1.2 Rumusan Masalah Sebuah penelitian harus memiliki batasan-batasan permasalahan yang hasus
diamati atau diteliti agar penelitian penelitian tersebut dapat terfokus dalam suatu permasalahan yang dapat diselesaikan dan peneliti tidak lari dari jalur yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana perubahan gaya hidup remaja pasca berdirinya wisata Hill Park?
1.3 Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah yang akan diteliti pada sebuah penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penelitian yang sejalan dengan rumusan
masalah penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh mengenai Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca
Berdirinya Wisata Hill Park di Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan sesuatu yang diharapkan ketika sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan.Adapun yang menjadi manfaat dilakukannya penelitian ini
adalah : 1.
Manfaat Teoritis
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Sosiologi, serta dapat menambah referensi
hasil penelitian bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji persoalan yang terkait dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan berpikir peneliti dalam menyusun karya tulis ilmiah, serta hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait yang memerlukan data dan informasi mengenai perubahan gaya hidup dikalangan remaja.
1.5 Defenisi Konsep
Konsep adalah suatu hasil pemaknaan didalam intelektual manusia yang merujuk pada kenyataan nyata ke dalam empiris, dan bukan merupakan refleksi sempurna. Dalam
sosiologis, konsep
menegaskan dan
menetapkan apa
yang akan
di observasiSuyanto,2005:49. Defenisi konsep yang digunakan sebagai konteks penelitian
ini antara lain sebagai berikut: 1.Gaya Hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan gaya yang
konsumtif pada remaja yang bekerja di Hill Park, seperti seberapa sering remaja membeli barang
–barang bermerek, walaupun terkadang barang yang mereka beli itu paslu, dan remaja Hill Park membeli barang-barang tersebut dengan berbagai macam
Universitas Sumatera Utara
cara, seperti berutang pada renternir dan ada juga membeli barang tersebut dengan menyicilnya.
2.Perubahan adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam penelitian ini yaitu terjadinya pergeseran
dalam hal gaya hidup remaja. Misalnya sebelum adanya wisata hill park, para remaja di desa ini gaya hidup yang masih dipengaruhi nilai agama dan budaya setempat, misalnya
saja dalam hal berpakian yang terkesan sderhana dan belum terlalu mengikuti mode, dalam pilihan hiburan, mereka umumyna menyukai musik atau lagu tra disional. Dan
setehal adanya hill park, dalam segi pergaulan remaja peria dengan remaja perempuan, hal ini terlihat dengan remaja yang tidak sungkan lagi saling berpegangan tangan, duduk
berduaan didepan umum, dan terkadeng sampai tertawa lepaskeras dan tidak menghiraukan pandangan orang lain yang melihatnya. Selain dari pergaulan, perubahan
yang mencolok juga terlihat dari cara berpakaian remaja desa sukamakmur, para remaja tidak segan lagi memekai pakaian minim dan ketat dalam keseharianya.
3.Cara bergaul pada remaja dalam penelitian ini dalam segi remaja peria dengan remaja perempuanpacaran didepan umum yang tidak sungkansaling berpegangan tangan,
duduk berduaan didepan umum , dan terkadang sampai tertawa lepaskeras dan tidak menghiraukan pandangan orang lain yang melihatnya.
4.SikapNilai yang muncul setelah Hill Park dibuka dalam penelitian ini banyak remaja yang enggan membantu orangtuanya kesawahbertani dikarenakan sudah bekerja di hill
Universitas Sumatera Utara
park dan ada yang malu jika harus kesawah, remaja lebih banyak memilih kumpul bersama teman-temanya dan membahas hal-hal yang sedang booming saat ini.
5. Remaja Secara umum, remaja dianggap sebagai usia teransisi dari masa kanak-kanak
menuju fase dewasa. Dalam fase ini seorang anak mengalami perkembangan fisik dan emosional tertentu yang menyebabkan remaja tersebut berada pada fase anomali. Secara
fisik telah mengalami fisik orang dewasi, namun dalam tataran nilai dan sikologis masih belum menunjukaan karakteristik kedewasaan. Ada batasan umur yang sering digunakan
untuk mengkatagorikan seseorang menjadi remaja. WHOword healty organization, misalnya memberikan batasan remaja sebagai kelompok manusia yang berada dalam
rentan umur 10-19 tahun dan belum menikah. Sementara PBB Perserikatan Bangsa- Bangsa memberikan batasan yang lebih longgar, yakni mereka yang berada dalam
rentan usia 15-24 tahun yang belum menikah Fauzi dan Lucianawati, 2001.
6.Perubahan adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam penelitian ini yaitu terjadinya pergeseran dalam hal gaya hidup remaja.
7.Perubahan Sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-
sikap dan pula perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
8.Perilaku Menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap
tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, ataupun norma sosial yang berlaku
Narwoko, 2007:101.
Universitas Sumatera Utara
9.Nilai Sosial adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
10.Norma Sosial adalah suatu standar tingkah laku yang terdapat di dalam semua
masyarakat Alvin, dalam Basrowi,2005:88.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Remaja dan Gaya Hidup 2.1.1. Pengertian Remaja
Istilah remaja atau adolescence berasal dari latin adolescene kata bendanya adolescent yang berarti remaja yang tumbuh menjadi dewasa Hurloc,2001. Pedoman
umum remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 17-24 tahun dan belum menikah
Soetjiningsih,2004. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Remaja merupakan masa teransisi antara
masa kanak-kanak dan masa remaja, yang sering kali remaja hadapi pada situasi yang membingungkan, disatu pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa, dan sisi lain
belum bisa dikatakan dewasa Purwanto,2004.
2.1.2. Ciri-ciri Masa Remaja Masa Remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode
sebelum dan sesudahnya, cirri-ciri tersebut antara lain: 1.
Masa remaja sebagai masa yang penting. Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat
jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainya Al-Mighwar,2006. Selain itu perkembangan fisik yang cepat dan penting
Universitas Sumatera Utara
disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal remaja, yang semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan
membentuk sikap, nilai dan minat baru Hurlock,2001. 2.
Masa remaja sebagai masa peralihan. Peralihan tidak berarti terputus dengan apa yang terjadi sebelumnya, melainkan
peralihan dari suatu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Artinya yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang
dan yang akan dating Hurlock, 2001. Pada setiap periode peralihan, Nampak ketidakjelasan status individu dan munculnya keraguan terhadap perananya
dalam masyarakat Al-Mighwar,2006. 3.
Masa remaja sebagai masa perubahan. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat perubahan perilaku dan sikap juga
berlangsung pesat, kalau perubahan fisik menurun maka perubahan perilaku dan sikap menurun juga Hurlock, 2001.
4. Masa remaja sebagai masa pencari identitas.
Penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individualitas dan apabila tidak menyesuaikan kelompok maka
remaja tersebut akan terusir dari kelompoknya Al-Mighwar, 2006. Tetapi lambat laun mereka mulai mencari identitas diri dan tidak puas lagi sama dengan
teman-temanya dalam segala hal Hurlock, 2001. 5.
Masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah pada usia remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh
remaja laki-laki maupun remaja perempuan Hurlock,2001 dan banyak remaja
Universitas Sumatera Utara
menyadari bahwa penyelesaian yang ditempuhnya sendiri tidak selalu sesuai dengan harapan mereka Al-Mighwar, 2006.
2.1.3. Pengertian Gara Hidup Giddens ingin menunjukaan gaya hidup ini tidak lagi masuk pada wilayah
kelompok tertentu saja, tetapi hampir semua bagian kehidupan. Paham idiologis gaya hidup telah menggantikan nilai-nilai cultural, yang terjadi hanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup, menjadi gaya, menjadi bagian keseharian yang menjadi tanda, bahwa pecinta gaya ini ada serta menandai identitas kelompok pecinta gaya yang muncul
sebagai akibat dukungan media http:id.wikipedia.Giddeswikigaya hidup, diakses 17 janwari 2014, pukul 15.00 wib.
Dalam pandangan Giddens yang menyatakan gaya hidup telah dikorupsi oleh konsumerisme,menunjukkan kebutuhan dengan gaya ini menjadi tidak wajar dan dibuat-
buat. Pada opsi ini, konsumerisme termaknai sebagai gaya hidup yang boros dan bergaya hidup pada peningkatan pembelian barang-barang yang secara teori bukan
hanya untuk kebutuhan pokok melainkan karena kesenangan saja. Alasan membeli barang sebagai kesenangan karena paham atau gaya hidup yang menganggap barang-
barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang membentuk image di
mata orang lain, berkaitan dengan stastus sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat
berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Sedangkan menurut pendapat
Universitas Sumatera Utara
Amstrong dalam Nugraheni, 2003 bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau
mempergunakan barang-barang dan jasa. Lebih lanjut Amstrong dalam Nugraheni, 2003 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada
dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu internal dan faktor yang biasa dari luar eksternal.
Adapun faktor internal sebagai berikut: 1.
Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikiran yang dipersiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
2. Pengalaman dan pengamatan.
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakanya dimasa lalu dan dapat
dipelajari, melalui belajar maka orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membantu pandangan terhadap
suatu objek. 3.
Keperibadian. Keperibadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku
yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
Universitas Sumatera Utara
4. Konsep diri.
Faktor lain yang menentukan keperibadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk
menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image mereka. Bagaimana individu akan memandang dirinya akan mempengaruhi
minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola keperibadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan
hidupnya. 5.
Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman
dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan prestise itu besar maka akan
membentuk gaya hidup yang cenderng mengarah kepada gaya hidup hendonis.
6. Persepsi.
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal sebagai berikut: 1.
Kelompok referensi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Universitas Sumatera Utara
2. Keluarga.
Keluaraga memegang peranan terbesar dan terlama dalam membantu pembentukan sikap dan perilaku individu.
3. Kelas sosial.
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang,
dan para anggata dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsure pokok dalam sistem sosial dalam pembagian
kelas di masyarakat, yaitu kedudukan status dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak -haknya
serta kewajibanya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan
aspek yang dinamis dari kedudukan. 4.
Kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri, pola piker, merasakan dan bertindak.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Perubahan Sosial
Setiap kehidupan manusia akan mengalami perubahan. Perubahan itu dapat mengenai nilai-nilai sosial,norma-norma sosial, pola perilaku, perekonomian, lapisan-
lapisan sosial dalam masyarakat, interaksi sosial dan yang lainya. Perubahan sosial terjadi pada semua masyarakat dalam setiap proses dan waktu, dampak perubahan
tersebut dapat berakibat positif dan negatif. Terjadinya perubahan merupakan gejala yang wajar dalam kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena setiap manusia mempunyai
kepentingan yang tidak terbatas. Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua
tingkat kehidupan masyarakat secara suka rela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat merupakan perubahan yang normal. Pengaruhnya tersebar secara cepat ke dalam kehidupan masyarakat. Bahkan perubahan
yang terjadi di suatu tempat di belahan bumi satu bisa mempengaruhi tempat di belahan bumi yang lain. Perubahan yang terjadi akan semakin berkembang seiring
berkembangnya kehidupan masyarakat di era modernisasi dan globalisasi ini. Perubahan itulah yang memengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan.
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan,
namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
berlangsung demikian
cepatnya, sehingga
membingungkan manusia
yang menghadapinya.
Menurut Gillin dan Gillin Abdulsyani,2002:163 perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Selain itu Selo Soemardjan
berpendapat bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga- lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosial
lainya, termasuk didalam nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku antara kelompok-kelompok dalam masyarakatSoerjono Soekanto,2007:263.
Soerjono soekanto 2000:338 berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomi,
teknologis dan geografis, atau biologis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainya. Sebaliknya adapula yang menyatakan bahwa
semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menghasilkan perubahan-perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat berhubungan
dengan perubahan nilai sosial, norma sosial, pola prilaku masyarakat, intraksi sosial, dan lain sebagainya. Seperti pendapat yang dikeluarkan Farley Sztompka,2008 bahwa
perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada pola perilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur sosial pada suatu masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Adapun yang menjadi ciri-ciri perubahan sosial itu sendiri antara lain: 1.
Perubahan sosial terjadi secara terus menerus. 2.
Perubahan sosial selalu diikuti oleh perubahan-perubahan sosial lainya. 3.
Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada didalam proses penyesuaian diri.
4. Setiap masyarakat mengalami perubahan masyarakat dinamis.
Faktor penyebab perubahan sosial: Perubahan sosial tidak terjadi begitu saja. Akan tetapi disebabkan oleh faktor-
faktor tertentu. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa perubahan sosial dapat bersumber dari dalam masyarakat internal dan faktor dari luar
masyarakat eksternal.
1.faktor internal Perubahan sosial dapat disebabkan oleh perubahan-perubahan yang berasal dari
masyarakat itu sendiri. Adapun faktor tersebut antara lain: a.
Perkembangan ilmu pengetahuan, perubahan-perubahan baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan, baik berupa teknologi maupun berupa
gagasan-gagasan yang menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan selanjutnya diterima serta menimbulkan perubahan sosial.
b. Kependudukan, faktor ini berkaitan eret dengan bertambah dan berkurangnya
jumlah penduduk.
Universitas Sumatera Utara
c. Penemuan baru untuk memenuhi kebutuhanya, manusia berusaha untuk mencoba
hal-hal yang baru. Pada suatu saat orang akan menemukan suatu yang baru baik berupa ide maupun benda. Penemuan baru sering berpengaruh terhadap bidang
atau aspek lain. d.
Konflik dalam masyarakat, adanya konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat menyebabkan perubahan sosial dan budaya, pertentangan antara individu,
individu dengan kelompok maupun antara kelompok, sebenarnya didasari oleh perbedan kepentingan.
2.faktor eksternal Perubahan sosial disebabkan oleh perubahan-perubahan dari luar masyarakat itu
sendiri seperti: a.
Pegaruh kebudayan masyarakat lain, adanya interaksi langsung antara satu masyarakat dengan masyarakat lainya akan menyebabkan saling mempengaruhi.
Disamping itu, pengaruh dapat berlangsung melalui komunikasi satu arah, yakni komunikasi masyarakat dengan media-media massa.
b. Peperangan, terjadinya perang antar suku atau antar Negara akan berakibat
munculnya perubahan-perubahan pada suku atau Negara yang kalah. Pada umumnya mereka akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan
oleh masyarakat, ataupun kebudayaan yang dimilikinya kepada suku atau Negara yang mengalami kekalahan.
c. Perubahan dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia, terjadi gempa
bumi, topan, banjir besar, gunung meletus, pembangunan tempat yang baru dan
Universitas Sumatera Utara
lain-lain mungkin masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya atau memilih tetap bertahan di daerahnya
tersebut dan mengikuti perubahan yang terjadi.
Konsep perubahan sosial itu sendiri merupakan proses sosial seperti defenisi yang diutarakan Pitirim Sorokin Sztompka, 2008:6 bahwa proses sosial adalah suatu
perubahan yang terjadi pada subjek tertentu yang berada dalam perjalanan waktu, baik perubahan tempatnya dalam ruang maupun perubahan yang terjadi pada aspek
kuantitatif maupun kualitatifnya. Jadi, proses sosial yaitu perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat yang didalamnya terjadi hubungan sebab akibat dan perubahan
yang terjadi dalam masyarakat tersebut dan saling mengikuti satu sama lain dalam rentetan waktu seperti industrialisasi, modernisasi, dan mobilisasi gerakan sosial.
Dan proses sosial memiliki bentuk khusus yang salah satunya adalah perkembangan sosial yang menggambarkan proses perkembangan potensi dalam suatu
sistem yaitu masyarakat dan individu. Konsep perkembangan sosial ini memiliki tiga ciri tambahan yaitu menuju kearah tertentu dalam keadaan sistem yang tidak terulang sendiri
di setiap tingkatanya, keadaan masyarakat dan individu yang pada waktu berikutnya mencerminkan tingkat yang lebih tinggi dari semula contohnya terjadi peningkatan
difrensiasi struktur, kemajuan sosial, ekonomi, budaya yang lebih modern dan pertambahan penduduk, dan perkembangan ini dipengaruhi kecenderungan yang berada
dari dalam masyarakat dan individu itu sendiri pertambahan penduduk yang menyebabkan kepadatan penduduk, penciptaan bentuk-bentuk kehidupan baru yang
Universitas Sumatera Utara
lebih baik dari sebelunya, pengadopsian ide dan inovasi baru yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahtraan hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Hawley bahwa
perubahan sosial adalah suatu perubahan yang tak terulang dari system sosial sebagai satu kesatuan. Konsep dari perubahan sosial itu sendiri mencangkup tiga gagasan,
seperti perbedaan, pada waktu yang berbeda diantara keadaan sistem yang sama. Sztompka,2008.
Dalam Sosiologi Perubahan Sosial Raymond, Sztompka,2008 yang perlu diperhatikan dalam memahami proses perubahan sosial yang sangat kompleks, yaitu:
1. Bentuk perubahan sosial yang terjadi.
2. Hasil dari perubahan sosial itu sendiri.
3. Kesadaran tentang proses prubahan sosial yang terjadi dikalangan masyarakat.
4. Kekuatan yang mengerakkan perubahan sosial itu.
5. Realitas sosial yang ada pada masyarakat dimana perubahan sosial itu terjadi.
6. Jangka waktu berlangsungnya perubahan itu.
Perubahan sosial menyangkut dua demensi, yaitu struktural dan kultural. Perubahan struktural menyangkut hubungan antar individu dan pola hubungan
termaksuk didalamnya mengenai status dan peranan, kekuasaan, otoritas, hubungan antar status dan integrasi. Sedangkan perubahan kultural menyangkut nilai dan norma
sosial yang ada didalam masyarakat Ibrahim, 2003:123. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Kingsley Davis Basrowi, 2005:157 bahwa perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Dan perubahan kebudayaan itu sendiri
Universitas Sumatera Utara
meliputi perubahan dalam teknologi, ilmu pengetahuan, kesenian, filsafat, aturan-aturan dan bentuk organisasi sosialnya.
Perubahan sosial ada yang berlangsung secara cepat dan ada yang berlangsung secara lama. Evolusi merupakan salah satu bentuk perubahan yang lama dengan rentetan
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dan tampa rencana yang dikarenakan usaha masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan dan kondisi yang baru
muncul. Sedangkan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung dengan cepat dan terencana dan diawali dengan konflik dalam masyarakat yang bersangkutan dan
terkadang tidak dapat dikendalikan.
Perubahan sosial selalu mendapat dorongandukungan dan hambatan dari berbagai faktor. Ada beberapa faktor yang menghalangi perubahan sosial itu sendiri.
Soekanto menyebutkan, ada 9 faktot yang menghalangi terjadinya perubahan, yaitu: 1.
Kurangnya interaksi dan komunikasi dengan masyarakat lain. 2.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat yang umumnya terjadi pada masyarakat yang terisolir.
3. Sikap masyarakat yang masih sangat teradisional akibat anggapan mereka bahwa
teradisi mutlak tidak dapat diubah. 4.
Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat. 5.
Ketakutan akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan. 6.
Sikap masyarakat yang masih tertutup. 7.
Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
Universitas Sumatera Utara
8. Adat dan kebiasaan.
9. Nilai tentang bahwa hidup pada hakikatnya telah buruk dan tidak mungkin
diperbaiki Soekanto. 2002:329-330.
Selanjudnya faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan adalah sebagai berikut:
1. Kontak dengan kebudayaan lain.
Salah satu proses yang menyangkut dalam hal ini adalah difusi. Difusi merupakan salah satu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari
perorangan kepada perorangan lainya dan dari masyarakat kepada masyarakat lainya.
2. System pendidikan yang maju.
3. Sikap menghargai hasil karya dan keinginan-keinginan untuk maju.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
5. System terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
System terbuka memungkinkan adanya gerakan mobilitas sosial vertikal secara luas yang berarti member kesempatan perorangan untuk maju berdasarkan
kemampuan-kemampuanya. 6.
Penduduk yang hetrogen. Masyarakat-masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang
memiliki latar belakang, ras dan idiologi mempermudah terjadinya kegoncangan yang mendorong terjadinya proses perubahan sosial .
Universitas Sumatera Utara
Hal yang mempengaruhi dan mendorong terjadinya suatu perubahan adalah adanya inovasi-inovaasi dan ide-ide yang mungkin dianggap baru yang berpengaruh
pada tindakan sosial dari individu itu sendiri yang berdasarkan pada pengalaman ,persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek pada situasi tertentu. Tindakan
individu itu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atas sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat untuk mencapai kesejahtraan hidupnya.
http:tutorialkuliah.blogspot.com200906teori-tindakan-dan-teori-sistem-talcott.html. diakses 26 Janwari 2014, pukul 12.21 wib.
Awalnya perubahan terjadi pada level individual dan perubahan sistem sosial. Dimana seseorang bertindak sebagai individu yang menerima dan menolak ide dan
inovasi baru yang diketahuinya. Perubahan ini masih merupakan perubahan mikro karena memfokuskan pada perubahan perilaku individualnya. Karena, perubahan yang
telah terjadi pada sebagian besar individu dalam masyarakat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat itu sendiri dimana telah terjadi perubahan makro. Dan
perubahan kedua level itu berhubungan sangat erat Abdillah, 1981:26. Menurut Sztompka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan disemua
tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak terjadi secara
linear. Pada tingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik, sedangkan pada tingkat mezzo terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi, dan ditingkat mikro
terjadi perubahan interaksi dan perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah kekuatan
Universitas Sumatera Utara
fisik entity tetapi seperangkat proses yang saling bertingkah ganda Sztompka, 2004:21-22.
Alfred dalam Sztompka, 2004 menyebutkan masyarakat tidak boleh dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sabagai proses, bukan objek semua yang
kaku tetapi sebagai aliran peristiwa terus menerus tiada henti. Diakui bahwa masyarakat kelompok, komunitas, organisasi, dan bangsa hanya dapat dikatakan ada sejauh dan
selama terjadi sesuatu didalamnya seperti adanya tindakan, perubahan, dan proses tertentu yang senantiasa bekerja.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak perubahan tersebut dapat memicu terjadinya
konflik George Ritzer, 2007:395.
2.3. Penelitian Terdahulu