suspense).
d. Setelah musiknya ditulis (hasilnya bervariatif dari yang sangat lengkap sampai ke baru berupa musik sket ches ), mulailah dilakukan or chest r at i ng . Orkestrator (bisa jadi composer-nya sendiri bertindak sebagai orkestrator) mempersiapkan musik yang sudah digubah untuk dimainkan d. Setelah musiknya ditulis (hasilnya bervariatif dari yang sangat lengkap sampai ke baru berupa musik sket ches ), mulailah dilakukan or chest r at i ng . Orkestrator (bisa jadi composer-nya sendiri bertindak sebagai orkestrator) mempersiapkan musik yang sudah digubah untuk dimainkan
e. Jika segala perubahan sudah dilakukan, maka rekaman versi final akan digunakan untuk disatukan dengan film ( dubbi ng ).
Satuan terkecil dalam musik film disebut cue . Sebuah cue durasinya bisa panjang bisa pendek, tergantung dari adegan film. Setiap cue dalam film punya maksud tersendiri yang ditentukan oleh antara lain: composer, sutradara, editor, music editor, dan lain-lainnya. Orang-orang ini juga menentukan adegan apa perlu musik apa, kapan masuknya, kapan hilangnya, dan sebagainya.
Superman, trilogi Star Wars, trilogi Indiana
Jones, E.T.: The Extra-Terrestrial, dan sebagainya. Score untuk Superman bahkan menjadi acuan untuk setiap score dari film yang mengadaptasi komik sampai kemudian muncul
Batman-nya Danny Elfman yang bergaya Bernard Hermann. Sutradara adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk semua urusan pembuatan film. Sutradara dan composer kadang-kadang menjadi ‘pasangan’ seperti Alfred Hitchcock- Bernard Hermann (North By Northwest, Vertigo, Psycho, dan lain-lain), Steven Spielberg-John Williams (Schindler’s List, Jurrasic Park, ET, Jaws, dan lain-lain), Tim Burton-Danny Elfman (Pee Wee’s Big Adventure, Beetlejuice, Edward Scissorhands, Sleepy Hollow, dan lain-lain), dan Robert Zemeckis-Alan Silvestri (Forrest Gump, Contact, Death
Becomes Her, Back To The Future, dan lain-lain). Hubungan mereka terbentuk karena antara lain kepuasan terhadap hasil kerja satu sama lain, kesamaan kreativitas, dan sebagainya.
Editor (bekerja sama dengan sutradara) adalah orang yang menentukan gambar mana dari sekian banyak yang di- shoot yang akan dipilih. Composer harus bekerja sama dengan editor untuk dapat menciptakan cue yang tepat untuk gambar- gambar yang dipilih.
Posisi lain yang juga penting adalah orkestrator. Orkestrator adalah yang menerjemahkan musik dari composer untuk dimainkan oleh orkestra. Kadang-kadang orkestrator dapat memberikan pendapat kreatifnya namun hal itu tergantung kepada composer-nya, demikian pula dengan conductor. Sering kali terjadi sebelum composer membuat konsep score, sutradara sudah memiliki ide mengenai gaya musik dari filmnya. Ketika berkomunikasi dengan composer, sutradara akan mengacu kepada gaya musik yang sudah dan gaya musik tersebut disebut role model. Role model dapar berupa bagian Posisi lain yang juga penting adalah orkestrator. Orkestrator adalah yang menerjemahkan musik dari composer untuk dimainkan oleh orkestra. Kadang-kadang orkestrator dapat memberikan pendapat kreatifnya namun hal itu tergantung kepada composer-nya, demikian pula dengan conductor. Sering kali terjadi sebelum composer membuat konsep score, sutradara sudah memiliki ide mengenai gaya musik dari filmnya. Ketika berkomunikasi dengan composer, sutradara akan mengacu kepada gaya musik yang sudah dan gaya musik tersebut disebut role model. Role model dapar berupa bagian
Music editor sering kali berhubungan dengan musik yang tidak ditulis oleh composer seperti musik dari radio atau jukebox atau adegan live music. Musik ini disebut source music. Interaksi antara source music dengan score yang dapat terjadi antara lain:
a. source music berfungsi sebagai score
b. source music berganti menjadi score
c. source music cross-fading menjadi score
d. source music dan score digunakan bersama. Berurusan dengan source music merupakan tantangan tersendiri bagi composer. Adegan yang berisi source music harus ditangani dengan hati-hati, terutama jika composer diminta untuk menciptakan score yang berinteraksi seperti tersebut di atas. Perubahannya harus lancar dan tidak terasa oleh penonton; jangan sampai penonton merasa terganggu dengan perpindahan antara keduanya.
Saat ini kadang-kadang terjadi producer atau sutradara atau music supervisor memasukkan banyak lagu ke dalam film dengan harapan lagu-lagu tersebut akan meningkatkan daya jual film. Banyaknya lagu yang masuk dapat membuat pekerjaan composer semakin sulit karena score harus sesuai dengan lagu-lagu tersebut. Kadang-kadang lagu-lagu yang diinginkan untuk masuk di film akhirnya tidak masuk ke film dan sering kali lagu-lagu ini dimasukkan ke dalam album soundtrack dengan judul “ musi c f r om and
i nspi r ed by …”.
Gambar 127. Jalur audio sistem magnetis 2 track