9. Pelatihan Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program-
program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis, vakasional dan profesional. Perhatian
sebaiknya meliputi tentang topik pariwisata berkelanjutan, manajemen perhotelan serta topik-topik lain yang relevan.
10. Promosi Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi penggunaan
lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter lanskap, sense of place, dan identitas masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan dan penggunaan lahan
tersebut seharusnya bertujuan untuk mewujudkan pengalaman wisata yang berkualitas yang memberikan kepuasan bagi pengunjung.
D. Kaitan antara Pariwisata dan Stakeholders
Dalam pelaksanaan pengelolaan kegiatan pariwisata terdapat berbagai pemangku kepentingan atau stakeholders. Masing- masing stakeholders ini
memiliki peranan masing- masing yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan pariwisata di suatu daerah, stakeholders ini juga memiliki arti penting dalam
menentukan identitas regional di daerahnya. Stakeholders ini sangatlah beragam, namun untuk menyederhanakannya, Persatua n Bangsa-Bangsa PBB dalam suatu
konferensinya, United Nations Conference on Environment Development yang dilaksanakan pada tahun 1992 di Brazil, telah menghasilkan suatu deklarasi yang
dikenal sebagai Agenda 21, dan membagi stakeholders kedalam sembilan grup besar, yaitu wanita, pemuda dan anak-anak, masyarakat tradisional dan
komunitasnya, lembaga swadaya masyarakat LSM, pemerintah lokal, pekerja dan serikat perdagangan, masyarakat bisnis dan industri, komunitas sains dan
teknologi, serta petani. Lebih jauh lagi, agenda 21 menekankan pentingnya peranserta para
stakeholder dalam pembangunan berkelanjutan, seperti yang tercantum dalam paragraf 23.2, chapter 23, Section III
berikut:
One of the fundamental prerequisites for the achievement of sustainable development is broad public participation in decision-
making. Furthermore, in the more specific context of environment
and development, the need for new forms of participation has emerged. This includes the need of individuals, groups and
organizations to participate in environmental impact assessment procedures and to know about and participate in decisions,
particularly those which potentially affect the communities in which they live and work. Individuals, groups and organizations should
have access to information relevant to environment and development held by national authorities, including information on products and
activities that have or are likely to have a significant impact on the environment, and information on environmental protection measures
Pengembangan pariwisata menjadi suatu interaksi yang kompleks antara para pelakunya. Pada umumnya pengembangan pariwisata diarahkan oleh sektor
swasta, namun pembangunan dan pengembangan fasilitas sangat bergantung pada alokasi strategis sumberdaya yang dilakukan oleh agen-agen multi atau bilateral
melalui persetujuan-persetujuan dengan pemerintah lokal dan nasional. Para stakeholder yang lain pun memiliki andil yang sama pentingnya, namun
kontribusi aktualnya bergantung pada kemampuan untuk mempengaruhi para pemain inti. Manajemen pariwisata efektif yang bertujuan untuk melestarikan
keanekaragaman hayati dan mengurangi kemiskinan membutuhkan kerjasama antara stakeholder dengan para pengambil keputusan yang terlibat. Para
stakeholder ini termasuk di dalamnya pemerintah lokal dan nasional, masyarakat lokal, sektor swasta, serta organisasi pendana yang bekerjasama dengan
komunitas masyarakat. Pengembangan sektor publik, sektor swasta, dan komunitas masyarakat sangat penting untuk pengembangan pariwisata, sama
halnya dengan dengan semua aspek dari pengembangan yang berkelanjutan Christ, 2003, dalam Abikusno, 2005.
E. Identitas Regional