11
Negara-Negara Tradisional di Indonesia
Sumber: bangka.go.id
Gambar 1.8 Situs Kota Kapur, Bangka.
c. Kehidupan Ekonomi
Ditilik dari letaknya yang berada di tepi Sungai Brantas dengan sejumlah pelabuhan besar, kita bisa mengetahui bahwa kehidupan
perekonomian Kerajaan Kediri didominasi oleh aktivitas perdagangan. Meskipun begitu, masyarakat Kediri juga mengenal
peternakan dan pertanian. Hasil Kerajaan Kediri antara lain beras, kapas, dan ulat sutra. Dari hasil itulah, penghasilan para
pegawainya dibayar dengan menggunakan hasil bumi.
5. Negara Kerajaan Sriwijaya
Bisa jadi, inilah kerajaan maritim terbesar di kawasan Asia Tenggara saat itu. Kerajaan Sriwijaya menguasai perairan barat
Nusantara sejak abad VII hingga XV M. Keberadaan Kerajaan Sriwijaya banyak diungkap melalui beragam prasasti dan berita. Misalnya,
prasasti Kedukan Bukit 683 M yang ditemukan di tepi Sungai Talang. Isinya antara lain menceritakan perjalanan suci atau sidayatra yang
dilakukan oleh Dapunta Hyang. Ia berangkat dari Minangatamwan dengan membawa 20.000 tentara untuk menaklukkan berbagai daerah.
Sementara itu prasasti Talang Tuo 684 M menceritakan pembuatan Taman Sriksetra. Selain kedua prasasti tersebut, masih ada prasasti
yang lain yaitu prasasti Kota Kapur, Karang Berahi. dan Palas Pasemah. Keempat prasasti ini berisi kutukan kepada siapa pun yang tidak
tunduk kepada raja Sriwijaya.
Sebuah sumber yang ditemukan di Ligor berupa prasasti yang berangka tahun 775 M menjelaskan pendirian sebuah pangkalan di
Semenanjung Melayu. Sedangkan prasasti Nalanda yang berasal dari abad IX M menyebutkan tentang pendirian wihara oleh
Balaputradewa. Selain itu, keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga banyak ditulis oleh para pengelana yang berasal dari Cina dan Arab. Menurut
literatur Cina, nama Sriwijaya ditulis Shih-lo-fo-shih atau Fo-shih, sedangkan literatur Arab menyebut Zabag atau Zabay atau Sribuza.
Dari beragam bentuk sumber itulah, kita bisa mendeskripsikan Kerajaan Sriwijaya.
a. Kehidupan Politik
Hingga kini masih terjadi perdebatan tentang pusat Kerajaan Sriwijaya. Ada yang berpendapat di Palembang yang terletak di
tepi Sungai Musi. Pendapat lain menyebutkan bahwa pusat kerajaan berada di Minagatamwan yang terletak di pertemuan
Sungai Kampar Kiri dan Kampar Kanan di kawasan Jambi. Hanya saja, ada kesepakatan bahwa urat nadi kerajaan bertumpu pada
aktivitas perdagangan. Raja yang pertama bernama Dapunta Hyang Sri Jayanaga.
Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya semakin luas ketika berhasil mengembangkan politik ekspansinya. Sasarannya adalah daerah-
daerah yang strategis bagi dunia perdagangan. Perluasan wilayah kekuasaan ini tertulis di dalam prasasti yang ditemukan di
Lampung, Bangka, dan Ligor. Bahkan, beberapa sumber Cina juga menyebutkan keberhasilan Kerajaan Sriwijaya di dalam
memperluas wilayah kekuasaan hingga ke Semenanjung Malaka. Tidak aneh apabila Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai negara
antarnusa.
Oleh Muh. Yamin, Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai
Negara Kesatuan I. Dengan demikian cikal bakal persatu-
an telah ada sejak lama. Oleh karena itu, mari kita per-
tahankan persatuan tersebut.
12
SEJARAH Kelas XI Program Bahasa
Sumber: ken.dedes.tripod.com
Gambar 1.9 Patung Ken Dedes
b. Kehidupan Sosial Budaya
Salah satu kebesaran Kerajaan Sriwijaya adalah kedudukannya sebagai pusat pendidikan pengembangan agama Buddha di
kawasan Asia Tenggara. Kedudukan ini memengaruhi kehidupan sosial masyarakatnya. Bahkan, menurut I-Tshing pada abad VIII
M di Kerajaan Sriwijaya telah terdapat 1.000 orang pendeta yang belajar di bawah bimbingan Sakyakirti.
Menurut prasasti Nalanda, banyak pemuda-pemudi dari Kerajaan Sriwijaya yang pergi ke India untuk belajar agama
Buddha. Perhatian raja terhadap perkembangan agama Buddha juga besar, terlihat dengan pemberian sebidang tanah yang hendak
dipergunakan sebagai asrama pelajar. Bahkan, Balaputradewa mempunyai hubungan erat dengan raja Dewa Paladewa dari
India.
c. Kehidupan Ekonomi