Isoflavon Deskripsi Kedelai Glycine max L. varietas Mitani

bentuk biji dan olahan kedelai telah dikembangkan dan dilakukan secara cepat dengan metoda HPLC baik isoflavon bebas maupun isoflavon total Ming et al. 2011; Shao et al. 2009; Nakajima et al. 2005; Fiechter et al. 2011. Bentuk konjugat Bentuk aglikon Keterangan: Isoflavon Simbol R1 R2 R3 Genistein Ge H H OH Daidzein De H H H Glycitein Gle H OCH H 3 Genistin Gi C 6 H 5 O H 11 OH Daidzin Di C 6 H 5 O H 11 H Glycitin Gly C 6 H 5 O OCH 11 H 3 Acetyl-Genistin AGi C 6 H 5 O 11 + COCH H 3 OH Acetyl-daidzin ADi C 6 H 5 O 11 + COCH H 3 H Acetyl-glycitin AGly C 6 H 5 O 11 + COCH OCH 3 H 3 Malonyl-Genistin MGi C 6 H 5 O 11 + COCH 2 H COOH OH Malonyl-daidzin MDi C 6 H 5 O 11 + COCH 2 H COOH H Malonyl-glycitin MGly C 6 H 5 O 11 + COCH 2 OCH COOH H 3 Gambar 2.4. Struktur kimia dari jenis-jenis isoflavon dalam bentuk aglikon dan glukosida yang ditemukan pada kedelai Rostagno et al. 2005. Kandungan isoflavon produk olahan kedelai bervariasi dan dipengaruhi bukan saja oleh jenis kultivar kedelai yang digunakan Carrao-Pinizzi Kitamura 1995, tetapi juga oleh proses pengolahannya Kao et al. 2004; Chien et al. 2005; Lee Lee 2009. Tepung kedelai yang dipanaskan suhu 121° C selama 30 menit akan mengalami kenaikan kadar glukosida isoflavon melalui reaksi dekarboksilasi dari bentuk konjugat malonil Aguiar et al. 2012. Niamnuy et al. 2012 telah mempelajari degradasi isoflavon kedelai akibat proses pengeringan inframerah dan kemungkinan reaksi perubahan malonil- β-glukosida dapat Asetil Glukosida Malonil Aglikon membentuk asetil- β-glukosida melalui reaksi dekarboksilasi. Malonil dan asetil-β- glukosida dapat tranformasi membentuk β-glukosida melalui reaksi deesterifikasi. Semua bentuk glukosida akan terhidrolisa menuju aglikon sebagai contoh genistein Gambar 2.5. Senyawa isoflavon banyak dilaporkan memiliki aktivitas biologis sebagai antikarsinogenik, antioksidan, mengurangi resiko penyakit jantung, osteoporosis dan meringankan gejala menopose Fukushima 2001; Oomah Hosseinian 2008; Muchtadi 2010 2012. Gambar 2.5 Struktur kimia dan interkonversi reaksi isoflavon genistein Niamnuy et al. 2012.

2.2 Proses Radiasi pada Bahan Pangan

Iradiasi adalah suatu istilah yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara terukur dan terarah. Jenis iradiasi yang dapat digunakan untuk memproses bahan pangan yaitu radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik ialah radiasi yang menghasilkan foton yang berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilaluinya Arvanitoyannis 2010. Iradiator adalah alat yang digunakan untuk mengiradiasi suatu bahan dengan sumber radiasi. Ada 2 jenis sumber radiasi bahan buatan dari isotop radioaktif yang dapat memenuhi persyaratan untuk penggunaan iradiasi pangan ialah isotop radioaktif 60 Co, 137 Cs. Sumber radiasi dari isotop radioaktif 60 Co dengan energi sinar gamma mempunyai energi sebesar 1.17 MeV dan 1.33 MeV. Radioaktif 60 Adapun gelombang elektromagnetik yang dipancarkan sebagai partikel atau gelombang radiation tergantung dari tingkat energinya. Energi microwave, Co akan meluruh dengan waktu paruh t½ 5.2 tahun dan berlanjut menjadi nonradioaktif yaitu nikel. Diehl 1995; Riganakos 2010. radio, infrared, dan UV mempunyai energi yang lebih rendah yang ditunjukkan dengan nilai panjang gelombang λ yang panjang Wilkinson 1996; Diehl 1995, tersaji pada Gambar 2.6. Dosis radiasi, yaitu energi radiasi yang diserap oleh suatu bahan, dan satuan yang digunakan untuk mengukur paparan radiasi dengan satuan gray Gy. Ketika sejumlah energi yang dipaparkan kepada suatu medium oleh partikel pengion per satuan massa dari bahan yang diiradiasi dinyatakan sebagai dosis serap absorbed dose dan 1 Gray setara dengan 1 Joule energi yang diserap per kilogram kg ba- han yang menerima paparan radiasi pengion. Satuan unit lainnya dapat digunakan yaitu rad yang didefinisikan sebagai 100 ergg Diehl 1995; Cleland 2006. Unit : Gray Gy 1 kGy = 1000 Gy Definisi : 1 Gy = 1 Jkg Konversi : 100 rad = 1 Gy 1 krad = 10 Gy 1 Mrad = 10 kGy Gambar 2.6 Spektrum elektromagnetik Diehl 1995. Dosimetri merupakan metode pengukuran dosis serap absorbsi radiasi terhadap produk dengan teknik pengukuran yang didasarkan pada pengukuran ionisasi yang disebabkan oleh paparan radiasi menggunakan dosimeter. Oleh karena itu, setiap bahan pangan dapat menerima dosis iradiasi secara tepat, melalui pengukuran dosis suatu sistem dosimetri McLaughlin 1989; IAEA 2002; Mehta O’Hara 2006. Pengukuran dosimetri harus dilaksanakan, sesuai dengan standar umum codex untuk pangan yang diiradiasi, seperti untuk setiap pangan baru dan bila dilakukan pengubahan konfigurasi pada kekuatan sumber radiasi, geometri sumber radiasi, serta produk yang akan diiradiasi WHO 1991; Mehta O’Hara 2006; ISO 14470 2011.