Perpaduan Tradisi Lokal dan Hindu-Buddha

30 SEJARAH Kelas XI Program Bahasa Brahmi Sumber: Indonesian Heritage, Sejarah Awal hal. 52 Gambar 2.4 Prasasti Yupa Bugis Baybayin Surat Batak Kaganga JawaBali Proto-Sumatra Kawi

1. Bahasa dan Sastra Periode Hindu-Buddha

Coba kamu amati prasasti di samping ini. Apa yang bisa kamu temukan dari prasasti di samping? Ya, ada beberapa fakta yang bisa kita analisis. Kita telah lama mengenal adanya tradisi batu besar bahkan sejak zaman prasejarah. Batu-batu besar atau yang dikenal dengan megalitikum telah digunakan oleh nenek moyang kita dalam berbagai keperluan upacara adat. Tetapi amati aksara yang digunakan di dalam prasasti itu. Dari manakah aksara itu? Aksara yang digunakan dalam prasasti itu adalah aksara Pallawa yang berasal dari India. Aksara tersebut merupakan turunan dari aksara Brahmi, yang menjadi cikal bakal semua aksara di India dan Asia Tenggara. Semenjak saat itu, kita telah memasuki periode tradisi tulis atau yang dikenal dengan zaman sejarah. Silsilah aksara Nusantara selengkapnya sebagai berikut. Sejak nenek moyang kita berinteraksi dengan bangsa India, kita telah mengenal dan memakai aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Kamu bisa menganalisis apa manfaat keberadaan sebuah bahasa tulis bagi suatu bangsa. Beragam peristiwa dan pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bisa didokumentasikan ke dalam berbagai bentuk media tulis. Melalui prasasti di atas kita kini bisa menceritakan bagaimana kehidupan masyarakat pada Kerajaan Kutai. Bahkan dalam tahap selanjutnya, aksara Pallawa itu dikembangkan oleh para pujangga kita menjadi aksara Jawa Kuno, Bali Kuno, Sunda Kuno, Lampung, Batak, dan Bugis. India Selatan Pallawa Pra-Nagari Dewanagari India Utara Buddha Sumber: Dokumen Penulis Gambar 2.5 Silsilah aksara Nusantara. 31 Kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia Zaman sejarah bangsa kita dimulai pada saat ditemukan prasasti Yupa di Kalimantan Timur. Dari analisis terhadap prasasti itu, kita bisa menemukan informasi sejarah bahwa di Kalimantan Timur telah berdiri sebuah kerajaan Hindu yang bernama Kutai. Rajanya yang terkenal adalah Aswawarman. Meskipun tidak mencantumkan kapan pembuatannya, tetapi kita bisa mendapatkan fakta bahwa kerajaan itu berdiri pada abad IV M dan merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia. Selain prasasti Yupa, kita bisa menemukan perkembangan tradisi tulis di Nusantara. Pada prasasti Canggal yang ditemukan di Jawa bagian tengah telah menyebutkan angka tahun 652 Saka732 M. Artinya bahwa bangsa kita telah mulai mengenal dan menggunakan perhitungan tahun atau sistem penanggalan yang sama dengan perhitungan tahun Saka di India. Dampaknya adalah masyarakat mulai merekam beragam peristiwa penting secara lebih urut dan kronologis. Mulai saat itu, kita bisa membaca dan memahami bagaimana sejarah kehidupan masyarakat dan negara kerajaan tradisional di Indonesia pada periode Hindu-Buddha. Aksara yang terdapat pada prasasti Kutai dan Ciaruteun identik dengan aksara yang terdapat pada sebuah prasasti yang terdapat di Vietnam Utara. Aksara itu dikenal dengan Pallawa Awal Asia Tenggara. Aksara itu semakin lama semakin berkembang lebih sistematis, hingga mencapai bentuk Pallawa Akhir sebagaimana yang bisa kita lihat dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di sekitar Sriwijaya abad VII. Bentuk aksara itu kembali mengalami perubahan karena adanya pergantian media tulis dari batu ke lontar. Aksara ini dikenal dengan nama aksara Kawi Awal. Aksara inilah yang berkembang menjadi bahasa sastra yang mendasari lahirnya beragam bentuk karya sastra. Sejarah sastra Jawa tertua berasal dari prasasti Sukobumi yang ditemukan di Pare, Kediri, Jawa Timur. Di dalam prasasti yang bertarikh 25 Maret 804 M tersebut, karya sastra ditulis dalam bentuk prosa atau gancaran dan puisi atau kakawin dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno. Karya Sastra Kuno Berbentuk Prosa Ada beragam contoh karya sastra Jawa Kuno yang berbentuk prosa, antara lain sebagai berikut. 1. Candakarana adalah kamus atau ensiklopedi Jawa Kuno yang ditulis pada abad VIII M. 2. Sang Hyang Kumahayanikan adalah karya sastra yang memuat ajaran agama Buddha Mahayana dan susunan dewa dewi, dibuat pada masa Mpu Sendok 929-947 M. 3. Kakawin Ramayana ditulis pada abad IX M atau 870, merupakan syair pertama, terpanjang, dan terindah gaya bahasanya. 4. Uttarakanda merupakan tambahan kitab ke-7 dari Kakawin Ramayana. 5. Adiparwa adalah buku pertama parwa dari kisah Mahabharata. 6. Subhaparwa adalah buku kedua Mahabharata yang berisi pengasingan Pandawa Lima. 7. Wirataparwa berisi kisah pembuangan Pandawa selama 12 tahun di hutan. Sumber: www.sk.szeged.hu. Gambar 2.6 Bentuk aksara Kawi.