7
sehingga siswa mampu mengikuti serangkaian pertanyaan tersebut dan mencapai tujuan Wenning, 2005.
1.6.3 Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan proses disiplin intelektual aktif dan kemahiran dalam mengkonsep, menerapkan, mensintesa, dan atau mengevaluasi informasi
dari hasil pengumpulan atau ditimbulkan dari pengamatan, pengalaman, perenungan, penalaran atau komunikasi sebagai petunjuk yang dapat dipercaya
dan dalam bertindak Ivone, 2010.
1.6.4 Karakter
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan virtues yang terdiri atas
sejumlah nilai, moral dan norma yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak Haryani, 2012: 59.
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terdiri dari tiga bagian utama yang dapat dirinci sebagai berikut: 1.
Bagian awal terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. 2.
Bagian isi terdiri dari 5 bab yang terinci sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan skripsi.
8
Bab 2 Tinjauan Pustaka Berisi tentang pendekatan metakognitif, kegiatan laboratorium
berbasis inkuiri
terbimbing, kemampuan
berpikir kritis,
mengembangkan karakter, tinjauan materi fluida statis, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
Bab 3 Metode Penelitian Berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, subyek penelitian populasi
dan sampel penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, teknik pengambilan data penlitian, instrumen penelitian, analisis instrumen
penelitian dan analisis data penelitian. Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai peningkatan kemampuan berpikir kritis dan perkembangan karakter siswa melalui
implementasi pendekatan metakognitif dalam kegiatan laboratorium inkuiri terbimbing.
Bab 5 Penutup Berisi tentang simpulan dari penelitian serta saran-saran.
3. Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran.
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Metakognitif
Istilah metakognitif merupakan kata sifat dari metakognisi. Metakognisi merupakan istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada tahun 1976. Metakognisi
berasal dari metacognition yang mengandung prefik meta dan kata kognisi. Meta berasal dari bahasa Yunani yang berarti setelah, melebihi, atau di atas, sedangkan
kognisi diartikan sebagai apa yang diketahui serta dipikirkan oleh seseorang atau yang mencakup keterampilan yang berhubungan dengan proses berpikir Haryani,
2012: 45. Metakognitif mengacu pada kemampuan untuk merenungkan, memahami,
dan mengendalikan belajar seseorang. Metakognitif adalah kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui Pusat Perkembangan Kurikulum
Kementerian Pendidikan Malaysia, 2001: 40. Pendekatan metakognitif merujuk kepada pendekatan untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir dan
pembelajaran yang berlaku. Apabila kesadaran ini terwujud, seseorang dapat mengawal pikirannya dengan merancang, memantau dan menilai apa yang
dipelajari. Metakognitif mengacu pada konsep diri berkaitan dengan apa yang orang pikirkan tentang proses berpikir dan memorinya Okoro, 2011. Pendekatan
metakognitif mengajak siswa untuk merencanakan, merancang dan mengevaluasi belajanya. Metakognitif adalah suatu aktivitas mental dalam struktur kognitif yang