Definisi Metode Cooperative Learning

membangun suatu hubungan interpersonal setelah ke tiga hal tersebut terpenuhi maka akan tibul suatu hubungan interpersonal yang baik dan berkualitas.

2.2 Cooperative Learning

2.2.1 Definisi Metode Cooperative Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama – sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin dalam Isjoni, 2012: 15 mengemukanan bahwa cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok kecil yang berjumlah 4 -6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Sedangkan Johnson dalam Isjoni, 2012: 15 mengemukakan cooperative learning mengandung arti bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur cooperative learning didesain untuk mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri ata 4 – 6 orang. Anita Lie dalam Isjoni, 2012: 16 menyebutkan cooperative learning dengan istilah gotong - royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas – tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri 4 – 6 orang saja. Watchword of the American Revolution dalam Isjoni, 2012: 18 mengemukakan istilah “Together we stand, divided we fall” atau “bersama kita bisa, berpisah kita jatuh”, untuk menggambarkan tentang cooperative learning. Kauchak dan Eggen dalam Isjoni, 2012: 18 berpendapat cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan. Lie dalam Isjoni, 2012: 18 mengungkapkan, cooperative learning atau memberi landasan teoritis bagaimana siswa dapat sukses belajar bersama orang lain. Djahiri K dalam Isjoni, 2012: 19 menyebutkan cooperative learning sebagai pembelajaran kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar yang siswa sentris, humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Dengan demikian, maka pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di kelas atau sekolah. Lingkungan belajaranya juga membina dan meningkatkan serta mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memberikan pelatihan hidup senyatanya. Jadi, cooperative learning dapat dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif – efisien, kearah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerja sama dan saling membantu sharing sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif survive. Djajadisastra dalam Isjoni, 2012: 19 mengemukakan cooperative learning sebagai metode belajar kelompok atau lazim disebut dengan metode gotong – royong, merupakan suatu metode mengajar di mana murid – murid disusun dalam kelompok – kelompok pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal – soal dan tugas – tugas. Beberapa ciri dari cooperative learning adalah ; a setiap anggota memiliki peran, b terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, c setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman – teman sekelompoknya, d guru membantu mengembangkan keterampilan – keterampilan interpersonal kelompok, dan e guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Dari uraian diatas mengenai pengertian cooperative learning dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode kooperatif dibagi kedalam kelompok – kelompok belajar kecil yang pada umumnya berjumlah 4 – 6 orang didalamnya, dan setiap siswa memiliki peran serta bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman – teman lainnya untuk mencapai tujuan belajar bersama.

2.2.2 Teori Cooperative Learning

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V A SDN 1 METRO UTARA

0 11 34

KEEFEKTIFAN METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA PELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

0 7 205

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DISKUSI SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG.

0 4 36

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SDN WINONGO TIRTONIRMOLO, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 152

Laporan Penelitian Metode Cooperative Learning Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

0 0 4

PDF ini PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS SD | Ameli | Caruban: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Dasar 1 PB

0 0 11

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 143

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI MEMAHAMI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

0 0 230