Remaja Secara umum, remaja dianggap sebagai usia teransisi dari masa kanak-kanak

park dan ada yang malu jika harus kesawah, remaja lebih banyak memilih kumpul bersama teman-temanya dan membahas hal-hal yang sedang booming saat ini.

5. Remaja Secara umum, remaja dianggap sebagai usia teransisi dari masa kanak-kanak

menuju fase dewasa. Dalam fase ini seorang anak mengalami perkembangan fisik dan emosional tertentu yang menyebabkan remaja tersebut berada pada fase anomali. Secara fisik telah mengalami fisik orang dewasi, namun dalam tataran nilai dan sikologis masih belum menunjukaan karakteristik kedewasaan. Ada batasan umur yang sering digunakan untuk mengkatagorikan seseorang menjadi remaja. WHOword healty organization, misalnya memberikan batasan remaja sebagai kelompok manusia yang berada dalam rentan umur 10-19 tahun dan belum menikah. Sementara PBB Perserikatan Bangsa- Bangsa memberikan batasan yang lebih longgar, yakni mereka yang berada dalam rentan usia 15-24 tahun yang belum menikah Fauzi dan Lucianawati, 2001. 6.Perubahan adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam penelitian ini yaitu terjadinya pergeseran dalam hal gaya hidup remaja. 7.Perubahan Sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap- sikap dan pula perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 8.Perilaku Menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, ataupun norma sosial yang berlaku Narwoko, 2007:101. Universitas Sumatera Utara 9.Nilai Sosial adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. 10.Norma Sosial adalah suatu standar tingkah laku yang terdapat di dalam semua masyarakat Alvin, dalam Basrowi,2005:88. Universitas Sumatera Utara 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Remaja dan Gaya Hidup 2.1.1. Pengertian Remaja Istilah remaja atau adolescence berasal dari latin adolescene kata bendanya adolescent yang berarti remaja yang tumbuh menjadi dewasa Hurloc,2001. Pedoman umum remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 17-24 tahun dan belum menikah Soetjiningsih,2004. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Remaja merupakan masa teransisi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, yang sering kali remaja hadapi pada situasi yang membingungkan, disatu pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa, dan sisi lain belum bisa dikatakan dewasa Purwanto,2004. 2.1.2. Ciri-ciri Masa Remaja Masa Remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya, cirri-ciri tersebut antara lain: 1. Masa remaja sebagai masa yang penting. Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainya Al-Mighwar,2006. Selain itu perkembangan fisik yang cepat dan penting Universitas Sumatera Utara disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal remaja, yang semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru Hurlock,2001. 2. Masa remaja sebagai masa peralihan. Peralihan tidak berarti terputus dengan apa yang terjadi sebelumnya, melainkan peralihan dari suatu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Artinya yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan dating Hurlock, 2001. Pada setiap periode peralihan, Nampak ketidakjelasan status individu dan munculnya keraguan terhadap perananya dalam masyarakat Al-Mighwar,2006. 3. Masa remaja sebagai masa perubahan. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat, kalau perubahan fisik menurun maka perubahan perilaku dan sikap menurun juga Hurlock, 2001. 4. Masa remaja sebagai masa pencari identitas. Penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individualitas dan apabila tidak menyesuaikan kelompok maka remaja tersebut akan terusir dari kelompoknya Al-Mighwar, 2006. Tetapi lambat laun mereka mulai mencari identitas diri dan tidak puas lagi sama dengan teman-temanya dalam segala hal Hurlock, 2001. 5. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah pada usia remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja laki-laki maupun remaja perempuan Hurlock,2001 dan banyak remaja Universitas Sumatera Utara menyadari bahwa penyelesaian yang ditempuhnya sendiri tidak selalu sesuai dengan harapan mereka Al-Mighwar, 2006. 2.1.3. Pengertian Gara Hidup Giddens ingin menunjukaan gaya hidup ini tidak lagi masuk pada wilayah kelompok tertentu saja, tetapi hampir semua bagian kehidupan. Paham idiologis gaya hidup telah menggantikan nilai-nilai cultural, yang terjadi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, menjadi gaya, menjadi bagian keseharian yang menjadi tanda, bahwa pecinta gaya ini ada serta menandai identitas kelompok pecinta gaya yang muncul sebagai akibat dukungan media http:id.wikipedia.Giddeswikigaya hidup, diakses 17 janwari 2014, pukul 15.00 wib. Dalam pandangan Giddens yang menyatakan gaya hidup telah dikorupsi oleh konsumerisme,menunjukkan kebutuhan dengan gaya ini menjadi tidak wajar dan dibuat- buat. Pada opsi ini, konsumerisme termaknai sebagai gaya hidup yang boros dan bergaya hidup pada peningkatan pembelian barang-barang yang secara teori bukan hanya untuk kebutuhan pokok melainkan karena kesenangan saja. Alasan membeli barang sebagai kesenangan karena paham atau gaya hidup yang menganggap barang- barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan stastus sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Sedangkan menurut pendapat Universitas Sumatera Utara Amstrong dalam Nugraheni, 2003 bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa. Lebih lanjut Amstrong dalam Nugraheni, 2003 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu internal dan faktor yang biasa dari luar eksternal. Adapun faktor internal sebagai berikut: 1. Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikiran yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya. 2. Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakanya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar maka orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membantu pandangan terhadap suatu objek. 3. Keperibadian. Keperibadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. Universitas Sumatera Utara 4. Konsep diri. Faktor lain yang menentukan keperibadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image mereka. Bagaimana individu akan memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola keperibadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya. 5. Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderng mengarah kepada gaya hidup hendonis. 6. Persepsi. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia. Adapun faktor eksternal sebagai berikut: 1. Kelompok referensi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Universitas Sumatera Utara 2. Keluarga. Keluaraga memegang peranan terbesar dan terlama dalam membantu pembentukan sikap dan perilaku individu. 3. Kelas sosial. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggata dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsure pokok dalam sistem sosial dalam pembagian kelas di masyarakat, yaitu kedudukan status dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak -haknya serta kewajibanya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. 4. Kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri, pola piker, merasakan dan bertindak. Universitas Sumatera Utara

2.2. Perubahan Sosial