2 Kerangka Pemikiran Konseptual KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam dunia pertelevisian, para konsumen memiliki dua tujuan la ngsung dalam mengontrol waktu yang digunakan untuk menonton suatu iklan. Pertama para konsumen dapat melihat bermacam- macam iklan dengan mengubah saluran televisi. Kedua, para konsumen dapat melihat bermacam- macam iklan melalui program-program iklan yang telah direkam. Televisi menjadi ajang paling kuat untuk menyampaikan rangsangan-rangsangan secara audio maupun visual terhadap khalayak penonton, terutama anak-anak Agung, 2004. Televisi merupakan media komunikasi massa yang memiliki kemampuan yang besar untuk mengantarkan dan menyebarkan pesan-pesan pembangunan. Pendapat Jefkins, 1996 dalam Pranowo, 2001 televisi memiliki kesan realistik dengan kombinasi antara warna, suara dan gerak sehingga terlihat hidup. Sedangkan menurut Kotler 1997 televisi saat ini merupakan media elektronik yang efektif dan efisien. Keunggulan ini tampak dari kemampuan penyajian antara audio dan visual sehingga lebih memikat indera dan perhatian pemirsa. Penayangannya mempunyai jangkauan yang tidak terbatas, dari anak-anak sampai dewasa.

3. 2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Televisi merupakan salah satu media massa yang efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi menilik dari sifatnya yang audiovisual. Keunggulan inilah yang dimanfaatkan oleh setiap perusahaan yang bertindak sebagai pemasar untuk mempromosikan produknya melalui media televisi kepada konsumen. Disamping karena televisi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu pada penelitian ini sumber informasi iklan televisi dijadikan sebagai sarana penyampaian pesan yang berkaitan dengan makanan ringan. Saat ini produsen dan pengiklan memandang televisi sebagai tempat yang bagus untuk beriklan karena sebagaimana disebutkan di depan, bahwa televisi menyedot belanja iklan terbesar dibandingkan dengan media lainnya. Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif kepada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan ini pada akhirnya berupaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli. Meskipun secara tidak langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dan konsumen, dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kemampuan ini muncul karena adanya suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Bagaimanapun bagusnya suatu produk, jika dirahasiakan dari konsumen maka tidak ada gunanya. Konsumen yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk tidak akan menghargai produk tersebut. Pesan iklan yang ideal menurut Kotler 2002 bahwa harus mampu menarik perhatian attention, mempertahankan ketertarikan interest, membangkitkan keinginan desire, dan menggerakkan tindakan action. Pesan dalam iklan seharusnya menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, menginformasikan sesuatu yang eksklusif yang tidak ada pada produk lain yang sejenis, dapat dipercaya, dan dapat dibuktikan. Iklan di televisi juga bukan merupakan unsur utama dalam proses pembelian. Faktor individu, kebiasaan dalam keluarga, serta ketersediaan produk yang diinginkan, ikut menentukan dalam keputusan pembelian produk. Faktor individu di sini adalah uang saku yang biasa dibawa ke sekolah. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Karena pada saat menginginkan suatu produk, ternyata uang saku yang dibawa tidak mencukupi. Pola dan perilaku menonton televisi dapat dilihat melalui durasi menonton, program acara, saluran, waktu menonton dan jam tayang televisi. Hal ini mungkin dapat mempengaruhi tingkat kesukaan iklan produk makanan ringan yang ditayangkan pada saat jeda iklan pada program acara yang ditontonnya. Karena semakin lama menonton televisi, maka anak-anak akan semakin mengetahui suatu iklan yang ditayangkan. Karena adanya informasi yang diterima melalui pesan iklan yang secara terus menerus, sehingga perhatian terhadap iklan tersebut bisa menimbulkan ketertarikan dan pengetahua n dari konsumen. Hal ini diduga akan mempengaruhi sikap terhadap iklan dan produk makanan ringan rasa, aroma, hadiah dan kemasan yang selanjutnya akan menyebabkan pembelian nyata dan mengkonsumsi produk tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

3. 3 Hipotesa