HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Perusahaan

1. Lokasi Perusahaan

Latar belakang berdirinya PT. Dan Liris, dimulai pada tahun 1926 sebagai home industry batik. Pada tahun 1966 pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, baik berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan adanya kebijakan tersebut, maka perusahaan home industry batik menjadi perseroan terbatas dengan nama PT. Batik Keris pada tahun 1971. Sejak saat itu PT. Batik Keris menerima permintaan produk yang terus meningkat dari waktu kewaktu dari para konsumen. Selanjutnya PT. Batik Keris mengambil langkah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan untuk mengantisipasi agar tidak terganggu aktivitas produksi PT. Batik Keris apabila suatu saat perusahaan mengalami kesulitan karena terjadi fluktuasi harga bahan baku dipasaran, maka didirikanlah perusahaan pensuplai bahan baku tekstil dan batik yaitu PT. Dan Liris pada tahun 1974.

Kegiatan usaha PT. Dan Liris dimulai hanya dengan satu bidang saja, yaitu pertenunan (weaving). Lokasi pabrik tenun pada mulanya berada di Jln. Adi Sucipto, desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karaganyar. Seiring berkembangnya perusahaan, maka didirikanlah pabrik perajutan dan Kegiatan usaha PT. Dan Liris dimulai hanya dengan satu bidang saja, yaitu pertenunan (weaving). Lokasi pabrik tenun pada mulanya berada di Jln. Adi Sucipto, desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karaganyar. Seiring berkembangnya perusahaan, maka didirikanlah pabrik perajutan dan

2. Ketenagakerjaan

PT. Dan Liris Sukoharjo berproduksi setiap hari kecuali hari minggu, dengan jam kerja yang berbeda. PT. Dan Liris mempunyai kebijakan jam kerja tiap tenaga kerja dengan tujuan untuk mempermudah dan memeperlancar pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan tiap harinya. Untuk jam kerja kantor masuk jam 08.00-16.00 WIB dan jam istirahat 12.00-13.00 WIB untuk hari senin-kamis, sedangkan hari jum’at jam masuknya sama tapi jam istirahatnya jam 11.30-13.00 WIB dan hari sabtu masuk jam 08.00-13.00 tidak ada istirahat. Sedangkan untuk tenaga kerja produksi dibagi menjadi 3 shift yaitu shift 1 (pagi) : 10.00-14.00 WIB (jam istirahat : 09.00-10.00 WIB), shift

2 (siang) : 14.00-22.00 WIB (jam istirahat 18.00-19.00 WIB), shift 3 (malam) : 22.00-06.00 WIB (jam istirahat 02.00-03.00 WIB). Jumlah tenaga kerja di 2 (siang) : 14.00-22.00 WIB (jam istirahat 18.00-19.00 WIB), shift 3 (malam) : 22.00-06.00 WIB (jam istirahat 02.00-03.00 WIB). Jumlah tenaga kerja di

Tenaga kerja saat berkerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang standar sebagai upaya dalam mencegah bahaya di lingkungan kerja. Posisi tenaga kerja adalah berdiri dan membungkuk.

Sistem penggajian tenaga kerja PT. Dan Liris Sukoharjo dibagi menjadi 2 yaitu bulanan dan harian. Gaji bulanan merupakan pembayaran kepada staff, sedangkan gaji harian merupakan pembayaran kepada tenaga kerja harian atas dasar “no work no pay” sedang sistem pembayarannya tetap sama yaitu diberikan satu bulan sekali.

3. Proses Produksi

Kapasitas produksi yang terpasang yaitu : · Spinning

: 8.500 ball/bulan · Kain greige

: 7.500.000 meter/bulan · Kain jadi dan Printing : 5.500.000 meter/bulan

· Pakaina jadi : 950.000 pieces/bulan

Proses produksi PT. Dan Liris sebagai berikut:

1. Spinning Proses spinning (pemintalan benang) merupakan proses paling awal,

yang terdiri dari :

1) Blowing Bertujuan untuk membuka ball kapas, membersihkan kapas dan juga mixing atau pencampuran berbagai jenis kapas.

2) Carding Bertujuan untuk meluruskan serat, pemisahan antara serat panjang dengan serat pendek.

3) Lap former Bertujuan untuk membuat lap untuk proses berikutnya dan perangkapan.

4) Drawing Bertujuan untuk perangkapan, mengurangi ketidakrataan, dan pencampuran antara kapas alami (cotton) dengan kapas sintetis (polyster)

5) Combing Bertujuan untuk pensejajaran, pamisahan serat antara panjang dengan serat pendek dan terakhir pembersihan.

6) Flayer Bertujuan untuk roving dan pemberian twist (puntiran)

7) Ring spinning Bertujuan untuk mengumpulkan benang dan terakhir penomeran benang.

8) Winder Merupakan proses tahap akhir dari proses spinning, yang bertujuan untuk penggulungan menjadi besar, menghilangkan cacat pada benang, dan terakhir adalah digulung secara berulang-ulang jika terjadi kesalahan dalam penggulangan sebelumnya.

2. Weaving Proses weaving adalah proses penenunan benang menjadi kain

mentah atau kain setengah jadi, dimana bahan bakunya adalah benag pakan dan benag lusi. Pada proses ini hasik akhirnya disebut kain greige . Setelah melalui proses inspecting yaitu proses inspeksi grade (kualitas), maka untk pasar lokal biasanya yang dijual adalah kain greige dengan grade B dan L. Khususnya untuk pasar eksport biasanya pelanggan hanya membeli kain greige dengan grade A saja. Selain dijual, kain greige tersebut digunakan sendiri oleh PT. Dan Liris untuk diproses lagi menjadi kain jadi, printing dan garment.

Kondisi lingkungan kerja di bagian weaving II ada dua ruangan yang terdapat mesin Air Jet Loom yang berjumlah 179 buah. Antara mesin tersebut tidak ada sekat pembatas sama sekali. Ruangan weaving

II termasuk ruang tertutup dengan satu pintu keluar dan masuk saja, di bagian weaving II memiliki atap seng yang dilapisi galfalum dengan tujuan untuk mengurangi kebisingan.

3. Finishing Printing Proses finishing adalah proses mengubah kain greige untuk

diberi warna dasar sesuai dengan permintaan pembali. Sedangkan proses printing adalah proses mengubah kain finishing menjadi kain siap pakai dengan pemberian motif dan penentuan desain sesuai mode dan permintaan pembeli.

4. Garment Proses garment adalah proses mengubah kain yang siap pakai menjadi

pakain siap pakai, dimana proses ini adalah proses terakhir dari kegiatan produksi di PT. Dan Liris. Pada setiap proses produksi di PT. Dan Liris telah melewati Quality Assurance sehingga terjadinya kesalahan dalam proses produksi dapat diminimalisasi.

B. Karakteristik Responden

1. Umur Distribusi responden berdasarkan umur tenaga kerja di bagian

weaving

II PT. Dan Liris Sukoharjo, tahun 2010 dapat digambarkan pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Umur Tenaga Kerja di Bagian Weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo, Tahun 2010. No.

Umur (tahun) Frekuensi Persentase(%)

Berdasarkan tabel 5 diperoleh umur responden yang terendah adalah

28 tahun dan yang tertinggi adalah 50 tahun, rata-rata umur responden adalah 36,08 tahun.

2. Masa kerja

Distribusi frekuensi masa kerja pada tenaga kerja di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo, tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Distribusi frekuensi Masa Kerja Tenaga Kerja di Bagian Weaving

II PT. Dan Liris Sukoharjo, Tahun 2010.

No. Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

∑ rata –rata:14,88

Berdasarkan tabel 6 diperoleh responden yang terendah adalah

10 tahun dan yang tertinggi adalah 28 tahun, dan rata-rata masa kerja responden adalah 14,88 tahun.

3. IMT

Distribusi frekuensi status gizi tenaga kerja di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo, tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh (IMT) Tenaga Kerja di Bagian Weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo, Tahun 2010.

Dari hasil pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) diperoleh IMT terendah adalah 18,3 dan IMT tertinggi adalah 23, dan rata-rata sebesar 19,436.

C. Hasil Pengukuran kebisingan

Berdasarkan pengukuran kebisingan dengan menggunakan alat sound level meter dengan 26 titik di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil pengukuran kebisingan.

No. Kebisingan (dBA)

Dari tabel 8 dapat dijelaskan bahwa Intensitas kebisingan yang terendah adalah 127 dBA, dan intensitas kebisingan tertinggi adalah 130 dBA. rata-rata intensitas kebisingan di bagian weaving II sebesar 128,735.

D. Hasil Pengukuran Kelelahan

Sampel yang diambil untuk diukur kelelahanya adalah 26 tenaga kerja. Hasil pengukuran sebagai berikut:

1. Pengukuran Kelelahan Tenaga Kerja Sebelum Kerja. Hasil pengukuran kelelahan tenaga kerja sebelum kerja berdasarkan

kriteria sebagai berikut: Tabel 9. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Sebelum Kerja

No. Kriteria

Sebelum kerja

Dari tabel 9 dapat dijelaskan bahwa sebelum kerja terdapat 23 tenaga kerja (88,5%) dalam keadaan tidak lelah (normal), 3 tenaga kerja (11,5%) dalam keadaan lelah ringan dan tidak ada tenaga kerja yang mengalami lelah sedang dan lelah berat.

2. Pengukuran Kelelahan Tenaga Kerja Sesudah Kerja. Hasil pengukuran kelelahan tenaga kerja sesudah kerja berdasarkan

kriteria sebagai berikut: Tabel 10. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Sesudah Kerja

No. Kriteria

Sesudah kerja

Dari tabel 10 dapat dijelaskan bahwa sesudah kerja tidak terdapat tenaga kerja (0%) dalam keadaan lelah normal, 12 tenaga kerja (46,2%) dalam keadaan lelah ringan, 8 tenaga kerja (30,8%) dalam keadaan lelah sedang, 6 tenaga kerja (23,0%) dalam keadaan lelah berat.

E. Uji Hubungan Kebisingan Dengan Kelelahan

Uji hubungan ini dengan menggunakan uji statistik correlations yaitu sebagai berikut: Tabel 11. Hasil Uji Hubungan Kebisingan Dengan Kelelahan

Keterangan Kebisingan

Variabel Significant (p)

Korelasi (r)

Ada hubungan Kelelahan

Dari tabel 11 dapat dijelaskan bahwa antara kebisingan dan kelelahan diperoleh nilai signifikansi (p) yang besarnya 0,000 (p < 0,01) hal ini berarti bahwa ada hubungan sangat signifikan antara kebisingan dengan kelelahan Dari tabel 11 dapat dijelaskan bahwa antara kebisingan dan kelelahan diperoleh nilai signifikansi (p) yang besarnya 0,000 (p < 0,01) hal ini berarti bahwa ada hubungan sangat signifikan antara kebisingan dengan kelelahan

2 R 2 =r x 100%

2 R 2 = 0,636 x 100%

R 2 = 40,45%

Berdasarkan hasil rumus koefisien determinan, diperoleh hasil R 2 = 40,45%, dengan demikian bahwa sumbangan kebisingan terhadap kelelahan

yaitu sebesar 40,45%.