titrasi metode Winkler inkubasi
dan
H
2
S dengan t
itrasi metode Winkler
dianalisa di laboratorium produktifitas perairan.
3.2.2 Pengambilan contoh sedimen dasar perairan
Peralatan yang digunakan pada saat pengambilan contoh sedimen adalah Ponar Grab
dengan bukaan 16 X 16 cm, ember dan plastik sampel untuk sedimen. Setelah pengambilan sampel air kemudian dilakukan pengambilan
sedimen sebanyak 11 kali menggunakan Ponar Grab dengan bukaan 16 X 16 cm. Pengambilan pertama dilakukan untuk sampel sedimen dan 10 kali lainnya
digunakan untuk sampel makrozoobenthos. Setelah pengambilan sampel kemudian sampel sedimen dimasukkan ke dalam plastik sampel tanpa pengawetan
dan disimpan dalam cool box yang berisi es. Pada saat di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor, sampel dikeringkan terlebih dahulu,
digerus dan disaring sebelum dianalisis. Analisis sedimen meliputi pengukuran fraksi pasir, lumpur dan liat kemudian pengukuran C-organik.
Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran kualitas air dan sedimen dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Parameter fisika, kimia dan biologi serta alatmetode yang digunakan
Parameter Unit
AlatMetode Ket.
Fisika: Suhu
Kedalaman Kecerahan
Kekeruhan Total Suspended Solid
Tipe sedimen
o
C meter
meter NTU
mgl Thermometer
Tali tambang berpemberat Secchi disk
Turbiditimeter Gravimetrik
Saringan bertingkat dan metode pipet In situ
In situ In situ
Lab Lab
Lab
Kimia: Salinitas
pH air Oksigen terlarut DO
BOD H
2
S C-organik sedimen
PSU -
mgl mgl
mgl Refraktometer
pH meter DO meter
Titrasimetode Winkler inkubasi Titrasimetode Winkler
Titrasimetode Walkey -Black In situ
In situ In situ
Lab Lab
Lab
Biologi: Makrozoobenthos
Indm
2
Ponar Grab 16 cm X 16 cm
In situ dan
Lab Keterangan : dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor
3.2.3 Pengambilan contoh dan identifikasi makrozoobenthos
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengambilan contoh makrozoobenthos adalah Ponar Grab, saringan dengan meshsize 0,5 mm
2
, ember, plastik sampel untuk makrozoobenthos, formalin 4 dan rose bengal. Sampel
makrozoobenthos diambil dari dasar perairan setelah pengambilan sedimen menggunakan Ponar Grab dengan bukaan 16 X 16 cm sebanyak 10 kali tiap
stasiun, kemudian diletakkan diember dan dilakukan penyaringan menggunakan saringan meshsize 0,5 mm
2
sampai makrozoobenthos dan serasah bersih dari substrat. Makrozoobenthos dan serasah yang telah bersih disimpan dalam plastik
sampel kemudian diawetkan dengan formalin 4 dan diberi pewarna dengan larutan rose bengal.
Setelah pengawetan makrozoobenthos dan serasah, kemudian sampel dibawa ke laboratorium untuk dilakukan penyortiran untuk memisahkan antara
serasah dan organisme. Pensortiran dilakukan dengan cara memindahkan sampel makrozoobenthos dan serasah dari plastik ke nampan berukuran panjang 30 cm
dan lebar 24 cm. Setelah itu sampel di lakukan pensor tiran dengan menggunakan pinset, serasah dibuang dan biota disimpan di botol film dengan larutan alkohol
70. Pada saat pensortiran dilakukan pemisahan botol film antara biota yang mempunyai cangkang dengan biota yang tidak mempunyai cangkang. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi kerusakan tubuh biota oleh cangkang biota lain. Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan menggunakan mikroskop stereo untuk
Mollusca dan mikroskop listrik untuk biota lainnya agar memudahkan dalam identifikasi. Kemudian dilakukan perhitungan jumlah individu dari setiap unit
sistematik yang ditemukan. Buku identifikasi yang digunakan adalah : Abbot 1974, Dance 1977, Gosner 1971, Higgins dan Hjalmar 1988 di
Laboratorium Biologi basah LIPI Ancol dan di Laboratorium Biomikro I FPIK- IPB Bogor .
3.3 Analisis data