1. 2 Penelitian Tentang Anak Sekolah Dasar 1. 3 Penelitian Tentang Makanan Ringan

15 iklan susu anak, 3 mengetahui apakah pengetahuan tentang iklan susu anak dapat mempengaruhi konsumsi ibu dalam membeli susu anak. Hasilnya menyatakan bahwa pengaruh karakteristik individu terhadap frekuensi menonton menunjukkan tidak adanya hubungan nyata, baik itu usia, tingkat pendapatan dan pendidikan responden. Sedangkan hubungan antara frekwensi menonton iklan terhadap pengetahuan iklan memperlihatkan bahwa seseorang yang memiliki frekwensi tinggi menonton iklan di televisi memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai jingle, tema dan model iklannya. Selanjutnya hubungan antara pengetahuan iklan suatu produk di televisi terhadap perilaku konsumsi seseorang dalam me mbeli produk tersebut menunjukkan tidak terdapat hubungan nyata. Evanita 2003 dalam penelitiannya di Propinsi Sumatera Barat yang berjudul pengaruh terpaan iklan televisi terhadap perilaku konsumtif ibu rumah tangga di kota Padang Sumatera Barat, menghasilkan kesimpulan bahwa slogan, model, dan repetisi iklan televisi, motivasi, umur, pendidikan, pendapatan dan kelompok acuan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap sikap pemirsa ibu rumah tangga pada produk yang ditayangkan televisi di Kota Padang Sumatera Barat. Hal ini menunjukkan bahwa sikap pada produk yang diiklankan televisi tidak hanya dipengaruhi oleh variabel iklan slogan, model, dan repetisi saja, melainkan dipengaruhi juga oleh variabel di luar iklan yang melekat pada pemirsa.

2. 1. 2 Penelitian Tentang Anak Sekolah Dasar

Penelitian yang dilakukan oleh Nurliawati 2003, mengatakan bahwa ada kecenderungan dengan semakin rendahnya pengetahuan ibu tentang makanan jajanan 16 dengan pewarna sintetik maka jajan anak akan semakin baik. Namun berdasarkan hasil uji, tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan kebiasaan jajan makanan dengan pewarna sintetik pada anak. Hal itu disebabkan karena anak sekolah dasar lebih mementingkan penampilan dari makanan jajanan tersebut rasa, harga, dan warna tanpa mementingkan faktor kesehatan, kebersihan, dan gizinya. Nugraha 2000 melakukan penelitian yang berjudul preferensi konsumsi makanan kudapan produk ekstrusi pada anak usia sekolah menyimpulkan bahwa informasi pertama kali mengenai makanan kudapan produk ekstrusi MKPE terbaru diperoleh dari iklan melalui media televisi. Iklan ini dapat menimbulkan rasa ingin tahu anak untuk mengkonsumsi MKPE. Selain itu, iklan MKPE di televisi sangat selektif dalam mencapai sasarannya yaitu anak usia sekolah. Penelitian yang dilakukan Ardiansyah 2001 yang berjudul hubungan komunikasi iklan pangan melalui media TV dengan perilaku jajan anak di SDN Polisi IV Kotamadya Bogor, bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi iklan pangan melalui media televisi terhadap perilaku jajan anak. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara lamanya anak mengalokasikan waktu untuk menonton televisi dengan tingkat pengenalan terhadap iklan, durasi menonton televisi dengan tingkat kesukaan terhadap ikla n, lamanya menonton televisi dengan sikap anak terhadap iklan pangan, waktu antara menonton televisi dengan frekuensi jajan serta besarnya uang jajan dengan frekuensi jajan. 17

2. 1. 3 Penelitian Tentang Makanan Ringan

Penelitian tentang produk makanan ringan dilakukan oleh Sari 2004, bertujuan menjelaskan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh anak-anak dalam pembelian produk makanan ringan, khususnya yang dipengaruhi oleh iklan televisi. Hasilnya menyimpulkan bahwa faktor utama yang dipertimbangkan anak-anak dalam pembelian produk makanan ringan adalah promosi hadiah, pengalaman menggunakan produk, sikap terhadap produk, dan teman. Namun sikap terhadap produk ini bukan ditimbulkan oleh iklan. Sehingga peran iklan televisi dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh anak-anak hanya sekedar menjalankan fungsi recall produk dan memberi informasi terbaru dari produk tersebut. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi frekwensi seseorang menonton iklan di televisi, maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya mengenai jingle, tema dan model yang mengiklankannya. Iklan sesungguhnya lebih berperan sebagai sumber informasi mengenai suatu produk. Keputusan seseorang untuk menggunakan atau tidak produk yang diiklankan ternyata dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta faktor kebutuhan terhadap produk tersebut. Keunggulan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah 1 penelitian dilakukan terhadap anak sekolah dasar, yang biasanya mereka berperan sebagai pemberi pengaruh dalam proses pembelian. Dan hal ini dilaksanakan di sekolah terfavorit di Jakarta Selatan yang pada kenyataannya merupakan anak-anak dari kalangan menengah ke atas, dan orang tuanya kebanyakan adalah orang tua yang sangat sibuk. Sehingga pendampingan di rumah terutama dalam menonton acara-acara televisi sangat kurang, 2 makanan 18 ringan yang dijadikan produk telaahan, karena seperti diketahui bahwa banyak sekali makanan ringan yang kurang cocok dikonsumsi oleh anak-anak karena kandungan MSG-nya. Sedangkan iklan makanan ringan melalui televisi sangat banyak, terutama pada saat ”prime time” acara untuk anak-anak. Kekurangannya, karena analisis penelitiannya belum dipisahkan antara responden yang berjenis kelamin laki- laki atau perempuan.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3. 1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3. 1. 1 Iklan Sebagai Alat Bantu Pemasaran Suatu produk dapat dikenal luas oleh masyarakat karena adanya proses perkenalan dari produk tersebut. Proses pengenalan produk ini harus memperhatikan sasaran segmentasi yang ditujukan. Seperti, apakah produk itu ditujukan untuk anak-anak, remaja, kaum dewasa atau pun berdasarkan gender. Hal ini sangat diperlukan supaya produk yang dihasilkan dapat tepat sasaran, serta dapat diterima di masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu cara untuk memperkenalkan produk baru, yaitu melalui periklanan. Susanto 1989 dalam Diana 2004 menyatakan bahwa produk atau jasa yang diiklankan akan memberikan status yang tinggi kepada produk atau jasa yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena suatu produk atau jasa yang diklankan, sebenarnya mempertanggungjawabkan diri terhadap masyarakat luas sekaligus mempertaruhkan nama baik dari pemasang iklan tersebut. Maka dari itu, iklan tidak hanya berfungsi untuk menginformasikan suatu produk atau jasa, tetapi juga untuk mengembangkan kepercayaan dan keakraban. Kata iklan advertising berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah “semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non personal yang dibayar oleh sponsor tertentu”. Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi non personal