Efisiensi Uji Kinerja Mesin Pembubuk Kopi Tipe Disk Mill pada Berbagai Ukuran dan Tingkat Penyangraian Biji Kopi

sedikit, membutuhkan kerja yang lebih berat untuk menghaluskan biji penyangraian ringan. Setiap kilogram kopi sangrai hasil penyangraian ringan dapat dihaluskan dengan menghabiskan bensin sebanyak 20 ml untuk biji ukuran sangat kecil, 23 ml untuk biji ukran kecil, dan 28 ml untuk biji ukuran sedang. Pembubukan kopi sangrai hasil penyangraian gelap membutuhkan bensin 31 mlkg untuk biji ukuran sangat kecil, 28 mlkg untuk biji ukuran kecil dan sedang. Pencapaian yang rendah ini mungkin disebabkan karena kapasitas biji penyangraian gelap yang rendah. Minimnya biji penyangraian gelap yang lolos dari bukaan hopper akibat minyak di permukaan biji menyebabkan sedikitnya biji kopi sangrai yang tergerus di ruang pembubukan. Kerja mesin yang telah menghabiskan bahan bakar tidak termanfaatkan dengan optimal. Biji ukuran sangat kecil lebih mudah digiling daripada biji ukuran kecil dan sedang seperti terlihat pada Gambar 4.16. Pembubukan biji kopi sangrai ukuran sangat kecil membutuhkan bensin yang lebih sedikit dibandingkan biji kopi sangrai ukuran kecil dan sedang. Selain itu, pembubukan biji ukuran kecil lebih mudah daripada biji ukuran sedang. Ukuran biji yang lebih kecil juga memudahkan dalam proses pembubukan. Ukuran biji yang lebih kecil dapat mengurangi beban mesin untuk menghaluskan biji menjadi butiran yang lebih kecil lagi.

4. Efisiensi

Mesin pembubuk kopi tipe disk mill menggunakan sistem penerusan daya puli dan sabuk karet V dari sumber tenaga penggerak ke unit pembubuk. Untuk menekan kehilangan putaran atau slip selama proses penerusan daya berlangsung maka digunakan sistem penegang sabuk karet Widyotomo et al., 2004. Efisiensi penerusan daya akan semakian efisien jika slip yang terjadi di sistem transmisi rendah. Puli tenaga penggerak memiliki ukuran diameter 200 mm, dan putaran diteruskan ke puli utama unit pengupas yang memiliki ukuran diameter 80 mm. Secara teoritis, jika putaran poros tenaga penggerak 2234 rpm maka putaran yang diperoleh di poros unit pembubuk sebesar 5585 rpm. Hasil analisis regresi linier dari kurva sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.17 diperoleh persamaan y= 2.1869x+ 645.69, yaitu hubungan antara kecepatan putar motor penggerak sebagai sumbu x, dan putaran unit pengupas sebagai sumbu y dengan nilai koefisien determinasi r 2 sebesar 93.81. Berdasarkan persamaan tersebut maka pada kecepatan putar poros tenaga penggerak sebesar 2234 akan diperoleh kecepatan aktual unit pengupas sebesar 5531 rpm. Selisih putaran tersebut dapat terjadi karena adanya slip antara puli dan sabuk karet V pada saat berputar. Efisiensi sistem transmisi sebesar 99, sehingga slip yang terjadi antara puli dan sabuk karet V sebesar 1. y = 2.1869x + 645.69 R 2 = 0.9381 5350 5400 5450 5500 5550 5600 5650 2170 2180 2190 2200 2210 2220 2230 2240 2250 2260 227 putaran penggerak rpm put a ra n pe m bubu k rpm Gambar 4.17. Hubungan antara putaran poros tenaga penggerak dan putaran unit pembubuk. y = 2.3074x + 337.22 R 2 = 0.9998 5100 5200 5300 5400 5500 5600 5700 5800 5900 2100 2150 2200 2250 2300 2350 2400 putaran penggerak rpm pu tar an p e m b u b u k rp m Gambar 4.18. Hubungan antara putaran poros tenaga penggerak dan putaran unit pembubuk tanpa beban. Kehilangan putaran yang terjadi di dalam sistem transmisi puli dan sabuk karet V dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya permukaan sabuk karet V sudah halus, dan sabuk karet V tidak terkait erat dengan puli Widyotomo Mulato, 2004. Semakin kecil nilai slip yang dihasilkan dari sistem transmisi maka penerusan daya dari tenaga penggerak ke unit pembubuk lebih efisien. Hasil analisis regresi linier dari kurva sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.18 sebagai diperoleh persamaan y=2.3074x + 337.22, yaitu hubungan antara kecepatan putar motor penggerak sebagai sumbu x, dan putaran unit pembubuk sebagai sumbu y dengan nilai koefisien determinasi r 2 sebesar 99.98. Secara teoritis, jika putaran poros motor penggerak adalah 2247 rpm maka putaran poros unit pembubuk adalah 5617.5 rpm. Beradsarkan persamaan kurva pada Gambar 4.17, dengan putaran poros tenaga penggerak 2247 rpm didapatkan putaran poros aktual unit pembubuk 5522 rpm. Dengan demikian, efisiensi sistem transmisi pada saat kondisi tanpa beban adalah 98.3, sehingga slip yang terjadi sebesar 1.7 .

C. SIFAT FISIK BUBUK KOPI

1. Distribusi Partikel