4.3. Topografi
Topografi merupakan perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah yang termasuk di dalamnya adalah perbedaan kecuraman dan bentuk lereng.
Gambaran kondisi topografi suatu DAS sangat penting dalam kaitannya dengan laju aliran permukaan dan erosi. Kondisi topografi DAS Separi dengan luas
233,66 km
2
23.366,36 Ha dapat digambarkan secara detail berdasarkan empat bagian daerah transek, yaitu : 1 bagian daerah transek 1 atau transek yang
dilakukan secara horisontal di bagian hulu dari DAS Separi, 2 bagian daerah transek 2 atau transek yang dilakukan secara horisontal di bagian tengah dari
DAS Separi, 3 bagian daerah transek 3 atau transek yang dilakukan secara horisontal di bagian hilir dari DAS Separi, dan 4 bagian daerah transek 4 atau
transek yang dilakukan secara vertikal dari hulu sampai hilir dari DAS Separi Gambar 14.
Berdasarkan Gambar 14, kondisi topografi di DAS Separi secara umum pada bagian tengah DAS mulai bagian hulu sampai hilir adalah dataran sampai
bergelombang dengan bentuk lahan landform bukit-bukit kecil dan pola perbukitan, serta dibatasi oleh punggung-punggung bukit yang curam.
Kelerengan pada daerah dataran adalah 0-3 dan daerah bergelombang 3-12. Peta kelerengan DAS Separi disajikan pada Gambar 15. Kondisi topografi DAS
yang banyak didominasi oleh dataran pada bagian tengah menunjukkan bahwa sebenarnya kejadian banjir di bagian hilir dari DAS Separi tidak dipengaruhi oleh
faktor topografi, tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti : alih fungsi penggunaan lahan dan menurunnya kapasitas tampung badan sungai akibat
erosi dan sedimentasi. Dampak negatif alih fungsi penggunaan lahan adalah menurunnya kapasitas tanah dalam memegang air, sehingga berdampak
lanjutan terhadap meningkatnya aliran permukaan tanah banjir pada musim
48
penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Hal ini didukung dari hasil penelitian Mahe, et al. 2005, bahwa akibat alih fungsi penggunaan lahan hutan
menjadi non hutan dari 43 pada tahun 1965 menjadi 13 pada tahun 1995 di DAS Nakambe, Burkina-Faso berdampak negatif terhadap menurunnya
kapasitas tanah memegang air 33-62, sehingga berdampak lanjutan terhadap meningkatnya volume aliran permukaan runoff sebesar 60. Selain itu, hasil
penelitian Mahe, et al. 2005 juga menunjukkan bahwa dampak negatif akibat alih fungsi penggunaan lahan hutan menjadi non hutan adalah penurunan jumlah
curah hujan tahunan sebesar 20.
Transek 1 Transek 2
Transek 3 Transek 4
U
Transek 1 Transek 2
Transek 3 Transek 4
Transek 1 Transek 2
Transek 3 Transek 4
U Outlet
Gambar 14. Bentuk lahan DAS Separi, Kutai Kartanegara, Kalimanatan Timur
49
Gambar 15. Peta kelerengan DAS Separi, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
4.4. Tanah