PENGARUH IRADIASI GAMMA DOSIS RENDAH DAN TINGGI

Namun demikian juga terjadi pada warna sebagai parameter mutu. Mexis Kontominas 2009a menyatakan bahwa perlakuan iradiasi dengan dosis sampai 7 kGy pada jambu mede akan menurunkan kecerahan warna dan akan proporsional terhadap kenaikan dosis radiasi yang diterima dan biji kemiri dengan dosis yang sama kecerahan warna dapat dipertahankan Mexis Kontominas 2009b. Tanhindarto et al. 2003 melaporkan bahwa iradiasi sampai dosis 7 kGy pada beras varietas atomita IV menyebabkan nilai whiteness index turun. Lebih lanjut, dosis radiasi pada proses radiasi merupakan kombinasi laju dosis dan waktu iradiasi. Hasil penelitian sebelumnya Tanhindarto et al. 2013a mengindikasikan bahwa laju dosis memberikan efek tingkat kerusakan senyawa antigizi dan perubahan warna kecerahan pada kedelai yang diiradiasi dengan dosis iradiasi yang sama. Pemilihan laju dosis juga berpengaruh terhadap peningkatan kandungan isoflavon kedelai, khususnya daidzein dan genistein bebas Tanhindarto et al. 2013b Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis dari hasil penelitian terdahulu Tanhindarto et al. 2013a yaitu laju dosis lebih tinggi waktu lebih pendek akan lebih efektif menurunkan asam fitat, tetapi lebih sulit menyebabkan perubahan warna. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh iradiasi gamma pada dosis radiasi yang sama tetapi dilakukan dengan berbagai laju dosis, khususnya, terhadap asam fitat dan warna kecerahan. Secara khusus; penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua dosis radiasi yang berbeda pada dosis rendah 4.41 kGy dan dosis tinggi 44.1 kGy dengan berbagai kombinasi laju dosis dan waktu iradiasi. Bahan dan Metoda Penelitian 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kedelai Glycine max L. varietas Mitani diperoleh dari hasil pemuliaan tanaman PATIR, BATAN. Bahan kimia standar asam fitat diperoleh dari Sigma Chemical Co, pereaksi kimia dengan analytical grade dan bahan penunjang lainnya.

2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Iradiator Karet Alam IRKA sebagai sumber radiasi sinar gamma dari radionuklida 60 Co, dengan aktivitas 122.9 kCi. Spektrophotometer UV tipe Spectro UV 2450 Shimadzu, Chromameter 200b Minolta Ltd, sentrifuse IEC Centra 8 Centrifuge, USA, pengaduk magnetik Velp Scientifica tipe Ate, Italy dan alat penunjang lainnya.

3. Persiapan Sampel

Berat sampel kedelai ditimbang masing-masing perlakuan 100 g dan dikemas dengan kantong plastik polietilen ukuran 11 x 8.5 cm. Dilakukan 3 kali ulangan untuk setiap sampel. Pengukuran warna kecerahan tepung kedelai adalah sampel biji kedelai hasil iradiasi digiling, kemudian sampel disaring dengan saringan ukuran 80 mesh.

4. Proses Radiasi

Sampel yang akan diiradiasi diletakkan pada lokasi tertentu pada bidang iradiasi yang sebelumnya telah dikarakterisasi mempunyai laju dosis 1.30; 3.17; 5.71 dan 8.82 kGyjam. Total dosis radiasi yang diterima sampel adalah 4.41 kGy dan 44.1 kGy dengan waktu iradiasi tergantung pada laju dosis yang diaplikasikan. Perlakuan iradiasi untuk setiap sampel dilakukan pada suhu kamar 28 ± 2° C.

5. Analisis asam fitat

Penetapan kandungan asam fitat dilakukan dengan mengikuti metode Bhadari dan Kawabata 2006. Sampel sebanyak 5 g digiling dan ditimbang, lalu diekstrak dengan 100 ml 2.4 HCl. Hasil ekstrak sampel disentrifuse dan disiapkan 3 ml supernatan sampel dan blanko, ditambah 1 ml Wade reagent. Supernatan diukur dengan spektrophotometer pada panjang gelombang 500 nm.

6. Warna

Pengukuran warna biji dan tepung kedelai dilakukan dengan notasi warna skala Hunter L a b ASTM 1991. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini