SAR. Sebaliknya peningkatan hormon progesteron dianggap berperan dalam mengatur pergantian epitel mukosa mulut.
16
7. Defisiensi Hematologi Penelitian Wray 1975 menyatakan bahwa 17,7 pasien yang mengalami
SAR disebabkan oleh defisiensi hematologi terutama zat besi, vitamin B
12
, dan asam folat. Oleh karena itu, pertimbangan adanya defisiensi hematologi mengharuskan
pasien menjalani pemeriksaan hematologi.
10
8. Berhenti Merokok Penderita SAR biasanya bukan perokok. Prevalensi dan keparahan SAR
pada perokok berat lebih rendah dibandingkan dengan perokok sedang. Beberapa pasien melaporkan bahwa terjadinya SAR setelah berhenti merokok. Penggunaan
tembakau tanpa asap juga terkait dengan prevalensi yang lebih rendah dari SAR. Tablet yang mengandung nikotin juga dikatakan dapat digunakan untuk mengontrol
frekuensi terjadinya SAR.
17
2.1.2 Gambaran Klinis dan Klasifikasi
Ulser dimulai dengan rasa terbakar atau sakit selama 24-48 jam sebelum ulser muncul dan kemudian diikuti dengan eritema. SAR ditandai dengan ulser bulat
dan dangkal. Ulser ditutupi pseudomembran kuning keabu-abuan, berbatas jelas dan dikelilingi eritema halo.
17
1. SAR Tipe Minor SAR tipe minor Mikuliczs apthae merupakan jenis SAR yang paling
sering terjadi dengan prevalensi 75-85. SAR tipe ini memiliki diameter kurang dari 10 mm dan cendurung mengenai daerah yang tidak berkeratin seperti mukosa labial,
bukal, dan dasar mulut.
2,6
Ulser dapat tunggal atau multipel yang biasanya akan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas jaringan parut.
17
Gambar 1. Stomatitis aftosa rekuren tipe minor.
17
2. SAR Tipe Mayor Prevalensi SAR tipe mayor periadenitis mucosa necrotica recurrents atau
Stutton disease terjadi pada 10-15 pada populasi. SAR tipe mayor biasanya terjadi setelah pubertas. Simtom pada tahap prodromal lebih intens dari tipe minor. Diameter
SAR tipe mayor lebih dari 10 mm. SAR tipe mayor biasanya sangat sakit dan sering muncul pada bibir, palatum lunak dan pangkal tenggorokan. SAR tipe mayor terjadi
beberapa minggu hingga bulan. Pasien SAR tipe mayor biasanya disertai dengan gejala-gejala seperti demam karena dehidrasi, disfagia, dan malaise karena asupan
nutrisi yang kurang akibat pasien merasa sakit sewaktu makan dan minum.
17
Gambar 2. Stomatitis aftosa rekuren tipe mayor.
17
3. SAR Tipe Herpetiformis Stomatitis aftosa rekuren tipe herpetiformis paling sedikit dijumpai pada
populasi dengan prevalensi 5-10. Ulser biasanya terdiri dari 5 sampai 100 ulser dengan diameter antara 1-3 mm dengan bentuk kecil, bulat, dan sakit. SAR tipe
herpetiformis terjadi selama 10-14 hari. SAR tipe herpetiformis dapat mengenai
hampir semua mukosa rongga mulut. Simtom yang menyertai biasanya lebih parah dari tipe minor.
17
Gambar 3. Stomatitis aftosa rekuren tipe herpetiformis.
18
2.1.3 Diagnosis