Distribusi Partikel Warna Uji Kinerja Mesin Pembubuk Kopi Tipe Disk Mill pada Berbagai Ukuran dan Tingkat Penyangraian Biji Kopi

Kehilangan putaran yang terjadi di dalam sistem transmisi puli dan sabuk karet V dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya permukaan sabuk karet V sudah halus, dan sabuk karet V tidak terkait erat dengan puli Widyotomo Mulato, 2004. Semakin kecil nilai slip yang dihasilkan dari sistem transmisi maka penerusan daya dari tenaga penggerak ke unit pembubuk lebih efisien. Hasil analisis regresi linier dari kurva sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.18 sebagai diperoleh persamaan y=2.3074x + 337.22, yaitu hubungan antara kecepatan putar motor penggerak sebagai sumbu x, dan putaran unit pembubuk sebagai sumbu y dengan nilai koefisien determinasi r 2 sebesar 99.98. Secara teoritis, jika putaran poros motor penggerak adalah 2247 rpm maka putaran poros unit pembubuk adalah 5617.5 rpm. Beradsarkan persamaan kurva pada Gambar 4.17, dengan putaran poros tenaga penggerak 2247 rpm didapatkan putaran poros aktual unit pembubuk 5522 rpm. Dengan demikian, efisiensi sistem transmisi pada saat kondisi tanpa beban adalah 98.3, sehingga slip yang terjadi sebesar 1.7 .

C. SIFAT FISIK BUBUK KOPI

1. Distribusi Partikel

10 20 30 40 50 60 100 140 200 230 230 mesh di st ri bu si be ra t pa rt ik el tingkat sangrai ringan tingkat sangrai sedang tingkat sangrai gelap Gambar 4.19. Sebaran ukuran partikel bubuk kopi hasil pembubukan mesin pembubuk tipe disk-mill. Analisis saringan penting dilakukan untuk menentukan pengaruh penggilingan terhadap perubahan distribusi berat dan ukuran partikel bubuk kopi. Berat partikel yang tertahan di mesh 100 pada bubuk kopi hasil penyangraian ringan sebesar 43.9, bubuk kopi hasil penyangraian sedang sebesar 41.62, dan bubuk kopi hasil penyangraian gelap sebesar 37.02. Butiran kopi yang tertahan di saringan 100 mesh berukuran lebih besar dari 0.15 mm. Partikel yang berukuran di bawah mesh 230 pada bubuk kopi hasil penyangraian ringan sebesar 51.62, bubuk kopi hasil penyangraian sedang sebesar 53.27, dan bubuk kopi hasil penyangraian gelap sebesar 56.52. Persentase terbesar pada setiap jenis bubuk kopi adalah partikel berukuran dibawah 230 mesh. Berarti butiran kopi kebanyakan berukuran lebih kecil dari 0.063mm. Sivetz Desrosier 1979 menjelaskan bahwa hasil pembubukan pembubuk tipe disk mill seringkali berukuran ekstrim halus, mendekati tepung. Butiran kopi yang halus berukuran 0.38 mm. Perbandingan ketiga jenis bubuk menunjukkan bahwa bubuk kopi hasil penyangraian gelap merupakan bubuk terhalus dengan partikel berukuran di bawah 230 mesh sebesar 56.52. Untuk penyangraian ringan dan penyangraian sedang sebesar 51.62 dan 53.27. Sivetz Desrosier 1979 menjelaskan kopi penyangraian gelap akan selalu menghasilkan bubuk kopi yang lebih halus daripada kopi sangrai ringan.

2. Warna

Tabel 4.1. Perbedaan kecerahan kopi sangrai dan kopi bubuk No Ukuran biji Tingkat sangrai Kopi sangrai Kopi bubuk 1 ringan 20 31 2 sedang 16 26 3 Sangat kecil gelap 12 18 4 ringan 22 32 5 sedang 15 25 6 Kecil gelap 11 17 7 ringan 21 31 8 sedang 15 24 9 Sedang gelap 11 17 Tingkat kecerahan pada bubuk kopi menunjukkan nilai yang lebih tinggi daripada biji kopi sangrai. Warna pada permukaan biji kopi sangrai adalah warna tergelap dari seluruh bagian biji kopi. Warna daging biji kopi sangrai lebih cerah daripada permukaannya. Permukaan biji kopi adalah bagian yang mendapatkan intensitas panas paling tinggi, sehingga ketika dihaluskan menjadi bubuk, warna bubuk menjadi lebih cerah daripada warna biji kopi sangrai. Menurut Sivetz 1963, warna permukaan kopi sangrai kurang baik untuk menunjukkan derajad sangrai. Permukaan biji bisa menunjukkan warna yang lebih gelap daripada warna bagian dalam biji kopi. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada biji kopi hasil penyangraian ringan perubahan tingkat kecerahan mencapai 10 derajat. Kecerahan biji sangrai adalah 20-22 dan kecerahan bubuk adalah 31-32. Perubahan tingkat kecerahan pada biji kopi hasil penyangraian sedang juga mencapai 10 derajat. Perubahan 6 derajat kecerahan terjadi biji kopi hasil penyangraian gelap. Keseragaman warna daging dan permukaan biji kopi hasil penyangraian gelap lebih tinggi daripada biji kopi sangrai ringan dan sedang.

3. Densitas Kamba