Tinjauan tentang Pergaulan

4. Tinjauan tentang Pergaulan

a. Pengertian tentang Pergaulan

Pergaulan merupakan proses terjadinya hubungan atau interaksi antar individu dengan individu yan lain. Menurut Soedomo Hadi (2005: 63) "Pergaulan adalah kontak langsung antara individu dengan individu yang lain, termasuk di dalamnya antara pendidik dan anak didik". Abu Ahmadi dan

Nur Uhbiyati (1991: 13) menyatakan "Di dalam pergaulan sehari-hari tentunya terjadi interaksi sosial antara individu yang satu dengan yang lain atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dan di dalam interaksi itu tentunya tidak lepas adanya saling mempengaruhi".

Menurut Ny. Y. Singgih D Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1991: 36):

1. Pergaulan merupakan suatu hubungan yang meliputi tingkah laku individu. Tentunya lebih daripada seorang individu, sekurang- kurangnya tingkah laku dua orang.

2. Pergaulan merupakan suatu hubungan antar manusia yang tidak dapat dihindarkan. Akan tetapi pergaulan antar manusia ini acap kali menimbulkan persoalan, sehingga justru menimbulkan kesulitan bagi yang bersangkutan.

3. Pergaulan yang mengakibatkan timbulnya kesulitan, kurang membantu kelancaran hidup bahkan menimbulkan kegoncangan jiwa yang menghambat dan merugikan perkembangan individu yang bersangkutan.

Jadi dalam pergaulan bisa mengarah ke kehidupan yang positif dan juga dapat memberikan dampak negatif pada diri individu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pergaulan merupakan proses terjadinya hubungan atau interaksi antar individu secara langsung yang saling mempengaruhi secara timbal balik. Setiap mausia secara naluri mampunyai dorongan untuk bergaul dengan orang lain. Dorongan ini dalam kehidupan sehari-hari terwujud dengan adanya saling berkomunikasi, berkunjung, mengadakan hubungan sosial maupun hubungan antar pribadi

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergaulan (Interaksi Sosial)

Faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial menurut Abu Ahmadi (1999 : 56-63) meliputi:

a) Faktor Imitasi Faktor imitasi yaitu menirukan orang lain, baik itu belajar berbahasa, tingkah laku tertentu, cara memberi hormat, cara berpakaian dan lain sebagainya. Faktor imitasi mempunyai peran yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positif adalah bahwa imitasi a) Faktor Imitasi Faktor imitasi yaitu menirukan orang lain, baik itu belajar berbahasa, tingkah laku tertentu, cara memberi hormat, cara berpakaian dan lain sebagainya. Faktor imitasi mempunyai peran yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positif adalah bahwa imitasi

b) Faktor sugesti Faktor sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang dari diri sendiri maupun pengaruh dari orang lain, yang pada umumnya dapat diterima tanpa adanya daya kritik.

c) Faktor Identifikasi Faktor identifikasi yaitu dorongan untuk menjadi identik dengan orang lain secara lahiriah maupun batiniah. Proses identifikasi berlangsung dengan sendirinya secara tidak sadar maupun disengaja oleh karena sering kali seseorang memerlukan tipe ideal di dalam proses kehidupannya. Proses identifikasi berlangsung dalam keadaan dimana seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain yang menjadi idealnya, sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain dapat menjiwainya.

d) Faktor Simpati Faktor simpati atau perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang lain, Dorongan atau simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya.

Selain faktor yang mempengaruhi interaksi sosial di atas, terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan, faktor tersebut antara lain:

a) Faktor Intelektual, kemampuan intelektual yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

b) Faktor Psikologis, psikologis dalam sikap pergaulan perananya penting dalam tingkah laku (faktor perasaan, emosi, faktor reaksi)

c) Faktor Spykologis, faktor ini berwujud dengan keadaan kurang pendengaran, lambat bicara, cacat tubuh dan hal semacamnya yang dapat menghambat kelancaran dalam berinteraksi.

d) Faktor Sosiologis, karena dalam pergaulan terdiri dari berbagai orang yang datang dari macam-macam masyarakat, maka seseorang harus memahami sifat dan sikap setiap orang.

Dari keempat faktor di atas dapat diklasifikasikan ke dalam 3 aspek yang dapat mempengaruhi terjadinya pergaulan. Ketiga aspek tersebut adalah:

a. Aspek Jasmani (Psykologis)

b. Aspek Rohani (Intelektual dan Psikologis)

c. Aspek Lingkungan (Sosiologis) Di samping itu juga ada faktor yang mempengaruhi pola pergaulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pergaulan mengharuskan adanya interaksi sosial antar individu dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Maka untuk kelangsungan tersebut memerlukan:

1. Pengenalan watak dari masing-masing individu

2. Pengertian terhadap individu lain

3. Keterbukaan diri

4. Pembiasan

c. Ruang Lingkup Pergaulan

Seluruh permasalahan manusia dalam kehidupan adalah permasalahan sosial, sehingga seluruh perilaku, ungkapan bahasanya, pola pikirnya, emosi dan ketrampilan dipelajari dan dikembangkan dalam situasi sosial yang melingkupi, dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian :

a. Pergaulan di keluarga

b. Pergaulan di sekolah

c. Pergaulan di masyarakat

d. Bentuk-Bentuk Pergaulan

Pergaulan banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Menurut Sunarto (1994: 107) Penggolongan kelompok pergaulan adalah sebagai berikut:

1) Teman Dekat Pada umumnya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat, atau sahabat karib. Mereka adalah kelompok yang biasanya berjenis kelamin sama dan mempunyai minat dan kemampuan yang sama. Teman dekat saling mempengaruhi satu sama lain meskipun kadang bertengkar.

2) Kelompok Kecil Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok teman dekat. Pada mulanya mereka terdiri dari jenis kelamin yang sama, tetapi kemudian meliputi keduanya baik laki-laki maupun perempuan.

3) Kelompok Besar Kelompok besar yang terdiri dari beberapa kelompok kecil dan teman dekat, berkembang dengan meningkatnya minat dan interaksi antara mereka. Karena kelompok ini besar, maka penyesuaian minat berkurang diantara anggotanya sehingga terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.

4) Kelompok yang terorganisasi Kelompok anak yang dibina dan dibentuk oleh sekolah atau organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja dan untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti agar remaja mempunyai kegiatan yang positif atau lainya. Banyak anak usia remaja yang mengikuti kelompok seperti ini merasa bosan karena mereka mengganggap terlalu diatur dan terbatasi geraknya.

5) Kelompok Geng Kelompok yang tidak termasuk dalam kelompok besar dan yang merasa tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi mungkin mengikuti kelompok geng. Anggota geng yang biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan temen-teman melalui perilaku anti sosial.

e. Perbedaan Sikap Anak dalam Pergaulan Antara Keluarga utuh dengan Keluarga yang Bercerai

Perceraian orang tua membawa dampak bagi suami istri dan bagi anak. Orang tua kadang tidak memikirkan dengan sungguh-sungguh terhadap dampak yang ditimbulkan, karena mereka hanya ingin segera menyelesaikan konflik yang terjadi dalam keluarga terutama dengan istri atau suami sehingga mereka mengesampingkan dampak dan hak anak yang nantinya akan menjadi berkurang dari ayah atau ibunya karena setelah perceraian pasti mereka akan ikut salah satu dari orang tuanya. Dampak dari perceraian orang tua akan mempengaruhi sikap anak dalam pergaulan di keluarga, sekolah bahkan di masyarakat. Mereka akan merasa sedih dan malu dalam pergaulan Perceraian orang tua membawa dampak bagi suami istri dan bagi anak. Orang tua kadang tidak memikirkan dengan sungguh-sungguh terhadap dampak yang ditimbulkan, karena mereka hanya ingin segera menyelesaikan konflik yang terjadi dalam keluarga terutama dengan istri atau suami sehingga mereka mengesampingkan dampak dan hak anak yang nantinya akan menjadi berkurang dari ayah atau ibunya karena setelah perceraian pasti mereka akan ikut salah satu dari orang tuanya. Dampak dari perceraian orang tua akan mempengaruhi sikap anak dalam pergaulan di keluarga, sekolah bahkan di masyarakat. Mereka akan merasa sedih dan malu dalam pergaulan

"Keluarga yang dilandasi kasih sayang, pengertian, saling menghormati, tolong menolong maka akan memberikan kemudahan bagi anak untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Hubungan dalam keluarga yang baik akan berpengaruh positif, karena hal ini sangat penting dalam pembentukan sikap perilaku dan kepribadian anak dalam pergaulan di keluarga, sekolah dan masyarakat. Interaksi dalam keluarga dikatakan berkualitas apabila memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan diri, anak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, dan komunikasi antara anak dan orangtua bersifat timbal balik". (AjiBaroto, http://bbawor.blogspot. com/2009/03/pengaruh-broken-home.html tanggal 16 Agustus 2009).

Sedangkan anak yang orang tuanya bercerai mereka akan merasa sedih karena harus berpisah dengan ayah atau ibunya sehingga kasih sayang yang mereka dapatkan akan berkurang. Di dalam pergaulanpun anak akan merasa berbeda dengan teman-temannya. Hal ini dikarenakan mereka tidak mempunyai keluarga yang utuh dan harmonis di rumah.

Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan sikap anak dalam pergaulannya di luar rumah, apabila dalam keluarga terdapat berbagai permasalahan seperti pertengkaran yang terus menerus, perceraian, tidak ada perhatian karena mereka harus tinggal dengan salah satu ayah atau ibunya saja sehingga menyulitkan anak dalam pergaulannya.

”Anak-anak dari keluarga dengan orang tua tunggal rata-rata lebih cenderung mengalami kehidupan yang kurang sehat (secara moral dan emos), daripada anak- anak dari keluarga yang utuh.” Akan tetapi, analisis yang lebih saksama terhadap penelitian semacam itu mengindikasikan bahwa kurangnya pendapatan mungkin merupakan faktor tunggal terpenting yang bertanggung jawab atas perubahan dalam diri anak- anak dari berbagai bentuk keluarga”. (dr.Salma Oktarianingsih http://iblogronnp-gpanswers.blogspot.com/2009/06/ keluarga-dengan-orang-tua-tunggal-dapat-

16 Agustus 2009)

mengalami.html

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan sikap anak dalam pergaulan. Anak yang berasal dari keluarga yang utuh dan harmonis maka pola pergaulannya akan cenderung positif karena mereka mendapatkan kasih sayang dan Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan sikap anak dalam pergaulan. Anak yang berasal dari keluarga yang utuh dan harmonis maka pola pergaulannya akan cenderung positif karena mereka mendapatkan kasih sayang dan