II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ceremai
Phyllanthus acidus [L.] Skeels.
Tumbuhan yang berasal dari India ini termasuk dalam famili Euphorbiaccae. Ceremai memiliki nama asing Charamelier atau Country
goosberry Dalimartha, 1999. Ceremai banyak ditanam orang di halaman, di ladang dan tempat lain sampai ketinggian 1.000 m. Ceremai memiliki
percabangan banyak dan kulit kayunya tebal IPTEK
a
, 2005 . Daun ceremai tunggal, bertangkai pendek, tersusun dalam tangkai
membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun ceremai bundar telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata,
pertulangan menyirip, permukaan licin tidak berambut, panjang 2-7 cm, lebar 1,5-4 cm, dan warna hijau muda. IPTEK
a
, 2005. Daun ceremai berbau khas aromatik dan tidak berasa. Kandungan
kimia yang terdapat pada daun, kulit batang, dan kayu ceremai adalah saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol. Akar mengandung saponin, zat
samak, dan zat beracun toksik, sedangkan buah ceremai mengandung vitamin C. Bagian dari pohon ceremai yang biasa digunakan sebagai obat
adalah daun, kulit akar, dan biji. Setiap bagian pohon ceremai memiliki khasiat yang berbeda-beda untuk menyembuhkan penyakit. Daun ceremai
berkhasiat untuk menyembuhkan batuk berdahak, mual, kanker, sariawan, dan dapat menguruskan bahan. Bagian kulit pohon ceremai dapat digunakan
mengobati asma dan sakit kulit, sedangkan biji ceremai berkhasiat untuk mengobati sembelit dan mual akibat perut kotor Dalimartha, 1999.
Gambar 1. Ceremai Phyllanthus acidus [L.] Skeels. Sumber : IPTEK 2005
a
B. Delima Putih
Punica granatum Linn
Delima, konon, berasal dari negeri Persia, dan kemudian menyebar ke segala penjuru dunia. Tanaman ini tersebar di daerah subtropik sampai
tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau dikonsumsi karena
buahnya dapat dimakan. Pohon delima merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2-5 m. Helaian daun bentuknya lonjong, pangkal lancip, ujung
tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1-9 cm, lebar 0,5-2,5 cm, warnanya hijau. Buahnya buah buni, bentuknya bulat
dengan diameter 5-12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan, atau ungu kehitaman IPTEK
c
, 2005. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit
akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya. Kulit buah mengandung alkaloid pelletieren, granatin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar
dan kulit kayu mengandung sekitar 20 elligatanin dan 0,5-1 senyawa alkaloid. Daun mengandung alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur,
dan peroksidase. Alkaloid yang terdapat pada tanaman ini dipercaya dapat menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi
IPTEK
c
, 2005. Setiap bagian tanaman ini secara tradisional digunakan untuk
menyembuhkan beberapa penyakit, yaitu kulit buah biasa digunakan untuk
SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK TANAMAN CEREMAI , DELIMA PUTIH , JATI
BELANDA , KECOMBRANG , dan KEMUNING SECARA IN VITRO
TERHADAP PROLIFERASI SEL LIMFOSIT MANUSIA
Oleh : AGNES KRISMAWATI
F24103085
2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PENGARUH EKSTRAK TANAMAN CEREMAI , DELIMA PUTIH , JATI BELANDA , KECOMBRANG , dan KEMUNING SECARA
IN VITRO TERHADAP PROLIFERASI SEL LIMFOSIT MANUSIA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh : AGNES KRISMAWATI
F24103085
2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PENGARUH EKSTRAK TANAMAN CEREMAI , DELIMA PUTIH , JATI BELANDA , KECOMBRANG , dan KEMUNING SECARA
IN VITRO TERHADAP PROLIFERASI SEL LIMFOSIT MANUSIA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor Oleh :
AGNES KRISMAWATI F24103085
Dilahirkan di Jakarta, 10 Desember 1984 Tanggal lulus : 20 Agustus 2007
Menyetujui: Bogor, Agustus 2007
Mengetahui,
Dr. Ir. Dahrul Syah Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Dosen Pemimbing II Dr. Ir. Endang Prangdimurti,M.Si
NIP. 132.006.117 Dosen Pembimbing I
Prof.Dr.Ir.Fransisca Zakaria R.,M.Sc NIP. 131.476.603
RINGKASAN PENELITIAN
Agnes Krismawati. F24103085. Pengaruh Ekstrak Tanaman Ceremai , Delima
Putih, Jati Belanda , Kecombrang , dan Kemuning Secara In Vitro Terhadap Proliferasi Sel Limfosit Manusia. Di bawah bimbingan : Prof. Dr. Ir. Fransisca
Zakaria R, M.Sc dan Dr. Ir. Endang Prangdimurti, M.Si 2007
Kemuning, delima putih, kecombrang, ceremai, dan jati belanda memiliki potensi yang besar untuk kesehatan manusia. Berkembangnya tren pangan fungsional,
menjadikan suatu alasan pengembangan kelima tanaman di atas menjadi pangan fungsional, terutama sebagai minuman fungsional
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat toksisitas dan imunomodulator ekstrak daun delima putih, daun kemuning, daun ceremai, daun jati belanda, dan
bunga kecombrang terhadap sel limfosit manusia secara in vitro, serta mengetahui kapasitas antioksidan kelima ekstrak tanaman tersebut dalam menangkal radikal
bebas menggunakan metode DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil atau 1,1-diphenyl- 2-picrylhydrazil.
Penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan. Tahap ini meliputi pembuatan ekstrak tanaman yang diujikan dan isolasi
sel limfosit. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 96 dengan metode maserasi, dan aquades dengan metode pemanasan. Bagian tanaman yang
diekstraksi adalah daun untuk kemuning, ceremai, jati belanda, dan delima putih dan bunga untuk kecombrang. Ekstrak kelima tanaman yang akan diuji ditepatkan
volumenya menjadi 10 ml untuk keseragaman. Tahapan selanjutnya adalah analisis kimia meliputi analisis kadar air dan analisis kadar protein terhadap bahan segar, serta
analisis kadar total fenol dan analisis kemampuan antioksidan ekstrak untuk menangkal radikal bebas kapasitas antioksidan terhadap ekstrak yang dihasilkan.
Pengujian ekstrak terhadap proliferasi sel limfosit manusia digunakan dengan menggunakan dua metode yaitu dengan perhitungan sel mati
menggunakan pewarnaan biru tripan dan perhitungan proliferasi sel dengan metode MTT [3-[4,5-Dimethylthiazol-2-yl]-2,5-diphenyltetrazolium bromide]. Perhitungan
proliferasi pada metode ini dilakukan dengan nilai Indeks Stimulasi I.S dari sel limfosit yang dikultur dengan ekstrak dibandingkan dengan kontrol standar. Kultur
sel dilakukan pada suhu 37
o
C dengan kondisi atmosfer yang mengandung CO
2
5, 0
2
95 dan RH 96 selama 36 jam. Untuk kontrol standar, sumur hanya berisi media dan sel, sedangkan kontrol positif berisi suspensi sel limfosit dan larutan mitogen
Con A atau LPS.
Hasil analisi kimia menunjukkan bahwa kadar air tertinggi dimiliki oleh bunga kecombrang yaitu sebesar 92.30 b.b, sedangkan kadar air terendah dimiliki
oleh daun delima putih sebesar 58.26 b.b. Kadar protein dihitung menggunakan metode Kjeldahl. Hasil yang diperoleh adalah kadar protein tertinggi dimiliki oleh
daun ceremai sebesar 6.40 , sedangkan kadar protein terendah dimiliki oleh bunga kecombrang sebesar 1.38 . Kadar total fenol tertinggi dimiliki oleh daun delima
putih etanol yaitu 81.37 x 10
2
mgl ekstrak, sedangkan untuk kadar total fenol terendah dimiliki oleh ekstrak daun jati belanda aquades yaitu 4.44 x 10
2
mgl
ekstrak. Secara keseluruhan ekstrak etanol memiliki kadar total fenol lebih tinggi dibandingkan ekstrak aquades. Kapasitas antioksidan ekstrak kelima tanaman
dihitung menggunakan metode DPPH. Hasil yang diperoleh adalah kapasitas antioksidan tertinggi dimiliki oleh kecombrang etanol yaitu 92.96 , dan terendah
dimiliki oleh kemuning etanol 70.45 . Nilai AEAC tertinggi dimiliki oleh kecombrang etanol yaitu 1159.28 mgl AEAC, dan terendah dimiliki oleh kemuning
etanol 888.08 mgl AEAC. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa daya peredaman radikal bebas ekstrak kecombrang etanol sebanding dengan daya peredaman 1159.28
mg asam askorbat.
Hasil pengujian dengan menggunakan metode MTT diketahui bahwa ekstrak yang memberikan indeks proliferasi sel limfosit dimiliki oleh ekstrak
kecombrang aquades sebesar 6.88 dan indeks stimulasi terendah dimiliki oleh ekstrak daun jati belanda aquades 7.408 mgml C3 sebesar 0.78. Pada metode biru tripan,
ekstrak yang memiliki tingkat kematian sel terendah dimiliki oleh ekstrak kecombrang aquades 9.084 mgml C3 dan kecombrang etanol 7.752 mgml C3
sebesar 1.2 x 10
5
sel mati ml, sedangkan kematian tertinggi dimiliki oleh ekstrak jati belanda etanol 7.332 mgml C3 dan ekstrak delima aquades 9.526 mgml C3
sebesar 12 x 10
6
sel mati ml. Secara keseluruhan, ekstrak memberikan indeks stimulasi yang tinggi dan tingkat kematian sel yang rendah, sehingga dapat dikatakan
ekstrak kelima tanaman yang digunakan bersifat imunostimulan.
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Jakarta, 10 Desember 1984 dan merupakan anak pertama dari pasangan Patricius Kardja dan
Chriatiana Kasmiyati. Penulis mengawali pendidikan formal di TK Marga Utama, dan selanjutnya penulis melanjutkan ke SD
Strada Van Lith II, SLTP Tarakanita IV, dan SMUN 81 Jakarta. Pendidikan non formal yang ditempuh oleh penulis antara lain
kursus Bahasa Inggris di LIA dan Bahasa Mandarin di Lingua Franka. Pendidikan terakhir yang ditempuh adalah Departemen Ilmu dan Teknologi
Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada tingkat akhir pendidikannya di IPB, penulis juga memperoleh kesempatan mengikuti program
Internship dari PT. Sara Lee Household Indonesia selama tiga bulan. Selain aktif dalam bidang akademik, penulis juga menjadi pengurus beberapa organisasi
intrakampus yaitu sebagai koordinator sekretariat pada Keluarga Mahasiswa Katolik IPB KEMAKI dan sebagai Bendahara pada UKM Tarung Derajat di IPB. Selain itu
penulis juga menjadi anggota pada Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan HIMITEPA dan Tim Pendamping Mahasiswa Katolik IPB. Penulis juga
aktif sebagai panitia berbagai kepanitiaan dalam kegiatan kampus. Berbagai pengalaman kerja juga telah diperoleh penulis, baik sebagai asisten praktikum kimia
dan biologi untuk Mahasiswa TPB, asisten praktikum mikrobiologi pangan, dan asisten praktikum teknologi pengolahan pangan, serta menjadi guru privat mata
pelajaran matematika untuk tingkat sekolah menengah. Penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Ekstrak Tanaman Ceremai , Delima Putih , Jati Belanda , Kecombrang , dan Kemuning Secara In Vitro Terhadap Proliferasi Sel Limfosit
Manusia”. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2007 sampai dengan bulan Juni 2007.
I. PENDAHULUAN