4.4 Pengelompokan komunitas makrozoobenthos dan lingkungan
Pengelompokan komunitas makrozoobenthos berdasarkan kepadatan jenis, sedangkan pengelompokan parameter lingkungan berdasarkan nilai parameter
fisika kimia perairan maupun sedimen. Hasil pengelompokan makrozoobenthos dan parameter lingkungan disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Hasil analisis pengelompokan berdasarkan kepadatan jenis makrozoobenthos a dan parameter lingkungan b di setiap stasiun
pengamatan
Dari hasil analisis pengelompokan Nonmetrik Multi Dimen tional Scaling MDS pada Teluk Jakarta dibagi menjadi 5 kelompok Gambar 8. Pembagian
kelompok makrozoobenthos dengan parameter lingkungan
mempunyai kesamanan. Adanya pengelompokan diduga karena posisi stasiun yang berbeda
sehingga mempengaruhi banyak sedikitnya kegiatan disekitar stasiun tersebut yang mempengaruhi kualitas perairan. Akibatnya ada perbedaan karakteristik
lingkungan perairan dan jenis yang mendominasi pada makrozoobenthos. Kelompok 1 terdiri dari stasiun 7, 8, 9, 11, 12 dan 13 makrozoobenthos yang
terbanyak yaitu dari filum Crustacea yaitu jenis Lucifer sp. dan Mollusca jenis Chione
sp. dengan karakteristik nilai oksigen terlarut, kedalaman dan persen kandungan debu liat tinggi. Hal ini diduga karena jenis Lucifer sp. mempunyai
tingkat toleransi yang rendah, sehingga banyak terdapat pada daerah yang mempunyai karakteristik perairan yang baik.
Kelompok 2 terdiri dari stasiun 1, 2 dan 5 makrozoobenthos tertinggi yaitu dari kelas Polychaeta tipe tabung yaitu jenis Cirratulus sp. dengan karakteristik
diameter butiran sedimen yang besar dan substrat dasar dominan pasir. Hal ini dikarenakan Polychaeta jenis tabung sesuai dengan tipe tekstur yang kasar.
Kelompok 3 adalah stasiun 3 dan 10 jenis Lucifer sp. dari filum Crustacea sangat rendah dengan karakteristik kandungan total padatan tersuspensi dan
kekeruhan yang tinggi. Hal ini diduga kerena Crustacea tidak sesuai dengan perairan yang mempunyai kandungan padatan tersuspensi yang tinggi, karena
dapat mengganggu proses pernafasan. Kelompok 4 terdiri dari stasiun 4 hanya ada je nis Mactra sp. dari filum
Mollusca dan jenis Cirratulus sp. dari kelas Polychaeta dengan karakteristik kandungan oksigen rendah. Hal ini dikarenakan jenis tersebut merupakan jenis
biota yang mempunyai toleransi yang tinggi dan dapat hidup pada perairan tercemar.
Kelompok 5 terdiri dari stasiun 6, makrozoobenthos yang ditemukan kelas Polychaeta dari jenis Cirratulus sp. dengan karakteristik nilai salinitas dan
kandungan oksigen yang rendah. Hal ini dikarenakan karakteristik stasiun yang mempunyai kandungan salinitas yang rendah dan terletak di muara sungai,
sehingga yang dapat bertahan hanya jenis makrozoobenthos yang mempunyai tolerans i tinggi terhadap perubahan salinitas.
Menurut Damar 2003 kolom perairan Teluk Jakarta dikelompokkan ke dalam 3 tingkat kesuburan pera ira n berdasarkan analisis TRIX yaitu 1 Hyper-
eutrofik berada paling dekat dengan daratan, menunjukkan kondisi perairan dengan tingkat kesuburan sangat tinggi, 2 Eutrofik berada pada bagian tengah
teluk di antara hyper-eutrofik dan mesotrofik, menunjukkan kondisi perairan dengan tingkat kesuburan tinggi, 3 Mesotrofik berada pada bagian terluar dari
teluk, merupakan perairan dengan tingkat kesuburan sedang .
Tinggi rendahnya tingkat kesuburan perairan akan berpengaruh terhadap kolom perairan yang
nantinya akan mempengaruhi karakteristik dasar perairan dan menentukan keberadaan hewan benthik suatu perairan karena keberadaannya yang relatif
menetap dan mempunyai distribusi vertikal yang sempit. Berdasarkan zonasi status trofik di Teluk Jakarta, stasiun sampling dapat
dikelompokkan seperti pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Posisi stasiun sampling berdasarkan zona status trofik
Stasiun zonasi status trofik
Keterangan
1
Mulut Muara Angke
2 Mulut Tanjung Priok
3
Tanjung Priok
4 Bagian Timur Teluk
5 Mulut Sungai Marunda
6
Hyper-eutrofik
Sungai Marunda
7 Bagian Timur Teluk
8 Bagian Tengah Teluk
9 Bagian Barat Teluk
10
Eutrofik
Bagian Barat Teluk Budidaya Kerang Hijau
11 Bagian Barat Teluk
12
Bagian Tengah Teluk
13
Mesotrofik
Bagian Timur Teluk
• Zonasi status trofik menurut Damar 2003
Dari hasil pengelompokan dengan menggunakan Nonmetrik MDS, diperoleh hasil bahwa pada stasiun yang termasuk ke dalam zona hyper-eutrofik terbagi
menjadi 4 kelompok. Pada stasiun zona eutrofik dan mesotrofik tergolong menjadi 1 kelompok kecuali stasiun 10. Adanya perbedaan pengelompokan
diduga karena banyak faktor yang mempengaruhi, sehingga proses kolom perairan tidak secepat ke substrat. Hal ini terbukti bahwa makrozoobenthos tidak dapat
membedakan antara zona eutrofik dengan zona mesotrofik. Selain itu terdapat perbedaan parameter yang diamati antara zona status trofik dikolom perairan oleh
Damar 2003 dengan parameter sedimen.
4.5 Korelasi antara makrozoobenthos dengan lingkungan