33
Kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia
2. Bahasa dan Sastra Periode Islam
Selain berasal dari agama dan kebudayaan India, kebudayaan Indonesia juga diperkaya dengan agama dan kebudayaan Arab
Islam. Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia antara lain melalui proses islamisasi dengan cara perdagangan,
perkawinan, kesenian, ulama karismatik, sistem pendidikan pesantren, dan tarekat. Dari berbagai pengaruh asing luar yang
masuk ke Indonesia, hanya Islam yang memiliki jangkauan paling luas dan merata. Bukti kehadiran kebudayaan Islam bisa kita temukan
sejak Pasai hingga kawasan Papua.
Salah satu faktor yang mempermudah masuknya kebudayaan Islam di Indonesia adalah kondisi sosial budaya masyarakat yang
paternalistik. Apabila anutan telah menerima bahasa Arab dan agama Islam, maka dengan sendirinya masyarakat akan mengikutinya.
Selain itu, agama Islam sendiri tidak pernah menganggap masyarakat itu terdiri atas kelas-kelas seperti halnya agama
Hindu. Agama Islam bisa leluasa masuk ke dalam kehidupan rakyat melalui berbagai cara. Dampaknya, agama dan kebudayaan
Islam bisa langsung diterima oleh rakyat.
Pelan-pelan, pengaruh bahasa Arab pun masuk ke dalam kehidupan sehari-hari rakyat dan mulai menggantikan peran
aksara Pallawa, bahasa Sanskerta, maupun Jawa Kuno. Pengaruh itu paling mudah bisa kita temukan pada nisan
makam, ornamen masjid, kaligrafi, maupun beragam bentuk karya sastra.
Pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan Islam, kita bisa menemukan Hikayat Raja-Raja Pasai Kerajaan Samudera Pasai, Babad
Demak Kerajaan Demak, Babad Tanah Jawi Kerajaan Mataram, atau beragam bentuk karya suluk. Dari masa itu, kita pun bisa mengenal
tokoh-tokoh seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani, Raja Ali Haji, Sunan Bonang, dan lain-lain. Karya-karya mereka menandai
tingginya semangat intelektual dan dalamnya pemahaman tentang ajaran agama Islam.
Hampir seluruh daerah di Nusantara, kita bisa menemukan keberadaan kerajaan Islam. Kita juga bisa menemukan bukti-bukti sejarah kejayaan
kerajaan-kerajaan itu dalam bidang kebudayaan. Coba ajak teman sebangkumu untuk menemukan karya sastra yang dihasilkan oleh kerajaan
Islam yang ada di Indonesia. Kamu bisa mencari informasi tersebut melalui buku, surat kabar, atau internet. Hasilnya catatlah pada tabel seperti contoh
di bawah ini.
Nama Kerajaan Karya Sastra Penyusun
Apabila kamu memiliki pengetahuan tentang salah satu karya sastra tersebut, coba ceritakan di depan kelas agar disimak oleh teman-temanmu.
Sumber: Indonesian Heritage, Bahasa dan Sastra, hal.76
Gambar 2.7 Hikayat Raja-Raja Pasai
34
SEJARAH Kelas XI Program Bahasa
Apabila membicarakan tradisi sastra Islam di Indonesia tentu kita tidak bisa melupakan masyarakat Aceh. Sejak Islam masuk pertama
di kawasan ini, beragam bentuk kesusastraan muncul di daerah ini. Tokoh utamanya adalah Hamzah Fansuri, Nuruddin ar-Raniri,
Abdurrauf Singkel, Syamsuddin as-Sumatrani. Karya Hamzah antara lain Syarah al Asyiqin atau Minuman Para Pencinta, Asrar al Arifin
atau Rahasia-Rahasia Para Gnostik, dan karya Syamsuddin Nur ad Daqa’iq atau Cahaya pada Kehalusan-Kehalusan. Sementara itu karya
ar-Raniri antara lain Bustan as Salatin atau Taman Raja-Raja, Taj as Salatin atau Mahkota Segala Raja-Raja. Itulah beberapa contoh karya
sastra yang ada pada zaman kebesaran Islam di Aceh.
Salah satu suku bangsa di Indonesia yang memiliki khazanah sastra yang tinggi dan lengkap adalah suku bangsa Bugis, Mandar,
dan Makassar di Sulawesi Selatan. Karya sastra itu ditulis dengan menggunakan aksara pribumi dalam bentuk lontaraq pada abad XVIII.
Sementara itu karya historiografinya yang fenomenal adalah La Galigo. Aksara pribumi tersebut sebetulnya berasal dari India, namun dalam
perkembangannya dikemas ke dalam tradisi lokal. Berikut adalah beberapa karya sastra dari tradisi Makassar. Apa saja karya sastra
Makassar simaklah info berikut ini.
Tradisi Sastra di Makassar
Ada beberapa karya sastra dari masyarakat Makassar yang penting untuk dicatat dalam perkembangan sastra di Indonesia.
1. La Galigo
Karya ini bisa dikategorikan sebagai naskah historiografi yang lengkap dan objektif. Isinya antara lain tentang mite kepahlawanan Bugis dan
diperkirakan berjumlah 6.000 halaman. Bisa jadi inilah karya sastra paling tebal di dunia. Peristiwa yang diangkat dalam karya ini berasal
dari masa pra-Islam di Luwu.
2. Pappasang
Karya ini berisi tulisan tentang kebiasaan setempat dan pengajaran adat. 3.
Patturioloang Karya ini berisi sejarah Kerajaan Makassar, Tallo, dan Gowa.
Selain ketiganya, masih ada lagi karya sastra yang lain seperti kalindaqdaq atau kumpulan syair empat baris, tilapayo atau lagu cinta
tradisional, lontaraq bilang atau catatan harian, rapang atau peraturan adat, attoriolong atau sejarah setempat, elong atau syair pendek, pappaseng atau
kata-kata bijak, dan toloq atau syair sejarah kepahlawanan.
35
Kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia
Itulah deskripsi singkat tentang perkembangan kebudayaan Indonesia terutama dalam bidang bahasa dan sastra, baik pada masa
Hindu-Buddha maupun Islam. Dari pembelajaran di depan, kamu semestinya telah mampu menjelaskan bagaimana perkembangan
kebudayaan Indonesia sejak zaman Hindu-Buddha hingga Islam. Oleh karena itu, kita tidak heran apabila bisa menemukan sisa-sisa
pengaruh Hindu-Buddha dan Islam dalam kebudayaan Indonesia pada masa kini. Dengan belajar sejarah, segala fenomena yang terjadi pada
masa lampau bisa dijelaskan asal usul dan proses kejadiannya.
Kebudayaan Indonesia banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur yang datang dari luar. Setidaknya ada pengaruh India, Arab, dan Barat. Pengaruh itu
telah datang sejak abad IV Masehi hingga kini. Permasalahan yang menarik untuk dianalisis adalah bagaimana respons dan reaksi bangsa Indonesia
pada saat menerima kehadiran kebudayaan luar itu. Masih adakah bahasa dan sastra pribumi yang bertahan dan mampu berinteraksi dengan
kebudayaan luar tersebut?
Manusia dilengkapi oleh Tuhan seperangkat akal untuk dijadikan bekal di dalam mengatasi kesulitan hidupnya. Maka lahirlah kebudayaan. Kebudayaan
lahir karena interaksi manusia dengan alam untuk memecahkan kesulitan hidupnya. Dari hari ke hari, kebudayaan semakin kompleks karena kebutuhan
hidup manusia juga semakin lengkap. Tetapi, alam makin hari makin berani justru karena ulah manusia. Mengapa?
Salin dan lengkapilah rangkuman berikut dalam buku catatanmu. 1.
Akulturasi adalah perpaduan dua kebudayaan atau lebih. 2.
Para wali menyebarkan ajaran Islam dengan cara menggunakan tradisi lokal yang diberi . . . .
3. Sebelum pengaruh India masuk, bangsa Indonesia telah mengenal dan
mempunyai sepuluh kepandaian, yaitu: a. pengecoran logam
b. . . . . c. sistem irigasi
d. . . . . e. . . . .
f.
tradisi lisan g. . . . .
h. astronomi i.
. . . . j.
sistem barter 4.
Zaman sejarah ditandai dengan pengenalan tradisi . . . . 5.
Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam dengan cara perdagangan, perkawinan, kesenian, ulama, pendidikan dan tarekat.
36
SEJARAH Kelas XI Program Bahasa
A. Jawablah pertanyaan dengan tepat 1.
Jelaskan kehidupan masyarakat dan pemerintah di negara Kerajaan Sriwijaya
2. Apa yang bisa kamu petik dari sejarah Kerajaan Majapahit?
Jelaskan 3.
Sebutkan prasasti yang memberitakan keberadaan Kerajaan Mataram Kuno
4. Apa manfaat bahasa bagi suatu bangsa? Jelaskan dengan
mengambil contoh negara kerajaan yang pernah ada di Indonesia
5. Mengapa kesusastraan bisa membantu para wali di dalam
menyebarkan agama Islam? Jelaskan
B. Belajar dari sejarah. Secara tradisional, masyarakat Aceh sangat menggemari hikayat
yang selalu diciptakan dalam bentuk puisi. Reputasi seorang penyair dalam masyarakat yaitu pada kemampuannya
menyampaikan hikayat secara lisan dengan kemerduan suara dan kelihaian mengolah irama. Para ulama yang menjadi panutan
masyarakat, menyadari keadaan tersebut dan mengarahkan untuk kepentingan dakwah, baik untuk menanamkan ajaran agama secara
sederhana kepada anak-anak maupun untuk lingkungan yang lebih luas. Bacalah petikan puisi dalam bentuk terjemahan yaitu Ratib
dalam ikatan sanjak.
”La ilaha illallah, Tuhan yang sah wujud Esa, Arti wujud ada zat Tuhan, sarwa alam jadi dalil-Nya,
La ilaha illallah, Tuhan yang sah Qadim Esa Arti Qadim awal Tuhan, tan berhingga tan bermasa”
Para ibu di rumah sering memetik lagu ratib tersebut sebagai lagu nina bobo. Secara tidak langsung, ikatan puisi yang dinyanyikan
oleh ibu ini melekat ke dalam ingatan si anak, dan menjadikan ia akrab dengan bentuk-bentuk puisi yang ada dalam tradisi sastra
Aceh.