Sejarah Perkembangan Pejabat Diplomatik

BAB II TINJAUAN SECARA UMUM MENGENAI PEJABAT DIPLOMATIK

A. Sejarah Perkembangan Pejabat Diplomatik

Hubungan diplomatik telah lama sekali terjadi di antara negara- negara di dunia ini dan tetap berkembang dari masa ke masa. Seiring dengan perkembangan hukum Internasional maka pada saat itu juga hubungan diplomatik mengalami proses kemajuan tahap demi tahap. Dimana pada awalnya diorganisasi manusia itu dimulai dengan asumsi tentang dunia secara alami yakni alam asli dari peradaban manusia, dengan melukiskannya sebagai keadaan yang alam murni. Thucydides, seorang sarjana Yunani mengatakan bahwa sebenarnya hubungan diplomatik tersebut telah lama ada. Negara Yunani telah mengenal hubungan ini pada zaman romawi, terbukti dengan ucapan-ucapan yang diadakan setiap tahun dalam rangka menerima misi-misi negara tetangga. Disamping itu telah dikenal pula beberapa perjanjian atau traktat yang mengatur pola hubungan diplomatik tersebut 3 Sebagaimana halnya Yunani,Romawi juga memelihara dan mematuhi traktat-traktat mengenai hubungan diplomatik dengan negara tetangganya. 3 M.Sanwani Nasution,S.H., Pengantar ke Hukum Internasional Dalam Hubungan Diplomatik,Fakultas Hukum, Medan 1980, hal 1 Universitas Sumatera Utara Bahwa duta-duta negara asing juga memperlakukan hal yang sama terhadap duta-duta yang dikirimkan Romawi ketika itu. Pada permulaan sejarah documenter yaitu sekitar 4000 tahun sebelum Masehi telah tercatat bahwa traktat-traktat yang tercipta diantara bangsa- bangsa telah memperlihatkan bahwa hukum Internasional sudah lama sekali dikenal dalam pergaulan antar bangsa. Data selanjutnya terlihat dari traktat yang diperbuat oleh raja Eannatum dari negara kota Laqash Mesopotamia dengan Umma, negara Mesopotamia lain yang dikalahkannya. Perjanjian tersebut diatas berumur 1000tahun dihitung sejak perjanjian selanjutnya yang diketahui orang yang tertulis dalam bahasa Somaria. Demikianlah seterusnya bahwa data-data diatas diperkuat lagi dari perjanjian-perjanjian atau traktat- traktat yang dijumpai dipahatkan dibatu-batu atau monument-monumen yaitu perjanjian antara raja-raja Mesir dengan Kheta pada 2000 tahun sebelum Masehi. Perjanjian ini mengatur masalah perbatasan, perdamaian, perniagaan dan lain-lain. 4 4 M.Sanwani Nasution, S.H., Ibid, hal. 7 Demikian juga Tiongkok, terdapat juga fakta-fakta yang memperlihatkan perkembangan hukum bangsa-bangsa disana, hubungan antar raja diatur dengan berbagai-bagai cara upacara tertentu. Perkembangan lebih lanjut terlihat bahwa upacara-upacara penyambutan duta-duta pihak lain telah dikenal jenjang ataupun kedudukan masing-masing duta tersebut sedangkan hal ini baru diatur secara terperinci dalam hubungan diplomasi modern di eropah pada Kongres Wina tahun 1815. Universitas Sumatera Utara Bilamana kita lanjut pandangan ke bahagian pertengahan abad ke-12 yang lebih dikenal dengan perkembangan pemerintahan negara kota terutama sekali di Italia lahirlah suatu bentuk Konsul perniagaan Consules Mercatorium yang memimpin persektuan perniagaan, terutama sekali di kota Italia seperti Milan dan Pisa yang kemudian meluas ke daerah lain di sekitar Laut Tengah yaitu Norbonne dan Barcelona. 5 1. Duta-duta Besar dan para Utusan Ambassadors and Legates Kongres Wina 1815 telah dapat meletakkan dasar dalam diplomasi modern seperti penggolongan Kepala Perwakilan Diplomatik . Penggolongan tersebut telah ditetapkan menurut kedudukan dan fungsinya. Dalam Kongres Wina 1815 penggolongan Kepala Perwakilan Diplomatik tersebut telah ditetapkan sebagai berikut: 2. Menteri Berkuasa Penuh dan Duta Luar Biasa Minister Pleipotentiary and Envoys Extraordinary 3. Kuasa Usaha Charge the affaires Pengiriman duta-duta ke neara asing sudah dikenal di Indonesia, dan negara- negara Asia serta Arab sejak sebelum negara-negara Barat mengetahuinya. Di benua Eropa pada abad ke 16 soal pengiriman di penempatan duta-duta itu diatur menurut hukum kebiasaan.Perkembangan pejabat diplomatik terjadi ketika tahun 1485, Raja Ricard III mengangkat seorang Konsul Florence yang merupakan konsulat kerajaan yang pertama. Sejalan dengan hal itu, maka 5 Syahmin, Ak.,S.H.,Hukum Diplomatik Suatu Pengantar, Armico, Bandung 1984, hal 6-7 Universitas Sumatera Utara semua rakyat Inggris yang ada di pisa harus tunduk pada peradilan yang dijalankan konsulat ini. Sementara dalam konferensi di Havana yang diadakan oleh negara- negara Amerika pada tahun 1928 tidak mengganggap masalah ini penting, tetapi juga membahas secara terperinci mengenai penetapan dua konvensi dimana salah satu konvensi pejabat konsuler. Kedua konsuler ini telah diratifikasi oleh 12 negara kecuali Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh adanya pencantuman tentang suaka diplomatik. Namun konvensi ini juga merintis usaha untuk mengadakan kodifikasi ini berhasil. Kemudian setelah terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1945 dua tahun kemudian dibentuklah komisi hukum internasional. 6 Dengan perkembangan dari negara-negara Italia yang merdeka di abad 14, kedutaan-kedutaan besar Embassies menjadi lebih bersifat resmi, tetapi dalam hubungan-hubungan mereka yang dilakukan bukan masalah-masalah Walaupun pada zaman dahulu belum dikenal adanya Hukum Internasional yang modern, namun duta-duta besar Ambasaadors, dimana- mana diberikan perlindungan khusus dan hak-hak istimewa tertentu, meskipun oleh hukum hal ini tidak diberikan, tetapi oleh agama hal ini diberikan, sehingga sebagai duta-duta besar dianggap orang yang amat suci Sacrasanct. Hal ini diperjelas dengan pengamatan, Openhaim: 6 Syahmin Ak., SH., Ibid, hal.8. Universitas Sumatera Utara internasional hanya mengenai gereja semata-mata, khususnya di dalam masalah perwakilan Paus yang dikirim dari tahta suci Holysee. 7 Dengan adanya pasca perdamaian Westphalen tahun 1984, mulailah dikirimkan serta diangkat duta-duta tetap. Pengiriman duta-duta tetap ini merupakan suatu keadaan baru sebab biasanya, yang dilakukan adalah pengiriman duta-duta tidak tetap. Sesuai dengan perkembangan negara-negara dan bertambahnya jumlah negara-negara baru yang merdeka maka diperlukan perwakilan diplomatik yang permanen dan merupaka suatu hal yang biasa dalam hubungan Internasional 8 7 L.Oppeinheim, MA. LLD, International Low Peace A.Treatise, Volume 1, Grean and Co, London -New York-Toronto, 1984,hal 687--688 8 Edy Suryono, S.H., Hukum Diplomatik Kekebalan dan Keistimewaan, Angkasa, Bandung 1986, hal.8.

B. Pengertian Pejabat Diplomatik