internasional hanya mengenai gereja semata-mata, khususnya di dalam masalah perwakilan Paus yang dikirim dari tahta suci Holysee.
7
Dengan adanya pasca perdamaian Westphalen tahun 1984, mulailah dikirimkan serta diangkat duta-duta tetap. Pengiriman duta-duta tetap ini
merupakan suatu keadaan baru sebab biasanya, yang dilakukan adalah pengiriman duta-duta tidak tetap. Sesuai dengan perkembangan negara-negara
dan bertambahnya jumlah negara-negara baru yang merdeka maka diperlukan perwakilan diplomatik yang permanen dan merupaka suatu hal yang biasa
dalam hubungan Internasional
8
7
L.Oppeinheim, MA. LLD, International Low Peace A.Treatise, Volume 1, Grean and Co, London -New York-Toronto, 1984,hal 687--688
8
Edy Suryono, S.H., Hukum Diplomatik Kekebalan dan Keistimewaan, Angkasa, Bandung 1986, hal.8.
B. Pengertian Pejabat Diplomatik
Sejarah membuktikan bahwa sifat hubungan antar negara dengan negara lain senantiasa berubah-ubah menurut perubahan
masa dan keadaan, tetapi cara memelihara dan menghidupkan perhubungan itu adalah salah satu yaitu dengan mempergunakan
cara diplomasi. Dan dengan adanya perwakilan-perwakilan diplomatik ataupun legasi-legasi, pos-pos yang tetap, menimbulkan
kebutuhan untuk menciptakan kelas atau golongan pegawai baru yang disebut Diplomat.
Universitas Sumatera Utara
Diplomasi berarti menggunakan segala kebikjasanaan dan kecedikiawanan dalam melaksanakan dan memelihara perhubungan-
perhubungan resmi antara pemerintah-pemerintah dan negara-negara yang merdeka.
9
a. Ada yang menyamakan kata itu dengan “politik luar negeri”
misalnya jika dikatakan “Diplomasi Republik Indonesia di Afrika perlu ditingkatkan”.
Mengenai pemakaian kata “diplomacy”, dalam berbagai istilah menurut penggunaanya antara lain :
b. Diplomasi dapat pula diartikan sebagai “perundingan”,
seperti sering dinyatakan bahwa “Masalah Timur Tengah hanya dapat diselesaikan melalui Diplomasi”. Perkataan diplomasi disini
merupakan satu-satunya mekanisme yaitu perundingan. c.
Dapat pula diplomasi diartikan sebagai “Dinas Luar Negeri” seperti dalam ungkapan “selama ini ia bekerja untuk diplomasi”.
d. Ada juga yang menggunakan secara kiasan dalam “Ia pandai
berdiplomasi”, yang berarti bersilat lidah. e.
Yang menarik pula adalah istilah yang dikemukakan oleh Perdana Menteri Kanada “Pierre Elliott Trudeau”, megaphone
diplomacy diplomasi pengeras suara. Istilah ini berarti diplomasi saling meneriakkan sikap keras, tuduh menuduh, ancam
mengancam dan tentang menentang. Maka Trudeau pun
9
Edy Suryono, S.H., Ibid, hal. 13.
Universitas Sumatera Utara
menyatakan perlunya diplomasi jenis itu direndahkan, diganti “dialoque of confidience”, dialog berdasarkan saling percaya.
f. Diplomasi perjuangan, istilah ini dicetuskan dan merupakan
isi pokok pidato Presiden Suharto dalam rapat kerja kepala-kepala perwakilan Republik Indonesia bulan Maret 1977
10
Para sarjana hukum internasional masih belum banyak menuliskan secara khusus, karena pada hakekatnya diplomatik merupakan bagian dari
hukum internasional yang mempunyai sebagaian sumber hukum yang sama seperti konvensi-konvensi internasional yang ada.
Walaupun demikian sebagai acuan dalam memberikan batasan tentang pengertian ini ada beberapa pendapat, seperti yang diberikan oleh para sarjana
antara lain : Ellen Denza mengenai Diplomatik pada hakekatnya hanya menyangkut
komentar terhadap konvensi Wina mengenai hubungan Diplomatik.
11
diplomasi adalah penggunaan kecendiakawan dan kebijaksanaan dalam melaksakan dan memelihara perhubungan-perhubungan resmi antara
pemerintah-pemerintah dari negara-negara yang merdeka, kadang-kadang juga memperluas hubungan mereka dengan negara-negara vassal ataupun lebih
Sedangkan menurut Sir Ernest Satow memberikan batasan sebagai berikut :
10
Syahmin Ak., S.H., Op. Cit, hal. 1-2
11
Prof. Dr. Sumaryo Suryokusumo, S.H., Hukum Diplomatik Teori dan Kasus, Bandung 1995, hal 1
Universitas Sumatera Utara
jelasnya adalah untuk melakukan urusan-urusan dengan maksud damai di antara negara-negara.
12
“ Diplomasi itu berisikan maksud dimana negara-negara ingin menimbulkan ataupun membina hubungan antara bangsa-bangsa dan berhubungan dengan
satu sama lain, ataupun melaksanakan politik maupun transaksi-transaksi yang sah dengan perantaraan dari pada agen-agen diplomatik yang berwenang atau
diakui. Atau dengan kata lain diplomasi itu adalah perhubungan antara sesama negara dengan pertukaran misi-misi diplomatik yang diakui dalam hal
mengurusi kerja sama antara negara-negara tersebut.” Sedangkan Ian Brown Lie memberikan batasan yaitu :
13
Diplomasi adalah pengendalian serta pemeliharaan hubungan-hubungan internasional, cara daripada pengendalian serta pemeliharaan hubungan-
hubungan internasional itu oleh para duta-duta besar dan duta-duta, pekerjaan ataupun pengetahuan serta kebijaksanaan seorang diplomat.
Menurut Oxford English Dictionary menyebutkan :
14
Diplomasi adalah pembinaan urusan-urusan luar negeri. Menurut Encyclopedia Britannica, menyebutkan :
15
12
E.Satow, A.Guideto Diplomatic Practise, Long Means Green and com, London 4 th
ed. 1957, hal. 3.
13
Ian Brownlie, Principle of Public Internasional Law, ford University Press, 1979 3 rd, ed, hal. 345.
14
J. Badri, Perwakilan Diplomatik dan Konsuler, Tintamas, 1960, Jakarta, hal.19.
15
Encyclopedia Britannica, Volume 22, Society of Gentlement in Scotland, E.B. William Benton Publisher, 1973.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian pejabat diplomatik itu sendiri terdiri dari : a.
Kepala perwakilan diplomatik yaitu Duta besar; duta dan kuasa usaha
b. Anggota staf diplomatik yaitu Minister; minister
counselor;sekretaris-sekretaris; counselor dan atase-atase dibidang ekonomi,perdagangan, pers, kebudayaan, dan militer
c. Kepala dan anggota staf Perwakilan PBB yang berdasarkan
hukum internasional dan kebiasaan-kebiasaan internasional mendapatkan perlakuan seperti pejabat-pejabat diplomatik.
d. Kepala dan anggota-anggota staf perwakilan asing lain yang
berdasarkan perjanjian dengan Pemerintah RI mendapatkan perlakuan seperti pejabat-pejabat diplomatik.
16
Dari batasan itu maka dapat diartikan bahwa : a.
Ambassador atau Duta Besar adalah Duta Besar yang berkuasa Penuh yang dianngkat oleh Kepala Negara dan merupakan seorang
Kepala Perwakilan diplomatik. b.
Counselor adalah Pangkat atau gelar diplomatik sesudah Sekretaris I dan sebelum Minister Counsellor, struktur kepangkatan
atau gelar diplomatik dalam suatu system yang diterapkan dalam perwakilan diplomatik.
c. Atase adalah Pangkat diplomatik terendah dalam struktur
kepangkatan Dinas Diplomatik dalam dalam hal ini atase menangani
16
Setyo Widagdo, S.H.,M.Hum dan Hanif Nur Widhiyanti, S.H.,M.Hum.,Hukum Diplomatik dan Konsuler, Bayumedia, 2008, Malang, hal. 242.
Universitas Sumatera Utara
berbagai masalah seperti : atase pertahanan, atase perekonomian, atase perdagangan dan lain sebagainya.
17
Hubungan tersebut dilandasi oleh rasa ingin memelihara perdamaian dunia dengan mewujudkan suatu kerja sama baik dalam bidang kebudayaan maupun
ekonomi serta lain sebagainya yang bertujuan meningkatkanmempererat hubungan kedua negara tersebut. Perwujudan maksud-maksud ini dibuatlah
suatu cara dengan mengirimkan misi diplomatik yang mewakili.
B.Kebebasan dalam Berdiplomatik
Di dalam tahun-tahun delapan puluhan dimana lajunya kegiatan tindakan terorisme cukup menonjol khususnya yang dilakukan terhadap para
diplomat merupakan tindakan yang sangat meresahkan dan membahayakan fungsi mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai diplomat
18
17
Prof. Dr. Sumaryo Suyokusumo, S.H., Op.Cit. 162-163.
18
M. Sanwani, S.H. Hukum Internasional Suatu Pengaaturan, Fakultas Hukum USU 1992, hal 82-88
Sebagai contoh, di dalam tahun 1980, terperincitercatat sebanyak 400 tindak terorisme yang ditujukan kepada para diplomatik dan konsuler yang
meliputi 60 negara. Sedangkan selama enam bulan pertama 1981 terdapat 191 tindak terorisme dengan objek yang sama termasuk yang menyangkut
perwakilan atau misi diplomatik asing. Gejala ini terus berlangsung dalam tahun-tahun berikutnya, tidak saja memakan korban jiwa yang besar tetapi
korban harta benda serta kerusakan-kerusakan yang tidak kecil pada perwakilan asing.
Universitas Sumatera Utara
Maka dalam hal ini kebebasan dalam berdiplonmatik terhadap negara- negara tidak dapat berjalan secara lancar dan kegiatan diplomasi menjadi
terbengkalai sehingga pelindungan, pengamanan dan keselamatan bagi perwakilan dan para pejabat diplomatik serta konsuler menjadi terancam
sehingga PBB melalui sekretarisnya menghimbau untuk melaporkan pelanggaran-pelanggaran kebebasan diplomatik itu dan dilaporkan ke
Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa sehingga hal itu tidak terjadi lagi dan dapat mengambil langkah-langkah dan mengadili para tertuduh dan
usaha-usaha dalam menghindari terulangnya pelanggaran-pelanggaran tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maksud dari resolusi
majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa No.36165 yang dikeluarkan pada tanggal 29 Januari 1980, telah nyata dilihat semata-mata adalah untuk
melindungi keselamatan para diplomat dan kebebasan diplomatik dapat berjalan dengan baik sehingga kewajiban negara-negara anggota organisasi
dunia PBB sesuai resolusi tersebut, sebagai berikut : 1. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa minta pada negara-negara
anggota untuk memberitahukan kepada Sekretaris Jendral PBB mengenai terjadinya tindakan terorisme terhadap Misi Diplomatik;
2. Negara-negara anggota diminta untuk melaporkan pada Sekretaris Jenderal PBB tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk menghukum para
pelanggar dan usaha pencegahan agar tidak terjadi lagi tindakan yang tidak berperikemanusiaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Negara-negara anggota diminta untuk memberikan pandangan mereka tentang tindakan ataupun langkah-langkah yang akan diambil dimasa
mendatang, untuk melindungi perwakilan diplomatik dan konsuler. Apabila disimak secara terus teliti terhadap ketentuan-ketentuan yang
dimaksud oleh resolusi ini maka dapat pula diartikan sebagai berikut : a.
Memperluas tugas-tugas Sekretaris Jenderal PBB untuk memberikan jasa-jasa baiknya good offices untuk melindungi Misi
Diplomatik. b.
Prosedur pemberitahuan itu pada hakekatnya dapat merupakan langkah utama dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
c. Secara tidak langsung memperluas wewenang perserikatan
bangsa-bangsa dalam menangani masalah-masalah yang peka, hal ini menyangkut persoalan-persoalan negara-negara anggota perserikatan
bangsa-bangsa. Usaha-usaha melalui badan dunia ini merupakan lembaga baru dalam
proses pelaksanaan dari hukum diplomatik modern dimana telah dilakukan usaha-usaha untuk memperlengkapi dan memperinci secara jelas prinsip-
prinsip maupun aturan-aturan didalamnya, khususnya telah dapat dibentuk suatu lingkup kerja sama antara pemerintahan negara anggota di dalam
mengatasi masalah-masalah sekarang ini benar-benar menjadi perhatian masyarakat internasional secara keselurahan.
Kebebasan diplomatik kemudian lebih ditingkatkan kembali dengan adanya siding Majelis Umum Perseriktan Bangsa-bangsa yang ke 35 tahun
Universitas Sumatera Utara
1980,telah memajukan masalah-masalah yang didalamnya mencari cara-cara untuk meningkatkan dipatuhinya aturan-aturan internasional mengenai
hubungan diplomatik dan konsuler, disamping mempertimbangkan adanya peningkatan aksi-aksi terror yang dilakukan terhadap para pejabat diplomatik
dan konsuler termasuk perwakilan masing-masing dimana mereka menjalankan fungsi dan tugasnya.
Dari pembicaraan-pembicaraan di Majelis Perserikatan Bangsa-bangsa tersebut khususnya mengenai adanya peningkatan dari tindakan terorisme
dilakukan terhadap para pejabat diplomatik dan konsuler termasuk perwakilannya, terdapat kecenderungan timbulnya dua prinsip yang dianggap
sangat fundamental dalam mengatasi dan mencegah tindakan-tindakan tersebut yaitu :
a. Semua negara harus melaksanakan kewajiban internasional masing-masing dengan
mentaati ketentuan-ketentuan dalam konvensi termasuk peningkatannya.
b. Perlunya peningkatan tindakan-tindakan kuhusus guna melindungi perseorangan-perseorangan dan perwakilan-perwakilan diplomatik dan
konsuler karena adanya kesenjangan-kesenjangan yang terdapat dalam ketentuan konvensi yang sekarang diserahkan kepala negara-negara itu sendiri
untuk menafsirkan dan melaksanakan tindakan-tindakan khusus mengenai perlindungan diplomat melalui system perundang-undangan nasional negara
masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban internasional dalam memberikan kebebasan diplomatik bagi pejabat diplomat dan konsuler merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan
oleh semua negara anggota,apabila telah diberlakukannya beberapa instrument internasionl untuk memberikan kebebasan dalam berdiplomatik antara lain
adalah konvensi Wina 1961 dan 1963. Lebih dari itu ketentuan-ketentuan yang bersifat protektif tersebut telah
pula dilengkapi dengan dengan konvensi-konvensi lainnya seperti konvensi 1973 mengenai pencegahan dan penghukuman kejahatan-kejahatan yang
dilakukan terhadap orang-orang yang secara internasional perlu dilindungi termasuk diplomat dan Konvensi 1979 untuk memerangi tindakan
penyanderaan.
D. Tugas dan Fungsi dari Pejabat Diplomatik