Ruang Lingkup Tempat Ruang Lingkup Waktu

Menurut Furness Andrew dan Mucket Martin 2007: 151, terdapat 2 dua manajemen dalam penyimpanan bahan mudah terbakar, yaitu sebagai berikut: 1. Penyimpanan eksternal penyimpanan di luar ruanganbangunan a Pemisahan dari proses dan penyimpanan lain zat mudah menyala harus dipisahkan dari bahan berbahaya lainnya dengan jarak fisik atau dinding tahan api. b Adanya sistem keamanan terhadap akses masuk yang tidak berwenang ke tempat penyimpanan. c Berada pada sirkulasi udaraventilasi udara yang baik. d Memperhitungkan panas potensial yang timbul dari wadah penyimpanan. e Harus diposisikan menjauhi sumber api. 2. Penyimpanan internal penyimpanan di dalam ruanganbangunan Program manajemen penyimpanan internal bahan mudah terbakar sama halnya dengan manajemen dalam penyimpanan eksternal bahan mudah terbakar, namun ada peraturan tambahan bahwa bangunan harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, serta atap bangunan terbuat dari bahan yang ringan. Hal tersebut membantu meringankan efek ketika terjadi ledakan, karena atap akan mudah terbuka Furness Andrew dan Mucket Martin, 2007: 152. Sesuai penjelasan dari Furness Andrew dan Mucket Martin, kunci dari penanganan bahan baku ialah dari fasilitas penyimpanan yang dimiliki. Apabila fasilitas penyimpanan yang digunakan tidak sesuai aturan, tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, bahan bangunan dari material mudah mudah terbakar, dan lain- lain, maka sangat berpotensi menciptakan unsafe condition. 2.1.1.2.2 Peralatan kerja Menurut Tarwaka 2010: 9, komponen peralatan kerja merupakan komponen kedua dalam sistem kerja. Seluruh peralatan kerja harus didesain, dipelihara dan digunakan dengan baik. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi atau mesin yang digunakan dalam proses produksi juga dapat menjadi faktor penyebab kebakaran. Bahaya kebakaran dapat timbul dari panas yang dihasilkan melalui gesekan yang terjadi pada mesin yang berputar. Gesekan yang berlebihan pada mesin dikarenakan pelumasan yang tidak baik, bearing bantalan yang tidak rata, dan peralatan rusak atau bengkok. Oleh karena itu, perawatan dan pembersihan secara teratur diperlukan untuk mencegah gesekan yang berlebihan pada mesin Rijanto, 2010: 85. Peralatan kerja yang digunakan erat kaitannya dengan prinsip ergonomi kerja. Menurut Annis McConville 1996 dan Manuaba 1999 dalam Tarwaka, dkk 2004: 17, mengemukakan bahwa ergonomi merupakan kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangan kerja dan lingkungan, dengan tujuan pekerjamanusia dapat bekerja secara sehat, aman, dan nyaman serta efisien. Apabila peralatan kerja yang digunakan tidak memudahkan pekerja dalam bekerja serta pekerja tidak dapat bekerja secara nyaman, aman dan efisien, maka dapat menyebabkan unsafe condition.