12
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 LANDASAN TEORI
Untuk memberikan gambaran mengenai teori-teori yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini maka diuraikan mengenai tinjauan olahraga
tenis, teknik dasar permainan tenis, metode latihan drive dan analisa kelebihan dan kelemahan latihan diumpan terus menerus dan latihan diumpan bergantian.
2.1.1 Olahraga Tenis
Tenis adalah permaian olahraga dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olahraga yang juga disebut lawn tennis ini, raket dipukulkan ke bola
sambut menyambut oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan ke seberang jaring yang sengaja disebing lapangan empat persegi panjang. Semula
sekitar abad ke-16, tenis dimainkan di Italia, Perancis dan Inggris, ketika lapangan mainnya dibangun di balik dinding-dinding istana kerajaan.
Lapangan tenis berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 23,77 m dan lebar 8,23 m. lapangan dibagi ditengah oleh sebuah jaring yang tergantung
pada tali atau kabel metal dengan diameter maksimum 0,8 cm, ujung-ujungnya ditambahkan atau dilewatkan di atas puncak dua buah tiang yang berbentuk empat
persegi dengan sisi tidak melebihi 15 cm atau berbentuk bundar dengan diameter 15 cm Direktorat Keolahragaan, 1995 : 9.
12
13
Penguasaan teknik dasar dan teknik-teknik pukulan yang baik merupakan salah satu landasan yang sangat penting agar dapat meningkatkan prestasi dalam
bermain tenis. Untuk dapat bermain tenis dengan baik dan berprestasi optimal, seorang pemain harus menguasai teknik dasar dan teknik berbagai jenis pukulan
yang ada disamping harus mempunyai kemampuan fisik yang tepat dan mental bertanding yang kuat Harsono, 1988 : 100.
2.1.2 Tenik Dasar Permainan Tenis
Bermain tenis yang baik dan benar, teknik dasar dalam bermain harus dikuasai oleh pemain. Menurut Bey Magethi 1990 : 31 apapun tingkatan
permainan pemain, ada beberapa prinsip dasar yang dikuasai dalam bermain tenis. Teknik pukulan yang bagus didasarkan pada memukul pada tempat dan waktu
yang tepat. Tetapi yang penting harus berada dalam keseimbangan yang baik, bergerak dengan arah yang baik ke arah bola, dan mengerti dimana bola dan raket
akan bertemu dan membuat titik pertemuan titik kontak sehingga dapat menghasilkan pukulan yang keras dan terarah.
2.1.2.1 Teknik Pegangan atau Grip
Menurut Bey Magethi 1990 : 42 ada tiga macam pengangan atau grip yaitu eastern grip, western grip dan continental grip. Yudoprasetio 1981 : 13
juga berpendapat sama, ada tiga cara memegang raket atau grip yaitu eastern grip,
14
continental grip dan western grip. Sebagian besar dari pemain-pemain tenis di dunia memegang raketnya dengan eastern grip. Memegang raket dengan eastern
grip adalah cara memegang yang wajar, raket sebenarnya merupakan lanjutan dari lengan dan pengganti tangan pemain.
2.1.2.1.1 Teknik Pegangan Eastern Teknik pegangan eastern menurut Lardner 1996 : 35 adalah bahwa
forehand harus mengunakan model timur atau eastern grip. Cara memegang eastern menurut Bey Magethi 1990 : 42-43 pegang raket pada lehernya dengan
tangan kiri tangan yang tidak digunakan untuk memukul, tempatkan telapak tangan yang digunakan untuk bermain di belakang pegangan dan jari-jari
ditempatkan melingkari pegangan raket, rasanya seperti seolah-olah berjabat tangan dengan pegangan raket. Genggaman ini akan memberi kekokohan dan
posisi telapak tangan di belakang pegangan raket akan memberi kekuatan yang lebih dalam melakukan pukulan.
Eastern grip diperoleh dengan memegang leher throat dari raket dengan tangan kiri dan merentangkannya ke depan badan anda dengan pangkal gagang ke
jurusan anda. Permukaan raket harus membentuk sudut siku-siku dengan tanah. Pegangan raket dengan tangan kanan, sehingga ruas belakang dari ibu jari berada
di bagian atas dari raket, sekitar 18 inci sebelah kiri dari pertengahannya. Ini berarti, bahwa bentuk huruf V antara telunjuk dan ibu jari berada pada bagian
atas dari bidang rata pegangan. Telapak tangan harus dekat pada bidang yang rata
15
dari gagang itu. Seumpama kita “berjabat tangan” dengan raket itu Scharff, 1981 : 26.
Gambar 1 Pegangan Eastern Sumber : Scharff 1981 : 25
2.1.2.1.2 Teknik Pegangan Continental Menurut Scharff 1981 : 26 pada jenis continental, pegangan itu di putar
sekitar seperdelapan putaran untuk orang biasa arah lawan jarum jam, bagi orang kidal arah ge
rak jarum jam.”Continental grip, dengan meletakkan raket pada sisinya kemudian memungutnya” Scharff, 1981 : 27 .
Gambar 2 Pegangan Continental Sumber : Scharff 1981 : 27
16
2.1.2.1.3 Teknik Pengangan Western Cara memegang raket dengan jenis western yang paling mudah adalah
dengan meletakkan raket tertelungkup di atas tanah, lalu pungut dengan cara continental Scharff, 1981 : 28.
Gambar 3 Pegangan western Sumber : Scharff 1981 : 28
2.1.3 Pukulan Dalam Tenis
Menurut Lardner 1996 : 9 beberapa macam pukulan dasar dalam tenis yaitu groundstroke, volley, smash, service, dan lob. Sedangkan menurut
Yudoprasetio 1981 : 43, pukulan-pukulan dalam tenis lapangan digolongkan ke dalam tiga golongan groundstrokes, volley dan overhead stroke. Pendapat lain,
pukulan yang harus dikuasai dalam permainan tenis menurut Scharff 1981 : 24 ada empat jenis pukulan dasar yaitu serve, forehand drive, backhand drive dan
volley. Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis pukulan dasar dalam permainan tenis yaitu groundstroke forehend drive dan backhand
drive , volley, serve, smash dan lob.
17
2.1.4 Pukulan Drive Sesuai pendapat Yudoprasetio 1981 : 59 bahwa pukulan drive adalah
jenis pukulan yang disebut groundstroke, yaitu pukulan yang dilakukan terhadap bola yang sudah menyentuh tanah lapangan. Pukulan drive dibagi menjadi dua
yaitu forehand drive dan backhand drive, forehand drive dilakukan dari sebelah kanan badan dan backhand drive dilakukan dari kiri badan untuk pemain bukan
kidal. 2.1.4.1 Pukulan Forehand Drive
Pukulan forehand drive menurut Scharff 1981 : 24 adalah pukulan yang paling penting bagi seorang pemula. Tujuannya adalah mengembalikan bola pada
sisi badan sebelah raket sebelah kanan bagi orang biasa dan sebelah kiri pada orang yang kidal . Sedangkan menurut Lardner 1996 : 31 forehand merupakan
pukulan stroke yang paling umum dipakai dalam tenis. 2.1.4.1.1 Definisi Forehand Drive
Untuk mengembangkan kemahiran dalam forehand ada prinsip-prinsip yang digunakan yaitu memandang bola dengan cermat, memperkirakan arah bola
dari lawan, mempersiapkan stroke sejak dini, gerak kaki yang tepat, keseimbangan yang kokoh, kepekaan dan konsentrasi Lardner, 1996 : 31.
Menurut Yudoprasetio 1981 : 55 pukulan forehand adalah pukulan yang banyak dilakukan dalam permainan. Pukulan ini digunakan dalam mendekte lawan karena
forehand adalah stroke yang keras dan dapat membuat lawan lari kesana kemari selama rally yang panjang atau lama Lardner, 1996 : 32.
18
2.1.4.1.2 Teknik Pukulan Forehand Drive Teknik pukulan forehand drive melalui tiga tahap yaitu Backswing,
Forwardswing, Followtrough semua tahap sama pentingnya untuk memperoleh pukulan keras dan berirama. Pukulan dari mulai sampai berakhir harus berlaku
dengan lancar dan merupakan koordinasi gerak kaki, badan dan tangan Katili, 1973 : 24. Adapun urutan gerak dari awal hingga akhir tersebut sebagai berikut :
2.1.4.1.2.1 Persiapan drive
Persiapan melakukan teknik pukulan drive yaitu dengan sikap siap harus diambil waktu menunggu bola, menghadap ke net dengan dua kaki mengangkang
santai dan dengan berat badan sama berat pada kedua kaki. Ayunkan leher raket di tangan kiri dan arahkanlah kepalanya ke net, mata harus tertuju pada bola, badan
santai dan lutut agak ditekukkan. Begitu bola menuju anda di sebelah kanan, berputarlah pada kaki kanan, melangkah dengan kaki kiri, sehingga kedua kaki
menjadi sejajar dengan net dan menghadap ke garis kanan atau paling sedikit diagonal dengan net. Pinggul dan bahu anda harus pula berputar setengah
lingkaran ke kanan, sehingga bahu menghadap ke net. Lengan kanan harus lurus dan bergantung pada pundak. Siku harus tetap lurus namun tidak kaku. Kepala
raket harus sama tinggi dengan pergelangan atau sedikit lebih tinggi. Ingat pada saat memukul anda tegak 90 derajat dengan arah kemana hendak membidikkan
bola Scharff, 1981 : 29.
19
Gambar 4 Posisi siap Ready Position Sumber : Scharff 1981 : 30
2.1.4.1.2.2 Ayunan ke belakang Back Swing
Pada saat bola meninggalkan raket pelatih atau lawan, sambil berdiri berputar, mulailah ayunan ke belakang dengan gerakan rata, lurus ke belakang dan
horizontal dari tangan kanan dan pindahkan berat badan berangsur-angsur ke kaki belakang. Gerakan ini harus serentak dan bersamaan dengan laju bola yang
datang. Ketika raket melanjutkan gerakan ke belakang, berat badan harus terus berpindah kaki kanan, lutut membengkok sedikit sementara mata menatap bola
yang datang, kalau ada waktu tariklah sejauh mungkin raket ke belakang. Lengan harus tetap lurus dan hampir sejajar dengan tanah sampai raket mengenai bola.
20
Lengan kiri mempunyai peranan penting dalam ayunan badan untuk keseimbangan dan harus bergerak bebas 1981 : 30.
Gambar 5 Ayunan ke belakang Back Swing Sumber : Scharff 1981 : 30
2.1.4.1.2.3 Ayunan ke depan Forward Swing
Forward swing dimulai saat menghentikan ayunan ke belakang dan memulai gerakan ke depan dengan raket, tergantung pada kecepatan bola yang
datang. Pada waktu akhir rentangan tangan ketika mengayun ke belakang harus pendek sekali jika perkiraan waktunya tepat dan cocok. Kepala raket harus sedikit
di atas pergelangan dan sedikit di bawah tinggi bola sesudah melambung, sehingga pada ayunan depan ia sedikit bergerak baik ke atas ataupun ke bawah.
Lutut sedikit ditekuk dan tangan kiri di depan untuk membantu putaran badan.
21
Begitu memulai ayunan ke depan melangkahlah dengan kaki kiri sambil memiringkan sisi badan ke arah net dan bola yang melayang. Waktu melakukan
ini mulailah memindahkan berat badan dari kaki kanan yang ada di belakang kaki kiri di depan pada waktu yang sama tangan dengan kepala raket vertikal ke tanah
dan masih di atas pergelangan harus direntangkan jauh ke depan sampai gerakan badan dan arah raket serentak. Sewaktu raket mengayun ke depan menemui bola,
kepala raket harus pada ketinggian bola dan rata datar pada saat benturan, tepat pada saat itu raket harus dipegang lebih erat dan terus demikian selama pukulan
bola berlangsung. Selalu usahakan mengenai bola dengan bagian tengah dari raket pada ketinggian pinggang tetapi kalau bola itu ada di bawah pinggang tekuklah
lutut anda sampai setinggi bola. Jika sebaliknya bola itu melambung tinggi mundurlah sedikit dan biarkan bola jatuh setinggi pinggang. Bola itu sedapat
mungkin harus dikenakan pada puncak ketinggiannya antara ujung kaki kiri dan pertengahan pinggang Scharff, 1981 : 31-32.
Gambar 6 Ayunan ke depan forward swing Sumber : Scharff 1981:30
22
2.1.4.1.2.4 Gerak lanjutan follow trough
Waktu melakukan pukulan forehand berat badan berpindah dari kaki kanan ke kaki ke kiri dan raket bergarak menuju bola kemudian membentur bola
sampai gerakan lanjutannya. Dalam gerakan lanjutan ini beratkan badan ke depan ke arah bola, selama itu kaki harus selalu berada di tanah. Keseimbangan dapat
dijaga dengan kaki kanan, lengan kiri dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah. Menekuk lutut sewaktu memindahkan berat badan menyebabkan pukulan menjadi
rata dan dengan demikian tidak menyodok atau mengangkat bola. Gerakan lanjut itu berakhir jika kepala raket terhenti dengan sendirinya dihadapkan bahu sebelah
kiri dan kaki kiri. Kepala raket berakhir setinggi antara pinggang dan bahu, tergantung pada tinggi dan kecepatan bola yang dipukul. Pada bola yang lebih
rendah perlu gerak lanjut yang lebih tinggi supaya bola dapat melampaui net, pada akhir pukulan berat badan harus tetap karena lengan dan raket menarik
badan sebelah kanan kembali ke posisi siap dan tangan kiri berada pada raket lagi Scharff, 1981 : 34.
Gambar 7 Gerak Lanjutan follow trough Sumber : Scharff 1981:30
23
2.1.4.2 Pukulan Backhand Drive Pukulan backhand drive menurut Lardner 1996 : 44 merupakan stroke
pukulan yang lebih alami daripada forehand. Yaitu karena tubuh tidak menghadap sasaran, bila ini dilakukan dengan tepat, lengan bergerak ke depan dan
mengikuti arah bola dengan gerakan yang bebas dan tubuh berayun di belakangnya dengan kekuatan wajar yang amat besar. Sedangkan menurut
Yudoprasrtio 1981 : 64 backhand drive adalah pukulan yang dilakukan terhadap bola yang berada disamping kiri pemain kalau pemain mempergunakan tangan
kanan. 2.1.4.2.1 Definisi Backhand Drive
Pada dasarnya pukulan forehand dan pukulan backhand tidaklah jauh berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada posisi pukulannya saja. Kalau pukulan
forehand drive, pemain memukul dengan bagian depan tangan. Sedangkan pukulan backhand drive, pemain memukul dengan bagian belakang tangan.
Menurut Handono Murthi 2002 : 25, cara back swing dan impact point pukulan backhand drive sama seperti dalam pukulan forehand kecuali follow trough,
karena tidak mungking ditekuk seperti pukulan forehand, jadi secara otomatis berakhir dengan posisi tangan lurus kecuali dua tangan.
2.1.4.2.2 Teknik Pukulan Backhand Drive Seperti halnya dengan pukulan forehand, menurut Rex Lardner 1996 :
47 dalam melakukan pukulan backhand drive, tekniknya adalah sebagai berikut. Pertema-tama, melakukan posisi siap dan memperhatikan pada saat bola lepas
24
dari raket lawan. Lakukan grip backhand sambil bergerak kearah bola, gerakan raket ke belakang dengan tangan kiri pada leher raket. Putar bahu ke kiri ketika
sudah dekat dengan bola, ambil posisi siap untuk melakukan pukulan dengan cara membebankan berat tubuh pada kaki yang di belakang dan melangkahkan kaki ke
arah sideline sebelah kiri. Setelah sudah siap melakukan stroke ini, kaki kanan harus berada kurang lebih 60 cm lebih dekat dengan sideline kiri daripada kaki
kiri. Bahu kanan harus diputar sehingga punggung hampir tepat mengarah pada net, dan berat badan harus lebih ditumpukan pada kaki belakang. Kedua lutut
harus ditekuk. Jika bolanya rendah, maka harus menekuk lutut lebih rendah untuk mencapai bola.
Dengan raket yang dipegang sejajar dengan baseline tangan kanan pada ketinggian sama dengan pinggang, mulailah memutar tubuh ke kanan sambil
melepaskan tangan kiri terhadap raket. Raket ke depan sejajar dengan tanah, tubuh berputar ke depan dan berat beralih ke kaki yang depan, raket diayun memutar,
pemain memukul bola dengan permukaan tegak lurus kira-kira 30 cm di depan pinggang sebelah kanan, dan berayun dengan gerak menyapu, sedikit naik dalam
gerak follow trough yang lurus. Pada akhir follow trough lengan kanan harus benar-benar terlentang. Raket harus benar-benar melewati bahu kanan dan pada
ketinggian yang sama dengan kepala. Topspin dihasilkan secara wajar oleh ayunan lengan dan pergelangan cenderung berputar pada saat raket diayun ke
depan.
25
Gambar 8 Backhand Drive dari posisi siap sampai gerak lanjut Sumber : Brown 2007 : 35
2.1.5 Metode Latihan Drive