Tabel 2.2. Basis perhitungan skala usaha pengolahan kopi bubuk secara kelompok Mulato, 2003
Parameter produksi Nilai
Produksi kopi bubuk, tonbulan 3.75
Konvesi kopi beras ke bubuk kopi, 75
Kebutuhan biji kopi beras, tonbulan 5
Produktivitas kebun, tonhatahun 0.8
Luasan kebun per satuan koperasi, ha 75
Tabel 2.3. Kebutuhan mesin sangrai dan mesin pembubuk biji kopi Mulato, 2003
Basis perhitungan Nilai
Kapasitas sangrai, kgbatch 25.00
Waktu sangrai per batch, menit 30.00
Kapasitas sangrai per jam, kg 60.00
Hari kerja per bulan, hari 25.00
Lama operasi sangrai per hari, jamhari 4.00
Konversi biji kopi berasbiji kopi sangrai, 85
Produksi kopi sangrai per hari, kg 170
Kebutuhan mesin sangrai, buah 1.00
Konversi biji kopi sangraikopi bubuk, 88.25
Produksi kopi bubuk per hari, kg 150
Kapasitas mesin pembubuk, kgjam 30.00
Kebutuhan mesin pembubuk, buah 1.00
Lama operasi mesin pembubuk, jamhari 5.00
2. Sarana Penunjang
Tabel 2.4. Jenis dan jumlah sarana penunjang proses produksi kopi bubuk Mulato, 2003
Sarana Penunjang Jumlah
Peralatan kantor dan telekomunikasi, paket 1
Bak penyimpan biji kopi beras 25 kg, buah 10
Bak penyimpan biji kopi sangrai 25 kg, buah 8
Bak penyimpan bubuk kopi 25 kg,buah 6
Alat pengemas, buah 2
Alat penanda, buah 2
Alat laboeratorium, paket 1
Alat bengkel sederhana, paket 1
Sepeda motor, buah 1
Generator listrik, 10 kVA, unit 1
Tangki minyak kapasitas 1000 liter, unit 1
Tangki air kapasitas 40 m
3
dan pompa, unit 1
Gerobak dorong, buah 5
Selain peralatan pokok, proses produksi biji kopi beras dan kopi bubuk memerlukan sarana penunjang untuk kelancaran operasionalnya Tabel 2.4. Alat
tersebut antara lain untuk proses pengemasan , sarana laboratorium untuk uji kualitas bahan baku dan mutu kopi bubuk, dan sarana penunjang lain seperti
generator listrik sebagai sumber listrik tambahan saat sumber listrik PLN padam dan sarana angkut bahan baku dan bahan jadi serta sebuah sepeda untuk keperluan
tugas luar.
3. Bahan Pembantu
Bahan pembantu utama yang digunakan adalah kemasan. Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan aroma dan cita rasa kopi bubuk
selama diangkut, didistribusikan ke konsumen dan selama dijajakan di toko, di pasar tradisional dan di pasar swalayan dan selama disimpan oleh pemakai. Jika
tidak dikemas secara baik, kesegaran aroma dan citarasa kopi bubuk akan berkurang secara signifikan setelah satu atau dua minggu .
Tabel 2.5. Jenis dan jumlah kemasan biji kopi dan kopi bubuk Mulato, 2003 Jenis kemasan
I II
III Untuk biji kopi:
Jenis kemasan Sak plastik
Kapasitas per kemasan, kg 40
Kebutuhan, buah 1 500
Untuk kopi bubuk: Jenis kemasan
Aluminium Plastik
Plastik Kapasitas per kemasan, kg
250 100
50 Kebutuhan, lembar
36 000 90 000
540 000 Kemasan kardus:
Isi bersih, kg 10
10 10
Kebutuhan, buah 1 800
1 800 5 400
Beberapa jenis kemasan yang umum adalah plastik transparan, aluminium foil, metal, dan gelas, masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan dari aspek daya simpan, kepraktisan penggunaan dan harga. Selain keawetan, tampilan kemasan juga harus mampu menarik perhatian pembeli kopi
bubuk. Hal ini penting terutama untuk konsumen dari golongan “packaging appearance minded
”. Rancangan gambar, warna, dan tulisan harus dicetak dengan
jelas di permukaan agar kemasan menarik pembeli dan tampil beda dengan produk-produk sejenis yang telah beredar di pasaran.
Untuk mempermudah pemasaran dan distribusi ke konsumen, kemasan- kemasan kopi bubuk dalam jumlah tertentu dikemas lagi di dalam kardus karton.
Kardus diberi label nama perusahaan, merek dagang, jenis mutu, ukuran kemasan, bentuk kemasan, dan label produksi yang jelas. Sebelum dipasarkan, kemasan-
kemasan kardus disimpan di dalam gudang dengan sanitasi, penerangan, dan ventilasi yang cukup. Kebutuhan kemasan dan pengepak disajikan pada Tabel 2.5.
4. Lahan dan Bangunan