Oleh karena itu hubungan diplomatik dapat terganggu disebabkan pemerintah yang satu telah lancang dan sangat tidak menghormati ketentuan-
ketentuan Hukum negara penerima. Sehingga hubungan mereka akan terganggu bahkan dapat diputuskan dengan pemutusan hubungan diplomatik.
Dengan demikian tindakan yang dilakukan oleh seorang staff diplomatik untuk memperoleh suatu rahasia negara penerima dengan tidak
legal dapat dikenakan tuduhan ole hukum internasional sebagai berikut : 1. Dengan hak kekebalan dan keistimewaan diplomatik yang dimilikinya, dia
telah menyalahgunakannya dengan tidak menghormati peraturan Hukum tentang penjagaan dokumen rahasia negara, milik negara penerima.
2. Telah mencampuri urusan dalam negeri atau negara dimana melakukannya secara resmi.
Jadi jelaslah apa yang disebutkan oleh Menteri Negeri Indonesia yang menyebutkan dua larangan bagi seorang diplomat dalam mengemban tugasnya
di negara penerima , yaitu melanggar peraturan negara penerima dan Hukum Internasional.
45
Banyak kasus mengenai pelanggaran terhadap kekebalan diplomatik dari seorang diplomat maupun mengenai kekebalan gedung-gedung perwakilan
yang terjadi antara suatu negara pengirim dengan negara penerimanya.
b. Bentuk Pertanggungjawaban dari Pejabat Diplomatik ke Negara Penerima dan Pengirim
a. Tanggung jawab Pejabat diplomatik terhadap Negara Pengirim
45
M.Sanwani, Op.Cit hal.70-74
Universitas Sumatera Utara
Misalnya kasus pemerintah Thailand yang menanggalkan kekebalan staf diplomatiknya di kedutaan besarnya di London Inggris yang terlibat dalam
kasus penyelundupan heroin pada tahun 1992, Lalu kasus pemerintah Zaire yang menanggalkan kekebalan diplomatik seorang diplomatnya yang
menabrak mati dua orang anak kecil di perancis selatan pada tahun 1996, lalu ada juga peristiwa di Pakistan dimana polisi Pakistan memasuki gedung
perwakilan Irak di Islamabad Pakistan, dan juga Kasus Makharadze yang ditanggalkan kekebalan diplomatiknya setelah menabrak sebuah mobil dan
menewaskan seorang gadis muda berusia 10 tahun dan melukai 4 orang lainnya di Washington pada tahun 1997 atas kejadian tersebut pemerintah Amerika
serikat melalui menteri luar negerinya menghimbau kepada pemerintah Georgia agar menangglakan kekebalan diplomatik georgui Makharadze dan
membiarkan diplomatnya tersebut diadili dengan menggunakan hukum
wilayah setempat.
Kekebalan yang dimiliki seorang wakil diplomatik didasarkan pada prinsip pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada wakil diplomatik dalam
melakukan tugasnya dengan sempurna. Hal tersebut merupakan bentuk perlindungan terhadap perwakilan diplomatik beserta fasilitas-fasilitasnya
termasuk di dalamnya gedung perwakilan diplomatik asing. Konvensi Wina 1961 tentang hubungan diplomatik menegaskan bahwa status gedung
perwakilan diplomatik tidak dapat diganggu gugat inviolable karena merupakan bentuk penghormatan negara penerima atas keberadaan suatu misi
Universitas Sumatera Utara
diplomatik sehingga pejabat-pejabat dari negara penerima tidak boleh memasukinya, kecuali dengan persetujuan kepala perwakilan.
Tanggung jawab negara lahir apabila negara melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum internasional karena kesalahan atau kelalaiannya
sehingga menimbulkan pelanggaran kewajiban hukum internasional. Pelanggaran terhadap kekebalan perwakilan diplomatik oleh negara penerima
bisa terjadi apabila negara penerima tidak dapat memberikan perlindungan dan kenyaman terhadap para diplomatik dalam menjalan kan fungsi dan misi-
misinya. Negara penerima wajib memperbaiki sekaligus mempertanggungjawabkan pelanggaran hak tersebut dan menjaga kehormatan
dari negara pengirim wakil diplomatik sebagai negara yang berdaulat. Menurut Konvensi Wina 1961 dijelaskan dalam pasal 32 mengenai ketentuan-
ketentuan tentang penanggalan kekebalan dari kekuasaan hukum. Disebutkan bahwa kekuasaan dari pejabat-pejabat diplomatikdan orang-orang yang
menikmati kekebalan seperti tersebut dalam pasal 37 dapat ditanggalkan oleh Negara pengirim. Namun penanggalan tersebut harus dinyatakan dengan jelas.
Untuk mengadakan hubungan diplomatik antar negara, diperlukan adanya sebuah perwakilan yang mewakili suatu negara di negara lain, yang disebut
sebagai perwakilan diplomatik. Sedangkan pelaksanaan dari perwakilan diplomatik dijalankan oleh pejabat diplomatik. Pejabat diplomatik atau yang
disebut juga dengan diplomat merupakan wakil dari negara yang mengirimnya. Sebagaimana telah diatur oleh hukum internasional, pejabat diplomatik atau
diplomat memiliki kekebalan diplomatik selama dia menjalankan tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Hal itu diberikan agar pejabat diplomatik dapat menjalan tugasnya dengan baik tanpa ada gangguan yang menimpa dirinya. Kekebalan dan keistimewaan
diplomatik diatur dalam Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik. Salah satu kekebalan yang dimiliki oleh pejabat diplomatik adalah
kekebalan terhadap dirinya, yaitu bahwa seorang diplomat tidak dapat diganggu gugat, tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam bentuk apapun dari
penahanan atau penangkapan. Ketentuan tersebut terdapat dalam pasal 29 Konvensi Wina tahun 1961. Selain itu, negara penerima harus
memperlakukannya dengan hormat dan mengambil semua langkah yang tepat untuk mencegah setiap serangan terhadap badannya, kekebasannya atau
martabatnya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, kekebalan tersebut sering dilanggar oleh negara penerima sehingga menyebabkan insiden yang dapat
merugikan atau menganggu pejabat diplomatik. Insiden yang terjadi dapat diselesaikan dengan menganalisa dan meneliti sebaik-baiknya bahwa
kekebalan diplomatik terhadap diri diplomat merupakan kekebalan yang tidak dapat diganggu gugat dan juga diatur secara tegas oleh hukum Internasional,
dalam hal ini Konvensi Wina tahun 1961.
46
Jadi jelaslah bahwa seorang diplomat jika melakukan suatu penyalahgunaan wewenang maka dia harus bersedia untuk menanggalkan kekebalannya dan
selain itu harus bersedia diadili di wilayah setempat. Pelanggaran terhadap hukum oleh diplomat sudah termasuk spionase, penyelundupan, utang piutang
secara perdata maka oleh negara penerima dapat melakukan persona non grata
46
http:arwanblack74.blogspot.com201103analisis-kasus-kekebalan-diplomatik
Universitas Sumatera Utara
yakni menolak si pejabat tersebut dan memberitahukan kepada negara pengirim dikecualikan dari yurisdiksi negara asal mereka, dan karenanya
penuntutan dapat dilakukan oleh negara pengirim, karena pelanggaran kecil hukum, negara pengirim dapat menetapkan prosedur administratif yang
spesifik untuk layanan atau luar negeri misi diplomatik.
47
Seperti kasus yang terjadi Mantan Dubes RI di AS Menyesal Korupsi di awal tahun 2011
jelaslah bahwa terjadi suatu penyalahgunaan wewenang oleh si pejabat diplomatik tersebut maka oleh Undang-Undang 37 tahun 2009 maka ia harus diberhentikan oleh menteri luar
negeri Indonesia.
b. Tanggung jawab Pejabat Diplomatik di negara penerima