mekanisme kantor pusat Porsea yang tidak sistematis dalam mengatur pembayaran upah.
4. Biaya informasi yang tinggi disebabkan oleh biaya pendirian badan usaha. yaitu berkisar antara Rp.800.000 hingga Rp.1.700.000.
5. Biaya transaksi yang dikeluarkan mitra, baik itu mitra dengan omzet kecil Rp.50.000.000 dan mitra dengan omzet besar Rp.50.000.000 relatif
sama yaitu rata-rata Rp. 3.424.520.
B. Saran
1. Perusahaan perlu memperhatikan meninjau kembali persyaratan- persyaratan yang diajukan untuk menjadi mitra, khususnya bagi mitra
fellingstacking yang memiliki omzet kecil Rp. 50.000.000,00 tidak
harus berbadan hukum.
2. Perlu dilakukan pelatihan kepada mitra dalam hal pembuatan invoice, dan
menerapkan peraturan malakukan invoice sendiri.
3. Perusahaan perlu menata ulang mekanisme pembayaran agar lebih
sistematis dan tidak berbelit-belit, sehingga pembayaran tidak terlambat.
4. Pihak perusahaan perlu mengambil tindakan tegas bagi mitra yang
melakukan pelanggaran yang telah dilakukan
5. Perlu dilakukan perbaikan infrastruktur jalan agar kayu tidak terlalu lama
diangkut keluar sehingga tidak merugikan mitra.
6. Perlu dilakukan rapat rutin antara PT. TPL, Tbk. dengan mitra usaha
untuk membahas kinerja mitra agar semakin baik.
7. Perlu dibentuk serikat kerja mitra usaha PT. TPL, Tbk. agar mitra dan perusahaan dapat berunding bersama apabila ada perubahan-perubahan
yang akan dilakukan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Conway, S. 1976. Logging Practices. Miller Freeman Publication, Inc. new York, USA
FWIGFW.2001. Potret Keadaan Hutan Indonesia. Bogor, Indonesia: Forest Watch Indonesia dan Washington D.C: Global Forest Watch
Kartodiharjo, H. 1998. Peningkatan kinerja pengusahaan hutan alam produksi melalui kebijaksanaan penataan institus
i [Disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Program Pascasarjana.
Nugroho, B. 2001. Proyek Kehutanan : Analisis Biaya. Bogor : IPB Press.
. 2003a. Kajian institusi pelibatan usaha kecil menengah iIndustri pemanenan hutan untuk mendukung pengelolaan hutan produksi
lestari [Disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Program Pasca
Sarjana Fakultas Kehutanan. . 2003b. Industri pemanenan hutan : Peluang bagi pelaku usaha kecil
menengah yang perlu mendapat perhatian . Majalah Kehutanan
Indonesia. Edisi I : 17-18 Priyono, B.M, 2004. Biaya transaksi dan pengaruhnya dalam pengeloaan hutan
alam produksi lestari [Tesis]. Bogor : Institut Pertanian Bogor,
Program Pasca Sarjana Fakultas Kehutanan. Saraswati, D. 2003. Dampak pelaksanaan kemitraan terhadap pendapatan petani
mitra [Tesis]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Program Pasca Sarjana
Fakultas Kehutanan. Steel, R.G.D.1989. Prinsip dan prosedur statistika: suatu pendekatan biometric.
Jakarta:Gramedia Simanjuntak, G.T.P 2005. Analisis Kemitraan antara Usaha Kecil- Menengah
UKM Industri Pemanenan Kayu Hutan IPH dengan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri HPHTI PT. Toba Pulp
Lestari Tbk, Porsea Sumatera Utara [Skripsi]. Bogor : Institut
Pertanian Bogor, Program Sarjana Fakultas Kehutanan. Suprapto, R.S. 1979. Pemanenan hasil hutan. Bogor : Fakultas kehutanan IPB.
Yanuarsyah, I. 2003. Analisis pola kemitraan antar pembalak tradisional dengan
hak pengusahaan hutan tanaman industri PT. Musi Hutan Persada Sumatera Selatan
[Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Program Sarjana Fakultas Kehutanan.