Metode Penelitian .1 Prosedur Pembuatan Gel Kunyit Pengambilan Simplisia Pembuatan Ekstrak Pengolahan dan Analisis Data

6. Carboxy Methyl Cellulose CMC 3.6 Metode Penelitian 3.6.1 Prosedur Pembuatan Gel Kunyit

a. Pengambilan Simplisia

1. Kunyit diseleksi kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan. 2. Kunyit yang telah dicuci ditimbang sebanyak 4 kg dengan alat penimbang dan dicatat berat basahnya. 3. Kunyit dikeringkan dengan menggunakan kertas alas perkamen di dalam lemari pengering dengan suhu 40°C sampai kering. 4. Kunyit yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan blender sampai menjadi serbuk, lalu diletakkan dalam wadah tertutup.

b. Pembuatan Ekstrak

1. Simplisia ditimbang sebanyak 350 gram lalu ditambahkan etanol 70 sebanyak 3 liter untuk perendaman. Kemudian simplisia disimpan dalam wadah tertutup dan didiamkan selama 1 jam pada suhu 25 °C sambil sesekali diaduk dengan menggunakan spatula. 2. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati- hati sambil sesekali ditekan, di bawah perkolator diletakkan kapas yang telah dibasahi etanol dan dilapisi kertas saring, kemudian dituangkan etanol 70 sampai hampir penuh. 3. Perkolator ditutup dengan aluminium foil serta dibiarkan selama 24 jam. 4. Kran perkolator menetes dengan kecepatan 20 tetesmenit 1mlmenit, perkolat ditampung dalam botol. 5. Etanol 70 ditambahkan secukupnya supaya massakunyit tidak kekeringan. 6. Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vaccum rotavapor yang akan memekatkan ekstrak cair untuk mendapatkan ekstrak kental, pada tekanan rendah dengan suhu tidak lebih dari 50°C. 7. Setelah itu sisa air diuapkan dengan menggunakan waterbath hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak dimasukkan dalam botol kaca dan disimpan dalam kulkas.

c. Formulasi Gel Kunyit

Setiap 100 gram basic gel terdiri dari: Formula dasar gel: R= CMC 25 gram Aquades QS ad 1000 gram Cara pembuatan: Taburkan CMC pada air panas 20 kalinya. Kemudian diamkan selama 30 menit. Masukkan dalam mortir, digerus hingga homogen. Tambahkan sisa aquades dan digerus lagi hingga homogen. Formula gel ekstrak kunyit: R= Ekstrak kunyit 35 gram Basic gel QS ad 1000 gram Cara pembuatan: Masukkan ke dalam mortir ekstrak kunyit sebanyak 35 gram. Encerkan dengan beberapa tetes etanol 70. Kemudian digerus dan tambahkan sedikit demi sedikit basic gel sehingga terbentuk massa yang homogen.

3.6.2 Prosedur Pengambilan Data

1. Pengumpulan data dilakukan di RSGM USU. Subjek diperiksa terlebih dahulu SAR. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diberikan lembar penjelasan penelitian dan ditanya kesediaannya berpatisipasi dalam penelitian, apabila subjek bersedia, subjek diminta untuk menandatangani lembar informed consent. 2. Data mengenai kondisi SAR diperoleh melalui pemeriksaan subjektif berupa anamnesis dan pemeriksaan klinis. Peneliti melakukan anamnesis untuk menanyakan tingkat rasa sakit, kemudian mencocokkannya dengan skala yang sudah ditetapkan 0-10, untuk 0 = tidak sakit sama sekali, dan seterusnya sampai 10 = sangat sakit. 3. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinis melihat lokasi, ukuran dan ada tidaknya eritema halo sebelum melakukan pengobatan kemudian dicatat data pada blanko rekam medik. 4. Subjek diberikan gel ekstrak kunyit dengan dosis 3 x sehari selama 3 hari. Subjek diminta untuk berkumur dengan aquades sebelum mengaplikasikan gel ekstrak kunyit. 5. Subjek diberitahu cara mengoleskan gel ekstrak kunyit yaitu dengan mengoleskan selapis tipis menggunakan cotton bud dan diinstruksikan waktu pengolesan gel ekstrak kunyit yaitu setelah sarapan, setelah makan siang dan sebelum tidur. 6. Subjek juga diinstruksikan untuk tidak makan dan minum selama 30 menit sampai 1 jam setelah pengaplikasian gel kunyit untuk memaksimalkan kerja kunyit pada SAR. 7. Pencatatan tanggal pemberian obat kepada subjek dilakukan pada rekam medik penelitian. 8. Subjek diminta untuk hadir setiap hari selama 3 hari berikutnya dan dilakukan anamnesis kembali untuk melihat tingkat rasa sakit, pemeriksaan klinis untuk melihat pada tidaknya pengurangan ukuran dan eritema halo. 9. Pencatatan hasil pengamatan kembali dilakukan pada rekam medik penelitian.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Data disajikan dalam bentuk tabel kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan sistem manual dan komputerisasi. Analisis data statistik pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat adalah analisis yang hanya mempunyai satu variabel penelitian dan bertujuan untuk mendiskripsikan variabel tersebut. Analisis ini dilakukan dengan sistem manual. Variabel univariat pada penelitian ini adalah: 1. Distribusi dan frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin pada pasien SAR tipe minor. 2. Distribusi dan frekuensi sampel berdasarkan usia pada pasien SAR tipe minor. 3. Distribusi dan frekuensi lokasi terjadinya ulser pada pasien SAR tipe minor. 4. Distribusi dan frekuensi eritema halo pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak kunyit pada pasien SAR tipe minor. 5. Rata-rata ukuran ulser pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak kunyit pada pasien SAR tipe minor. 6. Rata-rata skala rasa sakit pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak kunyit pada pasien SAR tipe minor. Variabel bivariat pada penelitian ini adalah: 1. Analisis eritema halo SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak kunyit pada pasien SAR tipe minor menggunakan Friedman Test dan Wilcoxon Signed Ranks Test. 2. Analisis hasil pengukuran SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak kunyit pada pasien SAR tipe minor menggunakan Friedman Test dan Wilcoxon Signed Ranks Test. 3. Analisis hasil skala rasa sakit SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak kunyit pada pasien SAR tipe minor menggunakan Friedman Test dan Wilcoxon Signed Ranks Test. Sebelum melakukan uji tersebut, diperlukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak, maka diperlukan uji normalitas Friedman Test. Analisis ini dilakukan dengan sistem komputerisasi.

3.8 Etika Penelitian