Kehidupan Sosial Budaya Kehidupan Ekonomi

15 Negara-Negara Tradisional di Indonesia Sumber: www.acehutara.go.id Gambar 1.13 Nisan Malik as-Saleh Kamu telah mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan negara-negara kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kamu bisa mencari negara kerajaan lain yang mungkin ada di sekitar tempat tinggalmu. Lalu, apa yang bisa dipetik dari pembelajaran di depan?

B. Sistem Negara Kerajaan Islam

Sudah sejak lama para pedagang kita menjalin interaksi dengan para pedagang dari kawasan Timur Tengah. Dampaknya adalah di sepanjang tepi pantai Nusantara muncul dan berkembang pusat-pusat perdagangan. Dalam perkembangannya, pusat-pusat perdagangan itu berubah menjadi pusat pemerintahan.

1. Negara Kerajaan Samudera Pasai

Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa Islam masuk pertama kali di Nusantara melalui Samudera Pasai. Ada beberapa alasan yang bisa mendukungnya. Ujung utara Pulau Sumatra merupakan tempat persinggahan kapal-kapal yang hendak ke pelabuhan Malaka. Apalagi saat itu Selat Malaka merupakan pintu gerbang utama pelayaran dan perdagangan dunia. Dari aktivitas perdagangan dan pelayaran itulah muncul permukiman-permukiman muslim di sepanjang pantai timur Laut Sumatra. Ada beberapa sejarawan yang berpendapat bahwa dari sinilah munculnya Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai. Perlak belum sempat berkembang sebagai pusat kekuatan politik Islam, Marah Silu berhasil mendirikan Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Perlak pun tenggelam dalam kebesaran Kerajaan Pasai. Pelan-pelan kerajaan ini menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan dunia Barat dan Timur.

a. Kehidupan Politik

Menurut Marco Polo Venetia, raja pertama kerajaan ini adalah Marah Silu yang bergelar Sultan Malik as-Saleh 1285–1297. Raja berikutnya berturut-turut adalah Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik at-Tahir I 1297–1326, Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Malik at-Tahir II 1326–1348. Tidak banyak catatan mengenai kerajaan ini kecuali yang berasal dari Ibnu Batutah yang pernah datang berkunjung tahun 1345. Ia memberitakan bahwa Samudera Pasai telah menjalin komunikasi dan hubungan diplomasi dengan Kerajaan Delhi. Rajanya sangat dihormati rakyat dan menjadi pemimpin agama dengan dibantu seorang patih yang bergelar Amir.

b. Kehidupan Sosial Budaya

Sebagai sebuah kerajaan Islam, Samudera Pasai menempatkan ajaran agama Islam sebagai nilai kehidupan sehari-hari. Sultan merupakan figur sentral bagi rakyat, bahkan secara berkala ia berkeliling ke berbagai wilayah kekuasaannya selepas salat Jumat. Sultan sering turun langsung untuk menemui rakyat dan mendengarkan pendapatnya. Selain itu, sultan senantiasa didampingi oleh para ulama dan pemikir Islam yang membimbing kehidupan sultan dan rakyatnya.