Mahe, et al. 2005 menyatakan bahwa akibat alih fungsi penggunaan lahan
hutan menjadi non hutan dari 43 pada tahun 1965 menjadi 13 pada tahun 1995 di DAS Nakambe, Burkina-Faso berdampak negatif terhadap menurunnya
kapasitas tanah memegang air 33-62, sehingga berdampak lanjutan terhadap meningkatnya volume aliran permukaan
runoff sebesar 60. Selain itu, hasil penelitian Mahe,
et al. 2005 juga menunjukkan bahwa dampak negatif akibat alih fungsi penggunaan lahan hutan menjadi non hutan adalah penurunan jumlah
curah hujan tahunan sebesar 20. Tabel 13. Kejadian-kejadian banjir dengan curah hujan mingguan 7 hari di DAS
Separi selama tahun 1998 – 2005 No.
Waktu Curah Hujan 7 Hari
TMA Debit
Keterangan Sebelum Kejadian
mm m
m
3
detik 1
27-Jun-98 128,00
tad tad
Banjir 2
9-Jan-02 119,65
3,73 75,07
Banjir 3
17-Jun-02 84,06
2,97 53,40
- 4
22-Nov-02 99,59
2,51 41,61
- 5
7-Jan-03 76,58
2,93 52,34
- 6
30-Mar-03 59,84
2,11 32,20
- 7
15-May-03 84,98
3,51 68,46
- 8
15-Oct-03 108,38
3,69 73,87
Banjir 9
23-Jan-04 99,74
3,51 68,49
- 10
14-Mar-04 105,63
3,66 72,86
Banjir 11
24-Nov-04 54,37
3,26 61,44
- 12
26-Dec-04 64,06
3,33 63,41
- 13
7-Jan-05 58,73
3,11 57,31
- 14
25-Apr-05 11,81
3,55 69,83
- 15
14-May-05 15,44
3,54 69,51
- 16
22-Oct-05 160,56
3,74 75,52
Banjir 17
20-Dec-05 104,06
3,66 73,01
Banjir 18
3-May-06 107,58
3,76 75,94
Banjir Keterangan : tad = tidak ada data belum dipasang alat AWLR
5.3. Pengaruh Karakteristik Tanah Terhadap Laju Infiltrasi Tanah
Untuk mengetahui pengaruh karakteristik tanah tekstur, bobot isi, berat jenis, kadar air, stabilitas agregat, dan C organik tanah terhadap laju infiltrasi
tanah, maka dilakukan pengamatan laju infiltrasi tanah pada setiap Sub DAS
70
Separi Sub DAS Separi-Usup, Sub DAS Separi-Soyi, Sub DAS Separi-Badin dan jenis penggunaan lahan dengan menggunakan ring ganda infiltrometer.
Pada kelas tekstur tanah lempung L-3 dengan jenis penggunaan lahan adalah palawija jagung, yang mana persen pasir, debu, dan liat yang masing-masing
23; 32; dan 45, bobot isi tanah 1,26 gcm
3
, kadar air pada kondisi lapang 21, dan kadar bahan organik 1,86 Tabel Lampiran 2 memiliki laju infiltrasi
awal fo, laju infiltrasi pada saat konstan, dan konstanta yang masing-masing adalah 3,41 mmmenit; 0,75 mmmenit; dan 0,27 per menit Tabel 14 dan
Gambar 23a. Pada kelas tekstur tanah lempung L-6 dengan jenis penggunaan lahan semak belukar alang alang, yang mana persen pasir, debu, dan liat yang
masing-masing adalah 23; 34; dan 43, bobot isi tanah 1,28 gcm
3
, kadar air pada kondisi lapang 27, dan kadar bahan organik 1,69 Tabel Lampiran 2
memiliki laju infiltrasi awal fo, laju infiltrasi pada saat konstan, dan konstanta yang masing-masing adalah 2,70 mmmenit; 0,36 mmmenit; dan 0,29 per menit
Tabel 14 dan Gambar 23b. Tabel 14. Nilai laju infiltrasi awal fo, laju infiltrasi pada saat konstan atau jenuh
fc, dan konstanta penjenuhan k untuk masing-masing jenis penggunaan lahan pada masing-masing Sub DAS Separi
Jenis Penggunaan fo
fc k
Luas Lahan
mmmenit mmmenit
Ha Semak Belukar
3,86 0,50
0,11 154,23
KebunLadang 6,71
0,53 0,21
14,87 Semak Belukar
3,25 0,61
0,15 92,01
KebunLadang 5,29
0,61 0,24
33,42 Semak Belukar
2,70 0,36
0,29 28,86
KebunLadang 3,41
0,75 0,27
19,93 Sub DAS Separi-Badin
Sub DAS Separi-Soyi Sub DAS Separi-Usup
Berdasarkan Gambar 23, laju infiltrasi awal fo, laju infiltrasi pada saat konstan fc, dan konstanta pada jenis penggunaan lahan palawija jagung memiliki nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju infiltrasi pada jenis penggunaan lahan
71
semak belukar alang alang. Pengaruh dari bobot isi tanah yang lebih rendah dan tingginya bahan organik tanah pada jenis penggunaan lahan palawija
jagung dibandingkan pada jenis penggunaan lahan semak belukar alang alang berpengaruh terhadap meningkatnya laju infiltrasi tanah. Hal ini didukung
dari hasil penelitian Yanrilla 2001, bahwa pengaruh karakteristik tanah bobot isi, struktur, dan bahan organik tanah berpengaruh terhadap kapasitas infiltrasi
tanah, yang mana pada jenis penggunaan lahan pertanian jagung memeiliki kapasitas infiltrasi tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis
penggunaan lahan alang-alang, karena jenis penggunaan lahan pertanian jagung memiliki kandungan bahan organik lebih tinggi dan bobot isi tanah lebih
rendah dibandingkan jenis penggunaan lahan alang-alang. Pada kelas tekstur tanah pasir L-1 dengan jenis penggunaan lahan
adalah palawija jagung, dimana persen pasir, debu, dan liat yang masing- masing adalah 56; 28; dan 16, bobot isi tanah 1,20 gcm
3
, kadar air pada kondisi lapang 22, dan kadar bahan organik 2,37 Tabel Lampiran 2 memiliki
laju infiltrasi awal fo, laju infiltrasi pada saat konstan, dan konstanta yang masing-masing adalah 5,29 mmmenit; 0,61 mmmenit; dan 0,24 per menit
Tabel 14 dan Gambar 24a. Pada kelas tekstur tanah pasir L-2 dengan jenis penggunaan lahan semak belukar Pahitan atau Centrosema, dimana persen
pasir, debu, dan liat yang masing-masing adalah 53; 16; dan 31, bobot isi tanah 1,28 gcm
3
, kadar air pada kondisi lapang 23, dan kadar bahan organik 2,55 Tabel Lampiran 2 memiliki laju infiltrasi awal fo, laju infiltrasi pada saat
konstan, dan konstanta yang masing-masing adalah 3,25 mmmenit; 0,61 mmmenit; dan 0,15 per menit Tabel 14 dan Gambar 24b. Berdasarkan Gambar
24, laju infiltrasi awal fo, laju infiltrasi pada saat konstan fc, dan konstanta pada jenis penggunaan lahan palawija jagung memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan laju infiltrasi pada jenis penggunaan lahan semak belukar
72
Pahitan atau Centrosema. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya bahan organik tanah dan rendahnya bobot isi tanah pada jenis penggunaan lahan palawija
jagung dibandingkan pada jenis penggunaan lahan semak belukar Pahitan atau Centrosema berpengaruh terhadap meningkatnya laju infiltrasi tanah.
B. Sem ak Belukar Alang alang Nash = 26
1 2
3 4
5 6
7
20 40
60 80
100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 WAKTU m enit
IN F
ILT R
A S
I mm
me ni
t Inf Pengukuran
Inf Sim ulasi A. Lahan Pertanian Jagung
Nash = 11
1 2
3 4
5 6
7
20 40
60 80
100 120
WAKTU m enit IN
FI LTR
A S
I m
m m
e ni
t Inf Pengukuran
Inf Sim ulasi
Gambar 23. Kurva laju infiltrasi tanah hasil pengukuran dan simulasi pada jenis penggunaan lahan A lahan pertanian jagung dan B semak
belukar alang alang di Sub DAS Separi-Badin
Pada kelas tekstur tanah liat L-4 dengan jenis penggunaan lahan adalah semak belukar Pahitan atau Centrosema, dimana persen pasir, debu, dan liat
yang masing-masing adalah 39; 22; dan 39, bobot isi tanah 1,37 gcm
3
,
73