BAB VI HUBUNGAN ANTARA IKLAN MELALUI TELEVISI DENGAN KONSUMSI
MAKANAN RINGAN ANAK SEKOLAH DASAR
6.1 Hasil Penelitian Kualitatif
Penelitian tentang produk makanan ringan yang paling disukai oleh siswa SD Islam Al Azhar 01, dilakukan dengan mengadakan wawancara secara langsung
dengan murid- murid dari setiap paralel kelas, yaitu kelas 4 sampai dengan kelas 6 sebanyak 16 kelas.
Produk yang ditanyakan adalah produk makanan yang biasa dikonsumsi oleh responden setiap harinya, baik di rumah maupun di sekolah.
Dari hasil penelitian kualitatif yang dilakukan dengan murid- murid SD, diperoleh bahwa 10 produk -produk makanan ringan yang paling banyak disukai
anak-anak SD adalah Kacang Garuda, Tango, Silverqueen, Taro, Chetos, Marie Regal, Chitato, Biskuat, Tobleron dan Oreo.
Berdasarkan hasil di atas, Kacang Garuda paling disukai oleh responden untuk dikonsumsi, terutama untuk dicampurkan dengan mie bakso baik itu pada saat
istirahat di kantin sekolah maupun di rumah.
6.2 Hasil Penelitian Kuantitatif
Berdasarkan has il penelitian kualitatif yang diperoleh sebelumnya, maka penelitian dilanjutkan dengan mengumpulkan data secara kuantitatif melalui survei
untuk melihat lebih mendalam pola menonton televisi, tingkat kesukaan terhadap iklan, dan tingkat konsumsi produk -produk makan ringan tersebut.
55
6.2.1 Pola dan Perilaku Menonton Televisi
Salah satu tujuan yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pola dan perilaku murid- murid SD dalam menonton TV. Pola dan
perilaku menonton televisi bagi anak-anak dan juga anggota keluarga lain, dianggap sebagai salah satu reaksi terhadap iklan di televisi. Dari hasil kuesioner yang sudah
disebarkan ke 100 responden, pola dan perilaku menonton televisi siswa SD Al Azhar 01 adalah sebagai berikut :
a. Aturan Menonton TV
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa masih lebih banyak anak yang tidak mempunyai aturan menonton dari orang tuanya daripada anak yang mempunyai
aturan dari orang tuanya. Hal ini seperti terlihat pada Gambar 4 di bawah ini yang memperlihatkan ada atau tidaknya aturan menonton TV di rumah.
Aturan Menonton
Ada Aturan 48
Tidak ada aturan
52
Gambar 4. Persentase Aturan M enonton dari Orang Tua Responden di SD Islam Al Azhar 01.
56
Berdasarkan Gambar 4 di atas, yang mempunyai aturan menonton TV adalah 48 siswa dengan persentase 48 persen, sedangkan yang tidak mempunyai aturan
menonton TV adalah 53 siswa dengan persentase 53 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa kontrol orang tua masih kurang dalam pola menonton. Anak masih bebas
menonton kapan saja dan acara apa saja yang mereka sukai. Hal ini sebenarnya kurang baik untuk anak, karena dengan begitu beragamnya acara tontonan di televisi
saat ini, tidak adanya aturan menonton dari orang tua dapat mengakibatkan anak akan menghabiskan waktunya di depan televisi dan dapat menyebabkan anak melupakan
tugas-tugasnya yang lain terutama tugas dari sekolah.
b. Jumlah Jam Menonton
Pada Tabel 5 di bawah ini akan diperlihatkan perbandingan jumlah jam menonton antara yang mempunyai aturan menonton dan yang tidak mempunyai
aturan. Dari 100 responden, maka jumlah jam menonton yang tidak mempunyai aturan adalah lebih banyak yaitu 6.8 jam 7 jam. Hal ini disebabkan karena mereka
yang tidak mempunyai aturan menonton televisi, dapat menonton televisi kapan saja mereka inginkan.
Dari hasil analisis antara aturan waktu menonton televisi dengan jumlah jam menonton televisi, terlihat adanya hubungan yang nyata. Dengan kata lain, dengan
tidak adanya aturan waktu menonton maka semakin banyak anak-anak menghabiskan waktu untuk menonton televisi.
57
Tabel 5.Perbandingan Jumlah Jam Menonton TV per hari Siswa SD Islam Al Azhar 01
Aturan waktu menonton Jumlah jam menonton
jam Ya
5.9 Tidak
6.8
c. Waktu yang ditentukan untuk menonton TV
Dari 48 anak yang mengaku bahwa ada aturan menonton dari ora ng tua mereka, sebagian besar mengaku bahwa mereka diperbolehkan menonton setelah
pulang dari sekolah. Biasanya mereka menonton pada sore atau malam hari ataupun pada saat libur sekolah.
Berdasarkan Tabel 6 yang menyajikan waktu-waktu yang ditentukan oleh orang tua untuk menonton televisi. terlihat bahwa 60.4 persen 29 siswa dari 48
siswa diperbolehkan menonton TV oleh orang tuanya sepulang sekolah. Hanya sekitar 33.3 persen atau 16 siswa dr 48 siswa yang mempunyai aturan bahwa mereka
boleh menonton televisi setelah mengerjakan PR. Yang cukup menarik, hanya ada 3 siswa atau sekitar 6.3 persen dari 48 siswa yang diperbolehkan orang tuanya untuk
menonton televisi hanya pada hari libur . Hal ini memperlihatkan bahwa hanya sedikit sekali orang tua yang menerapkan aturan yang ketat terhadap anaknya perihal waktu
menonton televisi. Sebagian besar membolehkan anaknya menonton TV tanpa harus mengerjakan pekerjaan rumahnya terlebih dahulu.
58
Tabel 6. Waktu yang ditentukan oleh orang tua responden untuk menonton TV
Waktu Jumlah
Persentase Sepulang sekolah
29 60.4
Setelah mengerjakan PR 16
33.3 Hari libur
3 6.3
Total 48
100
c. Stasiun TV Favorit
Gambar 5 menyajikan stasiun televisi favorit berdasarkan jawaban dari 100 responden. Responden bisa memberikan jawaban lebih dari satu stasiun televisi.
Stasiun televisi yang dipilih adalah stasiun televisi swasta yang ada di Indonesia dan menampilkan iklan sebagai salah satu acaranya.
Berdasarkan Gambar 5, stasiun televisi paling favorit adalah Lativi, ada sebanyak 66 siswa yang menjawab stasiun yang disenangi adalah Lativi. Kemudian
pada tempat kedua adalah RCTI sebanyak 64 dan selanjutnya adalah Indosiar sebanyak 56 siswa. Hal ini sebenarnya berkaitan dengan acara favorit responden
yang akan dibahas pada bagian selanjutnya dimana acara yang paling digemari adalah kartun. Lativi adalah stasiun TV yang paling banyak menayangkan acara-acara kartun
yang digemari anak-anak. Selanjutnya berturut-turut adalah Trans TV sebanyak 50 siswa, SCTV sebanyak 49 siswa, Global TV sebanyak 42 siswa, TV 7 sebanyak 31
siswa, ANTV sebanyak 23 siswa, TPI sebanyak 16 siswa, Metro TV dan OChanel sebanyak 9 siswa dan yang terakhir adalah TVRI sebanyak 2 siswa. Berdasarkan
survey NMR pada tahun 2005, stasiun TV favorit adalah RCTI, SCTV dan Trans TV.
59
STASIUN TELEVISI FAVORIT
10 20
30 40
50 60
70
Stasiun Televisi TVRI
RCTI SCTV
ANTV Global TV
Indosiar Trans TV
Lativi TPI
Metro TV TV7
OChannel
Gambar 5. Stasiun Televisi Favorit.
d. Acara Favorit
Tabel 7 menyajikan acara-acara favorit berdasarkan jumlah responden dan persentasenya. Pertanyaan untuk acara favorit memperbolehkan responden untuk
memberikan lebih dari satu jawaban. Dari hasil tabulasi sebagaimana terlihat pada tabel 6, acara film kartun merupakan acara yang paling banyak diminati oleh
responden. Sebanyak 87 siswa dengan persentase 55.4 persen yang mengaku suka dengan acara kartun.
Acara berikutnya yang banyak digemari adalah acara hiburan. Acara hiburan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sinetron. Sebanyak 36 siswa dengan
persentase 22.9 persen yang menjawab gemar menonton acara hiburan. Acara reality show yang sekarang semakin banyak disajikan oleh stasiun-stasiun televisi
60
merupakan acara yang juga cukup digemari. Sebanyak 17 siswa dengan persentase 10.8 persen yang mengaku senang menonton acara tersebut. Hal ini perlu mendapat
perhatian dari orang tua karena sebenarnya banyak acara reality show yang kurang cocok untuk dijadikan tontonan bagi anak-anak SD.
Acara olahraga dan berita sepertinya kurang begitu diminati oleh anak-anak SD. Hal ini terlihat dari sedikitnya responden yang mengaku menonton acara berita
dan olahraga. Hanya ada 10 siswa dengan persentase 6.4 persen yang menonton acara olahraga dan hanya 7 siswa dengan persentase 4.5 persen yang mengaku menonton
acara berita. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan di bawah ini :
Tabel 7. Acara Favorit Responden di SD Islam Al Azhar 01
Waktu Jumlah
Persentase Kartun
87 55.4
Reality Show 17
10.8 Hiburan
36 22.9
Olah raga 10
6.4 Berita
7 4.5
Total 157
100
e. Perilaku pada saat jeda iklan
Pada Tabel 8 disajikan tentang perilaku responden pada saat jeda iklan. Perilaku pada saat jeda iklan maksudnya adalah apa yang dilakukan responden pada
saat jeda iklan di televisi. Untuk pertanyaan ini, responden boleh memilih lebih dari satu jawaban.
61
Tabel 8. Perilaku pada saat jeda iklan
Keterangan Jumlah
Persentase Memindahkan saluran kemudian kemb ali lagi pada saat
selesai 55
52.9 Memindahkan saluran dan tidak kembali ke saluran
semula 3
2.9 Tetap menonton iklan
40 38.5
Lainnya 6
5.8 Total
104 100
Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa paling banyak responden memindahkan saluran pada saat jeda iklan dan kemudian kembali lagi pada saat iklan
selesai dengan persentase 52.9 persen 55 siswa. Ada juga sebagian kecil responden 3 siswa yang memindahkan saluran dan tidak kembali ke saluran semula dengan
persentase 2.8 persen. Sebanyak 40 siswa dengan persentase 38.5 persen yang mengaku tetap menonton iklan, dan ada 6 siswa dengan persentase 5.8 persen yang
memilih melakukan hal lain selain hal di atas.
f. Anggota keluarga yang sering memindahkan saluran TV
Anggota keluarga yang paling sering me mindahkan saluran pada saat jeda iklan berdasarkan Gambar adalah responden sendiri dengan jumlah 28 siswa dengan
persentase 26.4 persen, kemudian kakak sebanyak 26 siswa dengan persentase 24.2 persen dan ayah sebanyak 21 siswa dengan persentase 19.7 persen. Sangat jarang
adik dan pembantu yang memindahkan saluran pada saat jeda iklan. Hal ini terlihat dari persentasenya yang kecil yaitu hanya sekitar 7.3 persen. Karena biasanya anak
62
yang lebih tua yang lebih berkuasa di dalam rumah, apalagi kalau orang tua tidak ikut menonton TV.
Data mengenai anggota keluarga yang sering memindahkan saluran TV disajikan dan ditampilkan dalam Gambar 6 dibawah ini.
26.4 19.7
14.9 24.4
7.3 7.3
5 10
15 20
25 30
Persentase
Saya Ayah
Ibu Kakak
Adik Pembantu
Anggota keluarga yang sering memindahkan saluran TV
Gambar 6. Anggota keluarga yang sering memindahkan saluran TV.
g. Pola pendampingan
Tabel 9 di bawah ini memuat tentang pola pendampingan pada saat menonton televisi di rumah. Yang dimaksud dengan pola pendampingan dalam penelitian ini
adalah orang yang mendampingi responden yang masih anak-anak dalam menonton televisi. Responden boleh memilih lebih dari satu pilihan yang diajukan untuk
pertanyaan ini.
63
Tabel 9. Pola Pendampingan Responden Saat Menonton TV
Keterangan Jumlah
Persentase Tidak ada
32 21.3
Ayah 10
6.7 Ibu
19 12.7
Kakak 30
20 Adik
33 22
Pembantu 26
17.3 Total
150 100
Berdasarkan Tabel di atas, sebagian besar responden menonton TV sendirian, dengan persentase 21.3 persen dan menonton bersama dengan adiknya sebesar 22
persen. Bahkan sekitar 17.3 persen dari responden mengaku menonton bersama dengan pembantu. Hanya sedikit yang didampingi oleh ayah yaitu sebanyak 10 siswa
dengan persentase 6.7 persen dan didampingi oleh ibu sebanyak 19 siswa dengan persentase 12.7 persen. Walaupun demikian, cukup banyak juga yang menonton
bersama dengan kakak, yaitu 30 siswa dengan persentase 20 persen. Dari hasil ini bisa dilihat bahwa sedikit sekali anak yang mendapat
pendampingan dari orang tuanya. Lebih banyak anak yang tanpa pendamping atau didampingi oleh kakak, adik dan pembantunya yang dalam hal ini peranannnya
sebagai pendamping kurang bisa diharapkan. Hal ini cukup disayangkan karena dengan semakin beragamnya acara televisi
dan tidak semua acara-acara tersebut dapat dikonsumsi oleh anak-anak SD, pola pendampingan memegang peranan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap
pola perkembangan anak dan persepsi anak terhadap informasi yang mereka terima
64
dari media televisi. Dengan kondisi seperti ini, orang tua memegang peranan yang sangat penting untuk memberi pengertian kepada anak-anaknya tentang segala
informasi dan acara yang mereka tonton di televisi. Tanpa pendampingan, anak akan menerima informasi yang mereka lihat dan dengar dari televisi apa adanya, sesuai
dengan persepsi mereka sendiri, tanpa penyaringan mengenai hal yang baik dan yang buruk dari apa yang mereka tonton.
6.2.3 Tingkat Kesukaan Iklan Makanan Ringan a. Makanan ringan yang paling digemari
Pada penelitian kuantitatif akan diteliti lebih mendalam mengenai tingkat kesukaan responden terhadap produk-produk makanan ringan yang paling digemari
yang didapatkan dari hasil penelitian kualitatif sebagaimana dijelaskan dibagian awal. Tingkat kesukaannya dinilai dari segi rasa, kemasan, hadiah, dan aroma. Setiap
responden memberikan peringkat sesuai dengan tingkat kesukaannya untuk masing- masing produk berdasarkan 4 atribut ini.
Dilihat dari nilai rata-rata skor untuk masing-masing produk yang lebih besar dari 3, bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya semua produk disukai oleh responden
dari segi rasa. Akan tetapi, jika dilihat dari hasil perbandingan nilai rata-rata skorperingkat yang diberikan responden, maka makanan ringan yang paling digemari
oleh responden berdasarkan rasanya adalah Silverqueen dengan rata-rata skor 4.24, kemudian disusul Tango dengan rata-rata 3.99, Tobleron dengan rata-rata 3.82, Oreo
dengan rata-rata 3.68, dan Taro dengan rata-rata 3.63.
65
Dari segi kemasan, semua produk juga memiliki nilai rata-rata skor diatas 3 yang berarti bahwa responden pada umumnya suka dengan kemasan produk-produk
makanan ringan tersebut. Jika nilai rata-rata skornya dibandingkan, maka produk yang paling disukai kemasannya adalah Marie Regal dengan nilai rata-rata 4.68.
Selanjutnya adalah Tobleron dengan nilai rata-rata 3.72, Silverqueen dengan nilai rata-rata 3.62, Oreo dengan nilai rata-rata 3.52, dan Tango dengan nilai rata-rata 3.51.
Di sini dapat dilihat bahwa anak-anak sangat tertarik dengan kemasan dari makanan ringan.
Untuk hadiah yang terdapat di dalam kemasan, produk yang paling disukai adalah Silverqueen dengan nilai rata-rata skornya adalah 4.16. Disusul kemudian
Taro dengan nilai rata-rata 4.12, Tango dengan rata-rata 3.35, Chetos dengan rata-rata 3.23, dan Oreo dengan rata-rata 3.15. Ada beberapa produk yang mempunyai nilai
rata-rata skornya kurang dari 3, yaitu Kacang garuda, Marie Regal, dan Biskuat. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk ini kurang begitu disukai oleh responden jika
dilihat dari segi hadiah yang terdapat didalam kemasan. Hal ini cukup dimaklumi karena produk-produk ini memang jarang memasukkan hadiah dalam kemasannya.
Jika dilihat dari segi aroma, produk yang paling disukai responden adalah Tobleron. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata skornya yang paling tinggi yaitu 3.78.
Urutan berikutnya adalah Tango dan Silverqueen dengan nilai rata-rata yang tidak terlalu jauh berbeda yaitu 3.72 dan 3.70. Kemudian disusul oleh Chitato dan Taro
dengan nilai rata-rata yang juga tidak jauh berbeda yaitu 3.50 dan 3.49. Namun secara keseluruhan, semua produk cukup disenangi oleh responden. Hal ini terlihat
dari nilai rata-rata skornya yang semuanya diatas 3.
66
Produk makanan ringan yang paling digemari berdasarkan rasa, kemasan, hadiah dan aroma, adalah produk-produk dari bahan dasar coklat yang rata-rata
mendominasi. Hal ini disebabkan sebagian besar anak-anak menyukai coklat untuk dikonsumsi.
Data lengkap mengenai perbandingan nilai rata-rata skor tingkat kesukaan responden terhadap masing-masing produk berdasarkan rasa, kemasan, hadiah, dan
aroma disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 10. Perbandingan nilai rata-rata skor tingkat kesukaan responden di SD Islam Al Azhar 01 terhadap masing-masing produk berdasarkan
rasa, kemasan, hadiah, dan aroma
Produk Snack
Rasa Kemasan
Hadiah Aroma
n n
n n
Kacang Garuda
98 3.48
98 3.01
82 2.61
93 3.00
Tango 98
3.99 97
3.51 83
3.35 96
3.72 Silverqueen
99 4.24
98 3.62
94 4.16
96 3.70
Taro 98
3.63 97
3.36 97
4.12 93
3.49 Chetos
99 3.51
98 3.34
94 3.23
96 3.39
Marie Regal
94 3.44
97 4.68
77 2.64
91 3.36
Chitato 95
3.56 93
3.41 84
3.07 92
3.50 Biskuat
93 3.12
91 3.02
78 2.67
93 3.03
Tobleron 93
3.82 89
3.72 76
3.01 90
3.78 Oreo
97 3.68
94 3.52
78 3.15
94 3.47
67
b. Analisis tingkat kesukaan iklan makanan ringan terhadap konsumsi
Sebagaimana disebutkan pada bab-bab awal bahwa dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara tingkat kesukaan responden terhadap iklan
produk makanan ringan dengan tingkat konsumsinya untuk makanan ringan tersebut. Suatu produk baru bisa diketahui oleh konsumen apabila produk tersebut dapat
diperkenalkan secara cepat ke masyarakat luas. Disinilah peran periklanan sangat diperlukan karena iklan makanan ringan melalui media televisi akan sangat
membantu produsen dalam memasarkan produk baru tersebut. Seperti diketahui bahwa televisi merupakan sarana yang paling banyak digemari pengiklan karena
masyarakat sudah sangat dekat dengan televisi, terutama anak-anak. Namun tidak selamanya kebiasaan menonton iklan makanan ringan di televisi,
akan meningkatkan kesukaan terhadap iklan, tergantung kepada penyajian dari iklan itu sendiri. Hasil analisis tingkat kesukaan iklan makanan ringan melalui televisi,
menunjukkan bahwa rata-rata murid menyukai iklan di televisi dalam taraf biasa. Iklan produk Kacang Garuda, Tango, Taro, Chetos, Marie Regal, C hitato, dan
Biskuat dianggap biasa, sedang iklan yang paling disukai adalah produk Silverqueen, Tobleron dan Oreo. Iklan ketiga produk ini disukai karena iklannya sangat menarik
dan inofatif. Disamping itu jingle iklannya juga sangat enak didengar dan sangat mudah untuk dihafalkan. Seperti ditampilkan pada Tabel 9 berikut.
68
Tabel 11. Persentase Tingkat Kesukaan Iklan Makanan Ringan Melalui Media Televisi Responden di SD Islam Al Azhar 01
Produk Snack
Tingkat Kesukaan Iklan Sangat Suka
Suka Biasa
Tidak Suka Sangat Tidak Suka
Kacang Garuda
11.1 12.1
58.6 9.1
9.1
Tango 20.6
24.7 42.3
7.2 5.2
Silverqueen 42.9
23.5 25.5
4.1 4.1
Taro 14.1
34.3 36.4
11.1 4.0
Chetos 18.5
28.3 32.6
15.2 5.4
Marie Regal 8.6
10.8 54.8
16.1 9.7
Chitato 17.4
28.3 37.0
13.0 4.3
Biskuat 10.2
26.5 39.8
11.2 12.2
Tobleron 32.1
10.7 29.8
10.7 16.7
Oreo 28.3
29.3 27.3
11.1 4.0
Sebagian besar murid- murid SD Islam Al Azhar 01 mengkonsumsi sebungkus makanan ringan setiap harinya, meskipun ada juga yang mengkonsumsi salah satu
produk sampai lima bungkus per harinya. Hal ini terjadi karena uang jajan yang diberikan oleh orang tua terbatas. Mereka lebih memilih membelanjakan uang
jajannya di sekolah untuk membeli makanan berat nasi, kentang goreng, sosis, dll dibanding dengan makanan ringan. Biasanya mereka lebih sering mengkonsumsi
makanan ringan setelah pulang sekolah yang tersedia di rumah. Sedangkan berdasarkan tingkat konsumsi makanan ringan setiap harinya,
yang paling banyak dikonsumsi oleh adalah produk Taro yaitu sebanyak 52 persen mengkonsumsi 1 bungkus setiap harinya. Seperti pada Tabel 12 di bawah ini :
69
Tabel 12. Persentase Tingkat Konsumsi Makanan Ringan Responden di SD Islam Al Azhar 01
Produk Snack
Tingkat Konsumsi Makanan Ringan Bungkushari 1
2 3
4 5
Kacang Garuda 44
41 10
3 2
- Tango
23 40
25 10
1 1
Silverqueen 46
28 24
2 -
- Taro
41 52
6 -
1 -
Chetos 57
29 12
1 1
- Marie Regal
46 37
13 2
2 -
Chitato 59
29 10
2 -
- Biskuat
52 26
18 3
1 -
Tobleron 61
19 18
2 -
- Oreo
37 27
16 18
2 -
Apabila tingkat kesukaan iklan makanan ringan dengan tingkat konsumsi ditabulasi secara sederhana berdasarkan iklan produk makanan ringan yang sangat
disukai dengan total konsumsi makanan ringan sebanyak 1 bungkus setiap harinya, maka akan terlihat bahwa iklan produk makanan ringan yang sangat disukai oleh
responden, belum tentu responden mengkonsumsi makanan ringan tersebut sebungkus setiap harinya. Demikian pula sebaliknya, makanan ringan yang selalu
dikonsumsi sebanyak 1 bungkus setiap harinya, biasanya responden menilai biasa saja iklan produk makanan ringan tersebut yang ditayangkan melalui media televisi.
Pada Tabel 13 di bawah ini dapat dilihat bahwa peringkat pertama iklan yang sangat disukai adalah Silverqueen, tetapi konsumsinya menempati peringkat keenam.
70
Produk Taro menempati peringkat pertama konsumsi, tetapi menempati peringkat ketujuh dalam tingkat kesukaan iklannya.
Tabel 13. Peringkat Produk Makanan Ringan Berdasarkan Dominasi Kesukaan Iklan dan Total Konsumsihari
Produk Snack
Peringkat Dominasi Konsumsi Makanan Ringan
KesukaanIklan Makanan Ringan Kacang
Garuda 2 41
8 11.1
Tango 3 40
4 20.61 Silverqueen
6 28 1 42.9
Taro 1 52
7 14.1 Chetos
5 29 5 18.5
Marie Regal 4 37
10 8.6 Chitato
5 29 6 17.4
Biskuat 8 26
9 10.2 Tobleron
9 19 2 32.1
Oreo 7 27
3 28.3
Apabila tingkat kesukaan iklan makanan ringan dengan tingkat konsumsi murid- murid dianalisis dengan menggunakan korelasi Spearman maka, hasil analisis
korelasinya adalah nilai r hitung sebesar -0,033. N ilai ini lebih kecil dibandingkan r tabel nilai r spearman tabel pada a 5 dan N=100 orang adalah 0.364. Artinya tidak
ada korelasi antara tingkat kesukaan iklan terhadap konsumsi makanan ringan murid - murid SD Islam Al Azhar 01 Kebayoran Baru.
Hal ini menunjukkan bahwa iklan makanan ringan melalui media televisi belum menumbuhkan keinginan untuk membeli makanan tersebut. Salah satu faktor
71
pendukung dalam hal ini adalah kebanyakan iklan dianggap biasa saja, jadi tidak menimbulkan ketertarikan untuk menonton iklan. Pada saat jeda iklan, biasanya anak-
anak memindahkan saluran televisi ke acara yang lain. Disamping itu, saat ini banyak orang tua yang cukup khawatir dengan kandungan MSG di dalam produk makanan
ringan dan mempertanyakan kandungan gizinya. Karena hal tersebut, banyak orang tua yang berusaha mengurangi atau bahkan melarang anaknya untuk mengkonsumsi
produk-produk makanan ringan.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN