8. Anggang lalu atah jatuah, artinya ditempat kejadian seseorang terlihat sedang
berada di situ.
9. Kecondongan mato urang banyak , artinya seseorang yang menarik perhatian
orang dengan berubah kehidupannya secara mendadak.
10. Bajua murah-murah, artinya didapati seseorang menjual suatu benda dengan
harga murah, seola h-olah bukan miliknya.
11. Jalan bagageh-gageh, artinya ditemukan seseorang yang tergesa- gesa seolah-
oleah sedang ketakutan
12. Dibao pikek,dibaok langau, artinya didapati seseorang hilir mudik di suatu
tempat tanpa diketahui maksudnya. Dalam penyelesaian suatu perkara berdasarkan hukum adat maka sistem
kebijakan yang digunakan adalah : 1. Dicari jo bicaro, artinya mencari perdamaian dua belah pihak yang
bersengketa. 2. Dicari jo hukum, artunya jika perdamaian tidak tercapai maka diselesaikan
menurut undang- undang yang berlaku. 3. Dicari jo alua nan patuik, artinya apabila seorang pelaku kejahatan telah
divonis, maka berat ringannya vonis tersebut dipertimbangkan berdasarkan kemampuan terdakwa.
4. Dicari jo sakato, artinya keputusan yang diambil harus dilaksanakan bersama- sama.
B.11. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang ada di Kabupaten Tanah Datar saat ini sama dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Sumatera Barat yaitu sistem dengan
pemerintahan terkecilnya berupa nagari bukan desa. Hal ini diberlakukan semenjak adanya otonomi daerah. Undang-undang adat mengatakan bahwa nagari
merupakan persekutuan hukum adat yang mempunyai sistem masyarakat yang “seadat nan salimbago” yang artinya satu adat dan satu lembaga.
Pada awalnya masyarakat Kabupaten Tanah Datar memiliki sistem pemerintahan sendiri yang diatur oleh adat yaitu sistem pemerintahan nagari.
Akan tetapi semenjak diberlakukannya UU No.51979 yaitu tentang penyamaan
sistem pemerintahan dimana setiap daerah menjalankan sistem pemerintahan desa, maka terjadi sedikit perubahan dalam tatanan pemerintahan. Keberadaan tokoh-
tokoh adat kurang diperhitungkan. Dahulu nagari dibentuk atas beberapa dasar adat yaitu
Nagari bapaga undang-undang Nagari berpagar undang-undang
Kampuang bapaga jo pusako Kampung berpagar pusaka
Babalai-bamusajik Mempunyai kantor dan mesjid
Basuku-banagari Mempunyai suku dan nagari
Bakorong-bakampuang Mempunyai rumah dan kampung
Bahuma- babendang mempunyai pengaturan keamanan
dan penerangan informasi Balabuah-batapian
Mempunyai jalan dan bertepian Basawah-baladang
mempunyai sawah dan ladang Bahalaman-bapamedanan
memiliki halaman dan alun-alun Bapandam-bapakuburan
mempunyai makam dan Pekuburan 1.
Babalai Bamusajik maksudnya adalah suatu nagari harus mempunyai balai balairung tempat melaksanakan roda pemerintahan sedangkan bamusajik
adalah memiliki pusat peribadatan dari seluruh penduduk nagari. 2.
Basuku-banagari maksudnya adalah bahwa suatu nagari harus memiliki kelompok masyarakat yang dinamakan suku, setiap naga ri minimal memiliki
empat suku. Banagari maksudnya adalah bahwa setiap penduduk yang ada di suatu nagari jelas asal- usulnya apalagi kalau penduduk tersebut pindah
dari nagari yang satu ke nagari yang lain. 3.
Bakorong bakampuang maksudnya adalah setiap nagari memiliki wilayah kediaman yang mempunyai batas-batas tetentu. Batas-batas tersebut
biasanya dibatasi langsung oleh alam seperti adanya parit, pohon besar dan yang lainnya.
4. Bahuma babendang maksudnya adalah bahwa suatu nagari harus memiliki
peraturan keamanan dari gangguan yang datang dari luar, selain itu juga harus memiliki pengaturan informasi resmi, misalnya musim turun ke
sawah, gotoroyong dan lain sebagainya. 5.
Balabuah batapian maksudnya Balabuah adalah suatu nagari harus memiliki jalan sebagai lalulintas perdagangan penduduk nagari.batapian
adalah suatu nagari harus memiliki tempat mandi atau tepian mandi seperti sungai, pancuran dan lainnya.
6. Basawah baladang maksudnya suatu nagari harus memiliki usaha
pengaturan tentang sistem pertanian serta harta benda yang menjadi sumber kehidupan seperti ladang.
7. Bahalaman bapamedanan maksudnya setiap rumah memiliki halaman untuk
melakukan interaksi antar sesama warga dalam satu nagari khususnya anak- anak. Sedangkan pamedanan adalah suatu area yang berbentuk lapangan
yang dijadikan sebagai tempat untuk upacara adat. 8.
Bapandam Bapakuburan, maksudnya adalah sebuah nagari harus memiliki makam untuk menguburkan penduduk yang sudah meninggal.
Tanpa adanya syarat-syarat adat tersebut nagari belum bisa dibentuk, oleh karena hal itulah disebut nagari salingkuang adat. Sebelum sentralisasi tiap-tiap
nagari sudah memiliki syarat adat tersebut. Perubahan sistem nagari menjadi sistem desa pada dekade 1980an menyebabkan terjadinya perubahan sosial
dimasyarakat dalam semua bidang. Sekarang, walaupun sudah tiga tahun berakhirnya pemerintahan desa dan kembali lagi ke pemerintahan nagari, namun
itu belum cukup untuk merubah pola masyarakat yang telah lama menjalankan pemerintahan desa. Butuh waktu yang lama untuk merubah segalanya agar
kembali ke bentuk pemerintahan nagari yang utuh sebelum adanya sentralisasi. Syarat-syarat di atas saat ini sudah jarang diperhatikan, misalnya saja
keberadaan masjid yang ada di suatu nagari sudah banyak, sudah jarang sekali tapian mandi karena setiap rumah sudah memiliki kamar mandi sendiri-sendiri.
Penggunaan lahan untuk membangun atribut-atribut nagari sudah diatur sedemikian rupa oleh nenek moyang orang Minangkabau. Seperti, untuk membuat
areal persawahan sebaiknya di tempat yang lereng nan lereng jadikan sawah, hal ini sebenarnya akan memudahkan dalam hal irigasi dan pembagian air sawah.
Nan data dibangun rumah hal ini bertujuan untuk melindungi penduduk dari bahaya tanah longsor, jadi tidak ada anjuran dari para leluhur untuk membangun
rumah di daerah lereng karena sangat berbahaya. Begitu juga dengan pembangunan mesjid, balai dan pamedanan sebaiknya dibangun di pusat nagari
sehingga memudahkan penduduk untuk menjangkaunya. Dari 16 atribut di atas ada yang masih relevan sampai sekarang, masih
dipakai dan membudaya di masyarakat. Akan tetapi banyak juga yang tidak sesuai
dengan penempatan yang seharusnya sehingga tidak di pakai dan tidak membudaya lagi di masyarakat. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh adanya
perubahan sistem nagari menjadi desa, sehingga banyak orang tidak memahaminya. Namun dengan adanya program kembali ke nagari semenjak 2003
masyarakat sudah mulai lagi mempelajari dan memahami kondisi nagari walaupun masih jauh dari yang semestinya.
Gambar 14. Contoh aturan penggunaan lahan land use di Minangkabau : a Sawah di tempat yang landai dan b Rumah di tempat yang datar.
Nagari- nagari yang ada di Kabupaten Tanah Datar memiliki aturan sendiri dalam pengelolaan nagarinya. Setiap nagari memiliki seorang pemimpin yang
dinamakan wali nagari. Organisasi kenagarian yang mengatur jalannya pemerintahan nagari adalah Kerapatan Adat Nagari KAN sebagai badan
eksekutif dan Badan Perwakilan Anak Nagari BPAN berfungsi sebagai badan legislatif.
Pada lembaga adat orang-orang yang berperan penting antara lain adalah niniak mamak, cadiak pandai, alim ulama yang ketiganya bisa disebut dengan
tungku tigo sajarangan, tali tigo sapilin. Satu sama lain saling melengkapi karena masing- masing orang berfungsi pada bidangnya masing- masing. Niniak mamak
di bidang adat- istiadat, cadiak pandai di bidang ilmu pengetahuan dan hukum sedangkan alim ulama dalam bidang keagamaan.
B.12. Bahasa
Bahasa dibagi dua yaitu lisan dan tulisan. Bahasa lisan di setiap nagari memiliki perbedaan tersendiri baik logat maupun dialek. Tambo adalah karya
a b
satra khas Minangkabau, penggunaan gaya bahasa dalam tambo sangat komplek. Bahasanya mengandung pengertian yang menembus berbagai dimensi sejarah dan
falsafah yang hidup dimasanya. Tambo pada mulanya merupakan sastra lisan yang ceritanya berkembang dari mulut ke mulut. Bentuk karya sastra lain yang
khas di Minangabau adalah kaba. Cerita-cerita yang diangkat dalam kaba umumnya dari hikayat. Bahasa kaba umumnya mempunyai susunan yang tetap
dan ungkapan-ungkapannyapun tetap terutama dalam mengisahkan suatu peralihan peristiwa, waktu dan suasana.
Untuk karya sastra puisi banyak berbentuk pantun dan pasambahan. Pantun dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu pantun adat, pantun tua, pantun
muda, pantun suka dan pantun duka. Contoh-contoh pantun : a. Pantun adat
Gantang di bodi caniago Gantang di Bodi Caniago
Cupak nan di koto piliang Cupak yang di Koto Piliang
Adat mamakai syarak mangato Adat memakai syarak mengata
Tujuan satu indak basimpang Tujuan satu tidak bersimpang
b. Pantun tua Kok buyuang ka pai mandi
jika engkau pergi mandi Mandilah di tapi lauk
Mandilah di tepi laut Kok indak mandi di pantai
kalau tidak mandi di pantai Elok mandi di hulu-hulu
Bagusnya mandi di hulu-hulu Mandi bakusuak daun pagaran
mandi bergosok daun pagar Kok buyuang mancari kanti
Jika engkau mencari teman Carilah urang patiuk-patuik
carilah orang yang patut-patut Kok indak urang nan pandai
Jika tidak orang yang pandai Elok cari anak panghulu
Bagusnya dicari anak panghulu Urang batunjuak baajaran
Orang terdidik terpelajar c. Pantun Muda
Kalupuak ambiak ka timbo Kelupak ambil ketimba
Panimbo aia nan taganang Penimba iar yang tergenang
Jo kida hapuih aia mato Kiri penghapus air mata
Jo suok jawek kasiah sayang Kanan penyambut kasih sayang
d. Pantun Suka Hilia pidati Batang Gadih
Pedati menyusuri batang gadis Panuah muatan kayu kalek
Penuh muatan buah pala Maliek rancak anak gadih
melihat cantiknya anak gadis Mudo paratian hati pak gaek
Muda Kembali hati pak tua
Gambar 15. Pertunjukan randai di Hawaii e. Pantun duka
Luruih jalan ka Cubadak Lurus jalan ke Cubadak
Basimpang jalan ka kumpulan bersimpang jalan ke kumpulan
Babelok lalu ka palupuah Berbelok lewat Palupuh
Ibarat api mamakan dadak Ibarat api membakar dedak
Di luanyo indak mangasan Di luarnya tidak berkesan
Di dalam hanguih hancua luluah Di dalam hangus hancur luluh
Pasambahan atau petatah petitih merupakan pasambahan adat yang sangat penting kedudukannya dalam upacara-upacara adat. Pasambahan atau petatah
petitih ini sangat banyak mengandung ajaran moral, hukum, undang- undang dan yang lainnya.
B.13. Kesenian
Banyak kesenian tradisional di Kabupaten Tanah Datar yang dapat di jadikan objek wisata yang menarik. Randai dan silat merupakan salah satu
kesenian yang banyak disukai. Randai dimainkan oleh sekelompok orang. Dalam randai terdapat berbagai cabang kesenian seperti seni musik, seni tari, seni drama,
seni sastra dan bela diri. Sedangkan silat dimainkan oleh dua orang. Pada awal mulanya silat merupakan bekal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk
pertahanan dirinya, khususnya bagi mereka yang ingin merantau. Silat tradisional yang terkenal di Kabupaten Tanah Datar adalah Silat Kumango dan Silat Lintau.
Keberadaan dua kesenian ini sudah mulai membudaya kembali saat ini. Sebenarnya silat dan randai sudah go internaional, hal ini dibuktikan adanya
pertunjukan randai di Kennedy Theatre, University of Hawaii at Manoa
By George F. Lee, Star-Bulletin
C. Identitas Regional Menurut Stakeholder