3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam pengembangan model pendugaan banjir dan kekeringan di DAS Separi, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur didasarkan
pada beberapa tahapan, yaitu : 1 pengumpulan data, 2 analisis data yang meliputi : a pengembangan model pendugaan banjir penentuan parameter
model, pengembangan model pendugaan banjir, dan pengujian model, dan b pengujian model kekeringan, 3 uji akurasi model banjir, dan 4
penerapansimulasi model banjir Gambar 7. Untuk pengembangan model pendugaan banjir di DAS Separi dan untuk
mengetahui pengaruh karakteristik fisik tanah khususnya kelas tekstur tanah terhadap karakteristik unit hidrograf debit, maka dilakukan pengamatan pada
tiga Sub DAS yang dipengaruhi oleh kelas tekstur tanah, yaitu : tekstur tanah pasir, lempung, dan liat. Selanjutnya dari hasil pengukuran curah hujan dan
debit air per 6 menit, serta laju infiltrasi pada tiga Sub DAS tersebut akan digunakan untuk membuat model pendugaan banjir di DAS Separi.
3.2.1. Pengumpulan Data
Untuk mendukung pengembangan model pendugaan banjir dan kekeringan berdasarkan Gambar 7, maka ada beberapa jenis dan metode
pengumpulan data. Jenis dan metode pengumpulan data primer maupun sekunder pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Untuk mengetahui pengaruh karakteristik tanah terhadap respon hidrologis karakteristik unit hidrograf, maka dilakukan pemasangan alat AWLR
Automatic Water Level Recorder pada tiga Sub DAS Separi. Penentuan ketiga Sub DAS Separi tersebut didasarkan pada kelas tekstur tanah, yakni : 1 Sub
DAS Separi 1 DAS Usup merupakan Sub DAS yang didominasi oleh tanah bertekstur liat pasir 21, debu 39, dan liat 40, 2 Sub DAS Separi 2 DAS
23
Soyi merupakan Sub DAS yang didominasi oleh tanah bertekstur pasir pasir 83, debu 7, dan liat 10, dan 3 Sub DAS Separi 3 DAS Badin merupakan
Sub DAS yang didominasi oleh tanah bertekstur lempung pasir 5, debu 57, dan liat 38. Selain itu untuk meningkatkan tingkat homogenitas data curah
hujan, maka dilakukan pemasangan alat penakar hujan semi-otomatis di tengah DAS Separi.
Pengumpulan Data
Sekunder dan Primer
Karakteristik Iklim : Hujan, Suhu, Kelembaban, Radiasi
Matahari, dan Kecepatan Angin Karakteristik Tanah, Topografi,
Tutupan Lahan, DEM, NDVI, dan Kerapatan Jaringan Drainase
Model Banjir Potensi Sumberdaya Air
Parameter Model Banjir dan Kekeringan : Episode hujan, Intersepsi tanaman, Infiltrasi tanah, ETP, ETA, Neraca Air
Lahan, Kerapatan jaringan hidrologi, Pemisahan hidrograf, dan LAI
Banjir Kekeringan
Fungsi Produksi Air Neraca Air
Lahan Fungsi Transfer Air
Simulasi Model Uji akurasi Model
Model Kekeringan
Citra Satelit
Gambar 7. Diagram alir tahapan penelitian
24
Tabel 1. Jenis dan metode pengumpulan data pada pengembangan model pendugaan banjir dan kekeringan di DAS Separi
No. Jenis Data
Metode Pengumpulan Data
Sumber A. Data Sekunder
1. Karakteristik tanah
stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran partikel
tanah, ruang pori total, bobot isi tanah, kadar air
tanah, kedalaman efektif tanah, dan kadar C organik
Analisis Laboratorium
PUSLITTANAK, 1994
2. Peta Tanah Skala 1:50.000
Survey Tanah PUSLITTANAK,
1994 3. Peta Jenis Penggunaan
Lahan Digitasi Peta Rupa-
bumi Skala 1:50.000 BAKOSURTANAL,
1991 4. Peta Kerapatan Jaringan
Drai-nasehidrologi Analisis dengan DEM
SRTM LAPAN, 2005
5. Peta TutupanPenggunaan
La-han Analisis Citra
Landsat 11-02-1998 dan 10-09-2005
LAPAN, 2005 6.
NDVI, LAI, Wetness Index, dan Temperatur Permukaan
Lahan Analisis Citra Land-
sat 03-04-2002, 21- 05-2002, 08-07-
2002, dan 10-09- 2002
LAPAN, 2006
7. 8. Curah hujan harian dan
Lamanya hujan Stasiun Pengamat
Iklim BPTP Kaltim, 2006
9. Tinggi muka air TMA
AWLR BPTP Kaltim, 2006
10. ETo Evapotransipasi
acuan Penman-Monteith
BPTP Kaltim, 2006 11.
Kurva debit lengkung Tidak
langsung Current Meter dan
Langsung Metode V-Notch
Pada masing- masing outlet
B. Data Primer 1.
Infiltrasi Tanah Pengukuran Lapang Pada 3 Sub DAS
dan masing-masing respon hidrologis
2. Tinggi muka air TMA di 3
lokasi AWLR Pada
masing- masing Sub DAS
sesuai kelas tekstur tanah pasir,
lempung, dan liat
3. Curah hujan
Penakar hujan semi- otomatis
Di tengah DAS Separi
Keterangan : NDVI = Normalized Difference Vegetation Index dan LAI = Leaf Area Index
25
Teknik pengambilan contoh untuk penentuan infiltrasi tanah dan kadar air tanah awal pada penelitian ini dilakukan dengan sengaja
purposive sampling pada 3 Sub DAS Separi dan masing-masing respon hidrologis yang merupakan
hasil kombinasi atau tumpang tepat antara peta tanah karakteristik fisik tanah dan peta tutupan lahan, serta distribusi hujan yang berbeda.
Untuk mengkonversi data tinggi muka air TMA menjadi debit aliran pada DAS Separi dihitung berdasarkan persamaan kurva lengkung debit di AWLR
Separi BPTP Kalimantan Timur, 2005 dan persamaannya adalah sebagai berikut :
………………………………………………1
4874 ,
1 Maks
H H
10,599 Q
− =
Q adalah debit aliran m
3
per detik, H
Maks
adalah tinggi maksimum antara dasar sungai dengan sensor optik pada alat AWLR m, dan H adalah tinggi muka air
hasil pembacaan dari alat AWLR m. Untuk mengkonversi data tinggi muka air TMA menjadi debit aliran pada
Sub DAS Soyi, Sub DAS Badin, dan Sub DAS Usup dihitung berdasarkan metode bendung
weir tipe V-Notch Kraattz dan Mahajan, 1982 dan persamaannya adalah sebagai berikut :
02832 ,
2 tan
28 ,
4
2 5
k h
C Q
+ =
θ
…………………………….2 Q adalah debit aliran m
3
per detik, C adalah koefisien debit, θ adalah sudut
bendung digunakan θ = 60
, h adalah tinggi muka air dari dasar sudut bendung m, dan k adalah faktor koreksi tinggi.
……3
2 6
10 10393334
, 6
63 0008744669
, 607165052
, θ
θ
−
+ −
= C
...….
4
θ θ
θ 10
062 ,
1 10
298 ,
3 0003395
, 01449
,
8 2
6 −
−
− +
− =
k
26
3.2.2. Analisis Data 3.2.2.1. Metode Penentuan Parameter Masukan dan Sistem DAS