Pedoman Wawancara Instrumen Penelitian

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan hasil observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain Sugiyono, 2010: 335. Menurut Miles and Huberman 1984 dalam Sugiyono 2010: 337, langkah- langkah dalam proses analisis data sebagai berikut:

3.8.1. Reduksi Data

Setelah peneliti melakukan pengambilan data di lapangan, maka akan diperoleh suatu data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci karena sifat data yang masih komplek dan rumit, dan perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan dengan langkah mengurangi atau menghilangkan hal-hal yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan Sugiyono, 2010: 338.

3.8.2. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data. Menurut Miles and Huberman 1984 dalam Sugiyono 2010, dalam penelitian kualitatif, penyajian data yang sering digunakan adalah bentuk uraian singkat yang bersifat naratif. Selain itu juga dapat disajikan dalam bentuk grafik, matrik, network jejaring kerja dan chart. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 3.8.3. Evaluasi Peneliti melakukan evaluasi dengan cara membandingkan tataran ideal fokus penelitian berdasarkan buku pedomanpetunjuk teknis pelaksanaan ijin kerja panas dengan kenyataan di tempat penelitian untuk diidentifikasi bagian fokus penelitian yang belum memenuhi pedoman tersebut sehingga peneliti dapat mengidentifikasi masalah dan memberikan saranusulan sebagai alternatif penyelesaian masalah yang didapatkan. Buku yang digunakan sebagai pedomanpetunjuk teknis dalam pelaksanaan ijin kerja panas yaitu peraturan National Fire Protection Association NFPA 51B tahun 2009 mengenai Standard for Fire Prevention During Welding Cutting and Other Hot Work, PP No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, PER.03MEN1987 tentang petunjuk dan wewenang serta kewajiban pegawai pengawas keselamatan kerja dan ahli keselamatan kerja, KEP.261MENXI2004 tentang perusahaan wajib melaksanakan pelatihan kerja, UU No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, KEP.187MEN1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja.