METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis observasional analitik yaitu mencari hubungan antar variabel risiko dan efek yang analisisnya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (Ahmad Pratiknyo Watik , 2003).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 di bagian weaving

II PT. Dan Liris Sukoharjo, alamat Desa Cemani Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

C. Subjek Penelitian

Populasi tenaga kerja dibagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo adalah 125 orang. Subjek penelitian adalah tenaga kerja di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:

1. Jenis kelamin : perempuan

2. Usia : 15-54 tahun

3. Tidak mempunyai riwayat penyakit pendengaran sebelumnya.

4. Masa kerja lebih dari 5 tahun dan lama kerja 8 jam sehari dalam keadaan terpapar kebisingan.

5. Tenaga kerja shift pagi dan bersedia menjadi subjek penelitian. Berdasarkan kriteria inklusi didapatkan 26 subjek penelitian tenaga kerja shift pagi di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan menggunakan purposive sampling, yang berarti pemilihan sekelompok subjek dengan jumlah yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentuyang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2004).

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2002). Besar sampel didapatkan 26 orang di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebisingan.

2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan tenaga kerja.

3. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a. Variabel pengganggu terkendali : jenis kelamin, usia, riwayat penyakit pendengaran, dan status gizi normal dan masa kerja.

b. Variabel pengganggu tidak terkendali : keadaan psikologis, getaran, cuaca kerja, beban kerja dan penerangan.

Hubungan antar variabel:

Variabel Bebas

- Kebisingan

Variabel pengganggu Variabel pengganggu interen

Variabel Terikat

eksteren

- Usia - Getaran - Status gizi

- Cuaca kerja - Kondisi

Kelelahan

- Beban kerja kesehatan

- Penerangan (penyakit

jantung, gangguan ginjal, penyakit

asma, penyakit darah

tinggi, darah rendah,)

- Keadaan psikologis - Masa kerja

Gambar 2. Stuktur Hubungan Antar Variabel

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kebisingan Kebisingan adalah suara yang dihasilkan oleh mesin Air Jet Loom yaitu mesin untuk memghasilkan benang. Dalam penelitian ini yang diukur adalah intensitas kebisingan di lingkungan kerja tersebut. Alat ukur

: Sound Level Meter (SLM)

Satuan

: dBA (desibel)

Skala pengukuran

: Rasio

2. Kelelahan Kelelahan adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami penurunan kestabilannya saat terpapar kebisingan sesudah kerja di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo. Untuk mengetahui kelelahan tenaga kerjanya yaitu melalui pengukuran langsung kepada tenaga kerjanya yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan : Alat ukur

: Reaction timer

Satuan

: milli detik

Skala pengukuran

: Interval

G. Desain Penelitian

Populasi

Purposive sampling

Subjek

Kebisingan melebihi NAB

Korelasi Pearson Product Moment

kelelahan

Pengukuran I ( sebelum Pengukuran II( sesudah kerja )

kerja )

Gambar 3. Desain Penelitian

H. Teknik Pengambilan Data

Pada penelitian ini pengambilan data disesuaikan dengan jenis data sebagai berikut:

1. Data primer, meliputi intensitas kebisingan, hasil pengukuran kelelahan responden, serta hasil wawancara dengan responden.

2. Data sekunder dikumpulkan dengan cara pencatatan data dari bagian personalia serta gambaran umum perusahaan. Adapun data sekunder dalam penelitian ini meliputi:

a. Buku referensi yang berisi teori yang relevan terhadap objek yang diteliti.

b. Artikel maupun jurnal dari suatu media tertentu yang sesuai dengan objek yang diteliti.

I. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap- tahap sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan Survei pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi tempat kerja, proses kerja, serta kondisi tenaga kerja. Kemudian mempersiapkan proposal penelitian dan menyusun kuesioner penjaringan sampel, selanjutnya mempersiapkan alat yang akan dipakai. Pengumpulan data ini dimulai setelah proposal penelitian disahkan oleh pembimbing serta izin dari pemilik PT. Dan Liris Sukoharjo.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan selama satu bulan. Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Setelah mendapat izin dari pihak perusahaan, peneliti menjelaskan tentang tujuan dari penelitian serta memberitahu mengenai instrumen yang dipakai dalam penelitian ini.

b. Menentukan sampel penelitian sesuai dengan kuesioner penjaringan sampel yang telah diisi oleh tenaga kerja.

c. Melakukan pengukuran intensitas kebisingan dan kelelahan tenaga kerja sebelum kerja dan sesudah kerja. Pengukuran kelelahan sebelum kerja digunakan sebagai kontrol/pembanding kelelahan sebelum kerja.

d. Merekap data perolehan hasil penelitian.

3. Tahap Penyelesaian Mengumpulkan semua data, mengolah, menganalisa dan menyimpulkan.

J. Prosedur Penelitian

Hari pertama pengukuran kebisingan dilakukan dengan cara pegambilan 26 titik dengan menggunakan alat sound level meter, masing- masing titik terletak diantara sumber bising. Pengukuran kebisingan diambil Hari pertama pengukuran kebisingan dilakukan dengan cara pegambilan 26 titik dengan menggunakan alat sound level meter, masing- masing titik terletak diantara sumber bising. Pengukuran kebisingan diambil

Pengukuran kelelahan tenaga kerja menggunakan alat reaction timer. Pengukuran kelelahan ada 2 yaitu pengukuran kelelahan sebelum kerja dan kelelahan sesudah kerja. Pengukuran kelelahan sebelum kerja digunakan sebagai kontrol sehingga tidak diujikan. Pengukuran kelelahan sebelum kerja dilakukan pada saat tenaga kerja akan masuk tempat kerja dan pengukuran kelelahan sesudah kerja dilakukan saat tenaga kerja akan pulang, hal tersebut dilakukan agar tidak menggangu proses produksi. Pengukuran kebisingan dan kelelahan dilakukan sekali pengukuran.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

1. Sound level meter, yaitu alat untuk mengukur intensitas kebisingan. Merek alat : Sound Level Meter RION NA-20 Satuan

: dBA

Gambar alat :

Teknik pengukurannya adalah:

a. Putar switch ke A.

b. Putar FILTER-CAL-INT ke arah INT.

c. Putar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur.

d. Gunakan meter dynamic characteristic selector switch “FAST” karena jenis kebisingannya continue.

e. Pengukuran dilakukan selama 1-2 menit, mikropon diarahkan ke sumber kebisingan.

f. Jarak sound level meter dengan sumber bising adalah sesuai dengan posisi tenaga kerja selama kerja.

g. Angka skala dibaca setelah panah penunjuk dalam keadaan stabil.

2. Reaction timer yaitu alat untuk mengukur tingkat kelelahan seseorang. Merek alat : Lakassidaya L- 77 Satuan

: milli detik Gambar alat :

Teknik pengukurannya adalah:

a. Periksa baterai dengan memasang adaptor pada stop kontak, lalu alat di “ON” kan.

b. Pastikan angka pada display menunjukkan 000,0 jika belum tekan tombol reset.

c. Untuk menilai dengan sensor suara, maka tekan tombol untuk sensor suara.

d. Operator siap menekan saklar sensor rangsang cahaya demikian juga probandus siap melihat lampu pada alat.

e. Operator menekan saklar sensor cahaya, probandus secepatnya menekan saklar OFF, untuk sensor cahaya apabila melihat cahaya lampu.

f. Untuk menilai dengan suara maka tekan tombol untuk sensor suara.

g. Cara pemeriksaan untuk sensor suara adalah sama dengan cara sensor cahaya, hanya saja probandus siap untuk mendengar suara pada alat.

h. Pemeriksaan dilakukan sebanyak 20 kali, dengan catatan pemeriksaan nomor 1-5 dan nomor 16-20 dihilangkan karena 1-5 adalah dalam taraf penyesuaian alat dan nomor 16-20 dianggap tingkat kejenuhan mulai muncul.

3. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil dari pengukuran.

4. Kamera digital, yaitu alat untuk mengambil dokumentasi sebagai bukti penelitian selama penelitian berlangsung. Dalam hal ini peneliti menggunakan SONY DSC-S700.

L. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan uji statistik korelasi person product moment dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17, dengan interpretasi hasil sebagai berikut :

1. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

2. Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Sugiyino, 2007).

Kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat dibagi menjadi 4 area yaitu: Tabel 4. Tingkat Hubungan Korelasi

Korelasi (r)

Tingkat Hubungan

0,00-0,25

Tidak ada hubungan/hubungan lemah

0,26-0,50

Hubungan sedang

0,51-0,75

Hubungan kuat

0,76-1

Hubungan sangat kuat/sempurna

(Agus Riyanto, 2009). Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan, sebagai berikut:

2 R 2 =r x 100% Keterangan:

R 2 = nilai koefisien determinan r 2 = nilai koefisien korelasi

(Agus Riyanto, 2009).