sebagian besar 79.12 bubuk kopi akan mempunyai ukuran antara 0.074- 0.09mm. Ukuran ayakan 200 mesh. Gaya pukul impact dan geser shear dari
rotor mesin pembubuk telah mengubah bentuk fisik biji kopi yang semula oval menjadi butiran kopi yang sangat halus Widyotomo Mulato, 2000.
Pada dasarnya semain halus bubuk kopi, semakin cepat diperoleh hasil seduhan kopinya. Pilihan kasar halusnya bubuk kopi berkaitan pula dengan
dengan cara penyeduhan kopi yang digemari masyarakat. Di pabrik-pabrik dipergunakan alat-alat pembubuk kopi yang bekerja secara masinal dan dengan
kapasitas-kapasitas besar. Pabrik-pabrik ini menghasilkan blends dari campuran- campuran biji-biji kopi dari berbagai negara, juga dari berbagai cara
penyangraiannya, untuk menghasilkan citarasa-citarasa khas yang digemari konsumen Siswoputranto, 1993.
Beberapa jenis alat pembubuk yang dikenal antara lain Sivetz Desrosier, 1979:
1. Mortar and Pestle Penumbuk dan lumpang
Peralatan ini masih dipergunakan di beberapa daerah sebagai peralatan dasar untuk menghaluskan biji kopi sangrai menjadi bubuk. Negara muslim masih
banyak menggunakan jenis pembubuk ini. Hasil pembubukan sangat baik.
2. Burr-Mill
Burr-mill biasa dipakai untuk menggiling biji-bijian dan masih banyak
dipakai oleh industri-industri di daerah terbelakang di dunia. Sebuah batu berbentuk bundar yang lebar dengan permukaan bergerigi berputar berhadapan
dengan batu bundar yang sama dengan posisi diam. Biji-bijian diumpankan melaui lubang di bagian tengah batu yang diam, yang kemudian mengalami
pengecilan ukuran. Biji-bijian tersebut menjadi butiran-butiran kecil agar dapat keluar dari ruang penghalusan. Mekanisme penghalusan terjadi dengan adanya
gaya gesek antara permukaan biji kopi sangrai dengan permukaan piringan dan sesama biji kopi sangrai. Sekarang ini, batu diganti dengan piringan besi tuang
bergerigi.
3. LePage Cut
Pembubuk ini terdiri dua gulungan pemotong. Salah satu gulungan mempunyai pisau pemotong yang berjajar melintang, dan lainnya mempunyai
pisau pemotong yang membujur. Kedua gulungan akan menjepit dan menghancurkan biji kopi. Pengecilan ukuran lebih efisien dibandingkan tipe
piringan. Hasil pembubukan lebih seragam ukurannya, suhu lebih rendah, dan kerja gulungan lebih ringan.
Gambar 2.3. Detail pembubuk LePage Cut Sivetz Desrosier, 1979.
4. Gump Grinder
Untuk memenuhi permintaan hasil pembubukan yang lebih halus, ditambahkan gulungan dan penghancur, menyebabkan tiga proses pengecilan
ukuran bertingkat. Kemudian, sepasang gulungan ditambahkan. Biji kopi akan melalui dua penghancur dan dua penghalus atau empat prose pengecilan ukuran
bertingkat. Gambar 2.4 menunjukkan struktur Gump Grinder dimana terdapat tiga proses peretakan dan satu set gulungan pembubuk. Satu set gulungan pembubuk
selanjutnya diperlukan dalam pembubukan komersil untuk kopi kemasan vakum dengan bubuk kopi yang halus.
Gambar 2.4. Bagian dari Gump grinder Sivetz Desrosier, 1979.
F. ANALISIS USAHA 1.
Kebutuhan Alat dan Mesin
Kapasitas alat dan mesin dirancang dengan basis produksi kopi bubuk seperti disajikan pada Tabel 2.2, sedangkan jenis dan jumlahnya disajikan pada
Tabel 2.3.
Tabel 2.2. Basis perhitungan skala usaha pengolahan kopi bubuk secara kelompok Mulato, 2003
Parameter produksi Nilai
Produksi kopi bubuk, tonbulan 3.75
Konvesi kopi beras ke bubuk kopi, 75
Kebutuhan biji kopi beras, tonbulan 5
Produktivitas kebun, tonhatahun 0.8
Luasan kebun per satuan koperasi, ha 75
Tabel 2.3. Kebutuhan mesin sangrai dan mesin pembubuk biji kopi Mulato, 2003
Basis perhitungan Nilai
Kapasitas sangrai, kgbatch 25.00
Waktu sangrai per batch, menit 30.00
Kapasitas sangrai per jam, kg 60.00
Hari kerja per bulan, hari 25.00
Lama operasi sangrai per hari, jamhari 4.00
Konversi biji kopi berasbiji kopi sangrai, 85
Produksi kopi sangrai per hari, kg 170
Kebutuhan mesin sangrai, buah 1.00
Konversi biji kopi sangraikopi bubuk, 88.25
Produksi kopi bubuk per hari, kg 150
Kapasitas mesin pembubuk, kgjam 30.00
Kebutuhan mesin pembubuk, buah 1.00
Lama operasi mesin pembubuk, jamhari 5.00
2. Sarana Penunjang