Umumnya bunga kecombrang sering dimanfaatkan secara tradisional sebagai bunga hias dan disantap dalam bentuk pecel, lalapan, ataupun
sambal. Selain itu, bunga kecombrang juga banyak digunakan untuk obat penghilang bau badan, memperbanyak air susu ibu, dan pembersih darah.
Kandungan kimia yang terdapat di daun, batang , bunga, dan rimpang kecombrang adalah saponin dan flavonoid. Selain itu, kecombrang juga
mengandung polifenol dan minyak atsiri DepKes, 2005. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Naufalin et.al 2005, diketahui bahwa bunga
kecombrang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri patogen dan perusak pangan, seperti S. aureus, L. Monocytogenes, dan
S.typhimurium.
Gambar 4. Kecombrang Nicolaia speciosa Horan
E. Kemuning
Murraya paniculata [L..] Jack.
Kemuning merupakan tanaman yang berasal dari kelas Rutaceae. Tanaman ini biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam
sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Selain itu dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m. Kemuning yang biasa ditanam untuk memagari
pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat Dalimartha, 1999. Kemuning termasuk jenis semak atau pohon kecil, bercabang
banyak, tinggi 3-8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Helaian anak daunnya bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2-7 cm, lebar 1-3 cm,
permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, bila diremas tidak berbau. Bunga kemuning merupakan bunga majemuk berbentuk tandan, warnanya
putih, dan wangi. IPTEK
b
, 2005. Setiap bagian pohon kemuning memiliki kandungan kimia yang
berbeda-beda. Daun kemuning mengandung cadinene, bisabolena, P- earyophyllena, geraniol, carene-3, eugenol, sitronellol, metil salisilat, s-
guaiazulan, ostholan, panikulatin, tanin, dan koumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- 2,3-dihydroxyisopentyl
coumarin, sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya
mengandung semi-ec-carotenone Dalimartha, 1999.
Secara tradisional, kemuning banyak digunakan untuk radang buah zakar orchitis, radang saluran napas bronkhitis, infeksi saluran kencing,
kencing nanah, keputihan, sakit gigi, haid tidak teratur, lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak ulkus, kulit kasar, memar
akibat benturan, rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema, bisul, koreng, luka terbuka di kulit. Bagian kemuning yang biasa digunakan
sebagai obat adalah daun, ranting, akar, dan kulit batang IPTEK
b
, 2005.
Gambar 5. Kemuning Murraya paniculata [L..] Jack.
Sumber : IPTEK 2005
b
F. Antioksidan
Antioksidan merupakan jenis senyawa yang digunakan untuk menangkap radikal bebas yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dengan
menstabilkan radikal tersebut. Antioksidan adalah senyawa yang secara alami terdapat dalam hampir semua bahan pangan Andarwulan, 1995.
Menurut Buhler 2000, antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh reactive oxygen species
ROS seperti singlet oxygen ataupun superoksida. Ketidakseimbangan antara antioksidan dan ROS menyebabkan terjadinya stres oksidatif,
sehingga memicu terjadinya kerusakan sel. Antioksidan dapat menghambat dan mencegah proses oksidasi walaupun terdapat dalam jumlah yang sedikit
dan tubuh juga memiliki sistem antioksidan alami yang dapat di produksi sendiri.
Salah satu metode yang biasa digunakan untuk menentukan kapasitas antioksidan suatu bahan adalah metode DPPH 2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazil atau 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil. DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil dalam larutan metanol dan berwarna ungu
tua. Mekanisme yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan
DPPH. Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak dari spektofotometer.
Menurut Benabadji et.al. 2004, reaksi yang terjadi adalah pembentukan
α,α-diphenyl-β-picrylhydrazine, melalui kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen. Semakin pudarnya warna DPPH setelah
direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang semakin besar pula.
Senyawa DPPH biru DPPH tereduksi kuning
NO
2
NO
2
NO
2
N N•
NO
2
NO
2
NO
2
N NH
+ AOH
Gambar 6. Mekanisme reaksi antioksidan pada DPPH
Salah satu jenis antioksidan dalam bahan pangan adalah senyawa fenolik. Senyawa fenolik merupakan senyawa kimia yang memiliki satu
buah cincin aromatik yang mengandung satu atau lebih gugus hidroksi. Senyawa ini merupakan hasil metabolit sekunder dari tanaman. Senyawa
fenolik diklasifikasikan dalam tiga grup, yaitu fenol sederhana, asam hidroksinamat, dan flavonoid. Senyawa fenol sederhana terdiri atas
monofenol, difenol, dan trifenol. Grup yang paling penting dari senyawa fenolik adalah flavonoid, termasuk di dalamnya katekin, antosianidin,
flavon, dan glikosida Tang,1991. Senyawa fenolik dapat berperan sebagai senyawa antioksidan.
Senyawa ini merupakan antioksidan primer karena dapat mencegah terjadinya autooksidasi pada lipid dan memperlambat proses oksidasi lipid
dengan menghambat kerja enzim lipoksigenase Tang,1991. Suatu molekul dapat berfungsi sebagai antioksidan primer jika dapat memberikan atom
hidrogen secara cepat kepada radikal lipid atau dikonversi menjadi produk stabil. Radikal bebas yang terbentuk pada reaksi senyawa fenol dengan
radikal lemak selalu distabilkan oleh delokalisasi elektron tidak berpasangan di sekitar cincin aromatik dari fenol. Aktivitas antioksidan dari senyawa
fenol dipengaruhi beberapa faktor, yaitu adanya agen pengkelat, pH lingkungan sekitar, kelarutan, ketersediaan senyawa fenol dalam suatu
bahan, dan stabilitas senyawa fenol Fungsi senyawa fenolik sebagai antioksidan ini berperan dalam
proses perlindungan membran sel limfosit dari oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Fungsi lainnya adalah menstimulus proliferasi sel
limfosit karena dapat memicu pembentukan interleukin. Senyawa ini memicu sel limfosit untuk berproliferasi. Akan tetapi dalam jumlah yang
terlalu banyak, seyawa fenolik dapat menyebabkan kematian sel karena kemampuannya untuk berikatan dengan protein membran. Protein yang
berikatan akan berubah fungsi dan menyebabkan kerusakan membran Tang,1991.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa fenol di dalam tanaman. Sebagai contoh, senyawa fenol yang sudah
diketahui terdapat dalam daun rosemary adalah asam karnosik, karnosol, rosemanol, dan asam rosmarinik, sedangkan senyawa fenol yang terdapat di
dalam kacang kedelai adalah flavonoid seperti quercetin dan rutin Mukhopadhyay, 2000.
G. Uji Toksisitas